visitaaponce.com

Helvy Tiana Rosa Konsisten Bela Palestina Lewat Karya Sastra

Helvy Tiana Rosa Konsisten Bela Palestina Lewat Karya Sastra
Helvy Tiana Rosa ikut bela Palestina lewat sastra(MI/Sumaryanto Bronto)

AKSI Aliansi Rakyat Bela Palestina tidak hanya dihadiri oleh para pemangku kepentingan saja. Beberapa publik figur juga diketahui ikut memberikan dukungan dalam acara yang dilaksanakan di Monumen Nasional, Jakarta tersebut.

Salah satu yang hadir dalam kesempatan tersebut ialah sastrawan Helvy Tiana Rosa. Perempuan yang kini berusia 53 tahun tersebut memang menjadi sosok yang memiliki kepedulian terhadap konflik Palestina.

Dia bercerita bahwa sejak 1988, dirinya memang telah banyak membuat karya sastra mengenai Palestina. “Saya sudah buat karya soal Palestina sejak 1988 baik itu cerpen, puisi, novel, naskah drama, dan film juga. Semua genre saya bikin,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (5/11).

Baca juga: Ribuan Peserta Aksi Damai Bela Palestina Penuhi Kawasan Monas

Lebih lanjut, Helvy menambahkan bahwa terdapat tiga alasan utama mengapa masyarakat Indonesia harus membela Palestina yaitu nilai keimanan, konstitusi Indonesia lewat Undang-Undang Dasar 1945, dan juga kemanusiaan.

“Jadi enggak harus muslim untuk membela palestina. Palestina juga menjadi negara pertama yang mendukung kemerdekaan kita dari 1944. Bahkan mereka juga bangsa pertama yang menyumbangkan harta mereka untuk kita,” ujar Helvy.

Baca juga: Polisi Jamin Keamanan Aksi Bela Palestina Besok

Dia menegaskan, di zaman modern saat ini, jangan sampai masyarakat berpandangan bahwa tidak perlu memikirkan Palestina dan lebih baik memikirkan negara sendiri.

Menurutnya, pemikiran tersebut sangat salah. Pasalnya, dengan ikut peduli terhadap Palestina, masyarakat juga telah menjadi sosok yang juga peduli terhadap bangsa sendiri.

“Padahal kan membantu Palestina membantu orang-orang dalam negeri juga. Jadi orang yang peduli Palestina itu pasti juga orang yang paling peduli kepada negara. Mereka ini orang-orang baik. Kita juga merasakan bagaimana dunia memiliki perbedaan sikap antara konflik Ukraina dan Palestina. Jadi kita dapat menyimpulkan dari hal itu,” tegasnya.

Helvy yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) juga menambahkan bahwa saat ini, dia juga memberikan tugas kepada para mahasiswanya untuk membuat cerita pendek mengenai Palestina. Nantinya, karya tersebut akan dibuat buku yang akan disalurkan kepada masyarakat Palestina.

Tidak hanya itu, saat ini dia juga tengah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk menghadirkan buku puisi yang juga akan disalurkan kepada masyarakat Palestina.

Puisi Haru untuk Palestina

Dalam acara aksi Aliansi Rakyat Bela Palestina, Helvy juga membacakan puisi baru yang dituliskan secara mendadak. Puisi tersebut berjudul Anak-Anak Gaza di mana Mereka Ditempa Hingga Setabah Itu.

Berikut kutipan puisi yang dibawakan oleh Helvy pada acara tersebut.

Lahir di tanah yang paling diberkahi

Dari ayah dan ibu yang suka menolong dan dirahmati

Tapi kini harus melawan para penjajah Zionis, zombie abad ini yang dahaga akan air mata dan tumpah darah mereka

Bermain petak umpat dengan para teroris Zionis

Diburu peluru, mortir, bom, dan fosfor putih

Kehilangan adalah keseharian anak-anak Gaza

Setiap 10 menit, seorang anak di Gaza syahid ketika 25 ribu ton bom atom meluluhlantahkan Gaza di bulan Oktober

Kedinginan, terluka parah di antara reruntuhan tanpa air, listrik dan makanan

Maka di atas timbunan nestapa di antara sisa tubuh ayah ibu yang berdebu dan tak lagi utuh, mereka tuliskan nama di lengan kiri agar ketika mati mereka dikenali

Omar menggali-gali reruntuhan bangunan dengan tangan kecilnya, berharap bisa menemukan keluarganya di sana

Yasmin melawan dengan menggenggam batu-batu sepanjang hari

Oh bayi-bayi Gaza, bergelimpangan, berdarah meregang nyawa

Aisyah sang yatim piatu membawa tas sekolah berisi potongan tubuh adiknya berharap dapat menguburnya dengan layak

Anak-anak Gaza di mana mereka ditempa hingga setabah itu

Seperih apapun hidup, mereka nyalakan sukma dengan Al-Qur’an

Berpuasa tanpa tahu kapan sahur dan berbuka

Bermain peran antar kesyahidan

Ketika anak anak Gaza berkata, dari bibir mereka merekah bunga-bunga

Saat anak-anak Gaza menangis dari kedua mata mereka, berhamburan mutiara

Ayah kami telah syahid dan tersenyum di sana

Ibu kami sudah bahagia selamanya

Anak-anak Gaza tak pernah bisa pergi dari pikiran dan sanubari

Dari air mata kita, anak-anak Gaza kini melesat berlari ke surga

Sementara itu para teroris Zionis bergentayangan meledakkan segala sambil mencari kemanusiaan yang tercecer entah di mana bersama dosa dosa yang terus berkobar hingga mahsyar

Anak-anak Gaza tersenyum di atas reruntuhan mimpi dan sejarah

Tersenyum sampai puing-puing kalbu mu

Seharusnya kalian diam di saat kami tidur, bukan saat kami dibantai

Kita terisak, terguncang, gamang, dilindas, ditindas

Slogan keadilan palsu, hak azasi manusia semu ala Netanyahu, demokrasi basi di tengah pagelaran genosida paling raya

Lawan Israel, lawan Zionis, Palestina, Indonesia. (Des)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat