visitaaponce.com

Harga Saham Tergelincir karena Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru

Harga Saham Tergelincir karena Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru
Ilustrasi.(AFP.)

BITCOIN naik mencapai rekor tertinggi baru pada Senin (11/3). Namun, pasar saham sebagian besar turun karena para trader menunggu lebih banyak sinyal mengenai prospek suku bunga Amerika Serikat (AS).

Harga bitcoin mencapai puncaknya pada US$72,385. Mata uang kripto paling populer di dunia ini mendapatkan dukungan lebih lanjut karena aksesibilitas perdagangan lebih besar dan kelemahan dolar.

Harga emas berada di US$2,188.30 per ons pada Senin. Ini mendekati rekor tertinggi US$2,195 yang dicapai pada Jumat.

Baca juga : IHSG Menguat Jelang Rilis Suku Bunga Bank Sentral AS

"Inflasi terus-menerus selama bertahun-tahun dan depresiasi mata uang fiat meningkatkan minat terhadap emas dan bitcoin, yang dipandang oleh banyak orang sebagai penyimpan nilai utama dan lindung nilai yang dapat diandalkan terhadap inflasi," kata Fawad Razaqzada, analis di Forex.com.

Bitcoin juga telah terdongkrak oleh langkah otoritas AS dan sekarang regulator di Inggris yang mengizinkan dana yang diperdagangkan di bursa untuk bitcoin. Ini membuka mata uang kripto tersebut ke kelas baru investor.

"Peluncuran ETF BTC Spot telah mengubah struktur pasar, memberikan institusi titik masuk yang nyaman, aman, dan teregulasi ke pasar aset digital," kata Matteo Greco, analis di Fineqia International. "Lembaga keuangan besar sekarang secara aktif terlibat dalam memegang dan memperdagangkan BTC."

Baca juga : Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah

Sementara itu, seluruh indeks ekuitas utama AS melemah pada perdagangan tengah hari. Saham Eropa sebagian besar berakhir melemah.

Ekuitas di kedua negara tersebut telah meningkat tajam sejak awal tahun ini. Namun reli tersebut terhenti minggu lalu karena investor mencari petunjuk lebih lanjut mengenai perkiraan waktu suku bunga akan diturunkan dan saat mereka mencerna kenaikan tajam yang baru-baru ini terjadi di saham teknologi. "Saat kita memulai minggu ini, sepertinya pemeriksaan realitas mulai terjadi," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.

Laporan nonfarm payrolls AS minggu lalu gagal menyelesaikan perdebatan mengenai waktu The Fed akan merasa cukup nyaman dengan prospek inflasi untuk mulai menurunkan suku bunga. Rilis statistik utama AS berikutnya ialah harga konsumen pada Selasa diikuti oleh penjualan ritel pada Kamis.

Baca juga : Harga Emas Meningkat di Tengah Penantian Pasar Menunggu Data Penting AS

"Rilis Non-Farm Payroll pada Jumat tergolong pas ketika revisi diperhitungkan alias tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin," kata David Morrison, analis pasar senior di FCA. "Banyak hal bergantung pada perubahan sentimen yang mungkin kita lihat setelah kita mendapatkan informasi terkini inflasi AS besok dan Kamis." Para trader sekarang memperhitungkan tiga kali penurunan suku bunga AS pada tahun ini dibandingkan dengan enam kali penurunan suku bunga yang direncanakan pada tiga bulan lalu. 

Di sisi korporasi, saham Telecom Italia merosot hampir 10% menyusul kerugian besar pekan lalu akibat pembaruan strategi yang kurang diterima dengan baik karena berpusat pada pengurangan utang. Mereka mengakhiri hari dengan turun 4,6% sementara pasar Milan secara keseluruhan turun 0,3%.

Di Asia, ekuitas Jepang terbebani oleh aksi jual saham teknologi setelah kerugian pada Jumat untuk sektor tersebut di New York. Eksportir terpukul oleh penguatan yen karena Bank of Japan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter. (AFP/Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat