visitaaponce.com

Mengenang Karya Toeti Heraty Rooseno Lewat Konsel Musik Klasik

Mengenang Karya Toeti Heraty Rooseno Lewat Konsel Musik Klasik
Konser musik persembahan JCO untuk mengenang Toeti Heraty Rooseno(MI/Meilani Teniwut)

JAKARTA Concert Orchestra (JCO) menggelar konser mengesankan sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu pendirinya, Toeti Heraty Roosseno.

Konser yang berlangsung pada tanggal 2 Desember 2023, di Balai Resital Kertanegara itu menampilkan momen indah dengan menyajikan musik klasik yang memukau.

Dalam suasana sarat emosi, seniman-seniman ternama seperti Batavia Madrigal Singers, Solis Violin, Giovani Biga, Penyanyi Sopran Fitri Muliati, dan Penyanyi Tenor Farman Purnama memberikan penampilan istimewa dengan membawakan karya-karya favorit almarhumah Toeti. 

Baca juga : RAN Ramaikan Car Free Day Jakarta dalam Rangkaian "The Sweet Seventeen Show”

Auditorium dipenuhi dengan nuansa keharuan dan kehangatan, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi para penonton.

Konser semakin memukau dengan kehadiran penggemar setia musik klasik, termasuk salah satunya adalah Via, yang datang secara pribadi untuk menikmati acara ini. 

Baca juga : Konser Coldplay di Jakarta Bikin RI Cuan Rp1 Triliun

Dalam wawancara eksklusif, Via menyatakan kegembiraannya, 

"Aku sudah lama menantikan performa ini, terutama lagu favoritku, 'Blue.' Dinamikanya sangat bagus dan memberikan kesan semangat. Keren banget!"

Ketertarikan Via juga melibatkan apresiasi terhadap almarhumah Toeti Heraty Roosseno yang juga sebagai salah satu pendiri dan musisi JCO. 

"Beliau sangat terkenal di JCO, dan sebagai penggemar musik, aku sungguh suka dengan semua yang terjadi di sini."

Sebagai penggemar musik klasik, Via mengaku menemukan ketenangan dalam genre musik itu. 

“Saat musik dimainkan, semua gerak baik itu pikiran, tangan, kanan kiri, koordinasi, dan kreativitas keluar. Puas banget karena sudah lama menantikannya, sekitar sejak 1 November kemarin,” katanya.

Konduktor dan musisi JCO memberikan penampilan yang mengesankan, menghasilkan harmoni yang mendalam. Tepuk tangan meriah dan standing ovation dari penonton menjadi bukti penghargaan terhadap keindahan musik yang dihadirkan.

Meskipun konser "Mengenang Toeti Heraty Roosseno" telah berakhir, kenangan dan kesan mendalam dari pertunjukan tersebut akan terus hidup. 

Konser tersebut mencerminkan betapa berharga dan bermaknanya, tidak hanya sebagai pengalaman yang menggetarkan emosi, melainkan juga sebagai momen penyatuan para pecinta musik klasik dalam penghormatan terhadap warisan Toeti Heraty Roosseno.

Penampilan orkestra pada Sabtu (2/12) kemarin, begitu memukau penonton dengan repertoar konser yang menghadirkan keindahan dan variasi musik klasik. 

Dimulai dengan "Carmen Suite No. 1" karya Georges Bizet, orkestra membawa penonton melalui serangkaian bagian yang penuh gairah, mulai dari Prelude yang megah hingga Les Toreadors yang bersemangat.

Konser semakin memikat dengan penampilan solo dalam "Violin Concerto No. 1 In G Minor, OP.26" karya Max Bruch. Vorspiel yang mendalam, Adagio yang penuh emosi, dan Finale: Allegro Energico yang dinamis, semuanya disajikan dengan keahlian tinggi.

Setelah istirahat singkat selama 15 menit, orkestra melanjutkan dengan "Ke Pelabuhan," sebuah karya yang liriknya dikarang oleh almarhumah Toeti Heraty dan musik oleh Farman Purnama. Penampilan tenor Farman Purnama memberikan nuansa yang sangat indah dan mengharukan.

Penyegaran ditambahkan dengan "Scheherazade" karya Rimsky Korsakov, yang membawa pendengar ke dunia fantasi dengan interpretasi penuh warna oleh Batavia Madrigal Singers. "Va Pensiero" dari Giuseppe Verdi dipersembahkan dengan penuh semangat oleh Batavia Madrigal Singers, menyelipkan keharuan di antara kegembiraan.

Cuplikan indah dari opera "La Traviata" menggugah perasaan penonton, terutama dalam penampilan "Parigi, O Cara" oleh dua penyanyi, Farman dan Fitri. Penyanyi sopran Fitri Muliati kemudian memukau penonton dengan penampilan solonya dalam "Ah, Fors'e Lui... Sempre Libera."

Puncak aksi kolaborasi terjadi dengan penampilan dramatis "Danse Bacchanale" dari opera Samson et Dalila. Kolaborasi antara para penyanyi dan musisi menciptakan momen yang mendalam dan meriah, meninggalkan kesan tak terlupakan pada semua yang hadir dalam konser ini.

Konser ini tidak hanya menjadi penghormatan bagi Toeti Heraty Roosseno tetapi juga sebuah peristiwa yang memperkaya dunia musik klasik di Indonesia. Keberhasilan konser ini menciptakan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah Jakarta Concert Orchestra, membawa inspirasi dan kegembiraan kepada para pecinta musik klasik. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat