visitaaponce.com

Rupiah Melemah terhadap Dolar AS Nantikan Data Inflasi

Rupiah Melemah terhadap Dolar AS Nantikan Data Inflasi
Ilustrasi.(AFP)

NILAI tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta, Selasa (14/5), ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat (AS). Pada akhir perdagangan, kurs rupiah merosot 19 poin atau 0,12% menjadi 16.100 per dolar AS dari sebelumnya yang sebesar 16.081 per dolar AS.

"Para pedagang menunggu rilis data inflasi AS terbaru yang kemungkinan akan menentukan sentimen jangka pendek mengenai potensi penurunan suku bunga," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta. Para analis memperkirakan laporan indeks harga konsumen (CPI) yang penting pada Rabu akan menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 3,6% dari tahun ke tahun yang akan menjadi kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir.

Selain itu, pasar gelisah terhadap Tiongkok setelah pengembang properti besar lain, dalam hal ini Agile Group Holdings Ltd, gagal membayar obligasinya. Gagal bayar tersebut sebagian besar mengimbangi optimisme atas membaiknya inflasi di Tiongkok serta pengumuman Beijing baru-baru ini mengenai rencana penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan.

Baca juga : Inflasi Amerika Serikat masih Tinggi, Rupiah Melemah

Kemerosotan pasar properti yang berkepanjangan telah menjadi titik tekanan utama terhadap perekonomian Tiongkok, meskipun ada upaya berulang kali dari Beijing untuk mendukung sektor ini. Sejumlah kota besar di Tiongkok telah melonggarkan pembatasan pembelian rumah dalam dua pekan terakhir.
  
Di sisi internal, surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya berada di kisaran US$3,5 miliar hingga US$4 miliar. Penyebabnya memperkirakan kinerja baik ekspor maupun impor akan mengalami penurunan pada April 2024.

Surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian di global juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena libur Lebaran. Lebih lanjut, penyusutan surplus juga akan dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$4,47 miliar pada Maret 2024. Surplus tersebut terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$6,51 miliar, tetapi tereduksi oleh defisit sector migas senilai US$2,04 miliar dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level 16.131 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.085 per dolar AS. (Ant/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat