visitaaponce.com

Optimisme Perbankan Terjaga di Triwulan Kedua 2024

Optimisme Perbankan Terjaga di Triwulan Kedua 2024
Ilustrasi(Antara)

Optimisme perbankan nasional di triwulan II 2024 meningkat. Itu tergambar dari Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) yang melibatkan 95 bank yang memiliki porsi aset mencapai 94,67% dari total aset bank umum.

"Optimisme perbankan tecermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada triwulan II 2024 yang tercatat sebesar 58 atau di zona optimis," ujar Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Otoritas Jasa Keuangan Aman Santosa melalui siaran pers, Rabu (29/5).

Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan dibarengi dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun dengan kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.

Baca juga : Komisi XI DPR Dukung Akses Kredit Guna Pertumbuhan UMKM di Tangerang

Ketidakpastian kondisi makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan II 2024 masih berada pada level pesimis yaitu sebesar 31, terutama disebabkan oleh perkiraan peningkatan BI Rate, pelemahan nilai tukar dan peningkatan inflasi.

Meski demikian, kata Aman, PDB diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat pascabulan Ramadan seiring dengan adanya pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) untuk perayaan Hari Raya Idulfitri dan adanya banyak hari libur pada triwulan II 2024.

Meskipun kondisi makroekonomi diperkirakan kurang kondusif, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan II 2024 masih terjaga dan terkendali.

Baca juga : Perbankan Nasional Masih Solid di Era Tingginya Suku Bunga

Hal itu terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 59, di zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Aman menyebutkan, responden meyakini kualitas kredit tetap baik, Posisi Devisa Netto (PDN) pada level rendah dan berada pada posisi long, dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan II 2024 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83. Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Baca juga : Kredit Perbankan Tumbuh 12,4% di Kuartal I 2024

Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan II 2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik pascapemilu 2024, adanya momentum hari Raya Idulfitri dan banyaknya hari libur sepanjang April hingga Juni yang meningkatkan konsumsi masyarakat, serta masih terjaganya daya beli masyarakat.

Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada triwulan II 2024, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah.

Pada SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait prospek penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) ke depan yang diyakini masih akan tumbuh meskipun sempat melambat pada awal tahun 2024 karena dipengaruhi oleh situasi politik yang belum menentu, sehingga membuat nasabah cenderung wait and see serta menahan diri untuk melakukan pembelian kendaraan bermotor.

Baca juga : OJK Nilai Kenaikan NPL Perbankan masih dalam Batas Normal

Adapun hal yang mendasari keyakinan mayoritas prospek pertumbuhan KKB ke depan cukup tinggi antara lain dikarenakan potensi pasar otomotif di Indonesia yang masih sangat besar didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

"Hal tersebut diyakini akan mendorong terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat yang mana akan berdampak juga terhadap penjualan kendaraan bermotor," terang Aman.

Selanjutnya, dari hasil survei juga diperoleh informasi mengenai dampak permasalahan sektor Properti dan Real Estate di beberapa negara bagi bank-bank di Indonesia yang mana diyakini tidak akan memberikan dampak signifikan baik langsung maupun tidak langsung.

Industri real estat dan properti di Indonesia pada tahun 2024 juga diyakini masih akan tumbuh positif seiring dengan permintaan yang terjaga di tengah perbaikan daya beli. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat