Penurunan Inflasi AS Dorong Penguatan Bitcoin
![Penurunan Inflasi AS Dorong Penguatan Bitcoin](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/15f0c2079adece850621495e2f5eff00.jpg)
PENURUNAN inflasi Amerika Serikat (AS) ternyata memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama Bitcoin (BTC).
Data Trading Economics dan US Bureau of Labor Statistics menunjukkan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) sebesar 3,4 persen, yang menandakan penurunan tekanan inflasi.
Inflasi itu mempengaruhi harga BTC yang berhasil stabil di atas angka US$65
ribu dan sempat menyentuh US$66 ribu setelah mengalami volatilitas sepanjang pekan ini. Per Sabtu (18/5/2024), BTC menyentuh harga US$66.967.
Baca juga : Harga Saham Tergelincir karena Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru
"Ini memperkuat kepercayaan investor terhadap potensi Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan aset yang mampu menawarkan return lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global," ungkap CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu (19/5).
Kenaikan harga BTC juga didukung peningkatan aktivitas perdagangan di kalangan investor ritel dan institusi. Menurut dia, peningkatanfunding rates menunjukkan adanya kenaikan pembelian dengan leverage di banyak bursa ritel. Momentum seperti ini disebut sangat dinantikan oleh para investor setiap bulan.
"Penentuan penurunan atau kenaikan inflasi di Amerika Serikat memiliki dampak signifikan terhadap suku bunga secara global. Dalam konteks ini, investor akan menjadikan tingkat inflasi AS sebagai salah satu acuan utama dalam menentukan instrumen investasi yang paling tepat untuk dipilih," ujar dia.
Oscar mengatakan momen seperti ini penting untuk dimanfaatkan dengan melakukan investasi dengan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) melalui fitur Investasi rutin di Indodaz, karena akan membantu dalam mengatur investasi dan memberikan keuntungan pada momen seperti saat ini.
"Teknik DCA memungkinkan investor untuk membeli kripto secara berkala dengan jumlah yang sama setiap bulannya, sehingga mengurangi risiko dan dampak volatilitas pasar. Ini adalah strategi yang sangat efektif dalam jangka panjang untuk mengakumulasi aset dengan biaya rata-rata yang lebih rendah," ucap Oscar. (Ant/Z-3)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Panama vs Amerika Serikat: Thomas Christiansen Senang Timnya Kalahkan Tuan Rumah Copa America
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Aturan Debat Capres AS: Mikrofon Dimatikan dan tidak ada Penonton Langsung
Bitcoin Lesu Didorong Perubahan Outlook Suku Bunga AS
Bitcoin Lampaui Investasi Warren Buffett
Mengenal DeFi dalam Bitcoin
Yuk Mengenal Analisis On-Chain dalam Investasi Aset Kripto
Bitcoin Dinilai Aset yang Lebih Tahan Gelojak Ekonomi
Mengenal Analisis Teknikal untuk Investasi Kripto
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap