visitaaponce.com

Erwin Gutawa Kembali Gelar Konser di Tengah Hutan Pinus

Erwin Gutawa Kembali Gelar Konser di Tengah Hutan Pinus
Dengan mengandeng sejumlah musisi, Erwin Gutawa kembali gelar konser di hutan. (MI/Naviandri)

INGIN mengulangi sukses pada 2019, Erwin Gutawa kembali menggadakan konser di hutan bertajuk Foresta. Kali ini Erwin Gutawa Orchestra akan tampil di kawasan hutan Pinus tepatnya di Orchid Forest, Cikole, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), Sabtu (26/8).

Erwin sekaligus music director dalam Forestra 2023 ini mengaku konser ini memiliki tantangan tersendiri. Apalagi ia memboyong puluhan anggota orkestranya ke acara ini 
juga mengklaim.

"Konser musik memang sudah biasa digelar di kawasan hutan, namun untuk orkestra, sangatlah jarang. Hutan dijadikan venue dikit di dunia, jarang banget, ini unik dan langka dan enggak digelar di semua negara, hutan dijadikan venue," jelas Erwin dalam sesi konferensi pers Forestra 2023 di Orchid Forest, Rabu (9/8).

Baca juga : Forestra 2023: Simfoni Rasa Alam Raya, Sajian Musik Lintas Genre di Tengah Hutan 

Erwin mengaku konser di hutan sangat langka dan ini menjadi yang kedua kalinya. Konser serupa, katanya pernah dibuatnya pada 2019. 

Dalam konser kali ini, Erwin melibatkan sejumlah musisi ternama. Di antaranya White Shoes and Couples Company, Sore, Burgerkill, Gabber Modus Operandi, Aurielie Moeremans, Rahmania Astrini, Bara Suara, David Bayu dan Feel Koplo.

Erwin mengaku bangga bisa berkolaborasi dengan Burgerkill, Astrini, Feel Koplo, dan lainnya. "Saya ketemu Burgerkill baru pertama, Astrini baru mau tahun ini, sama Bara Suara 5 tahun lalu, ada juga yang belum pernah dan saya juga menjanjikan, konser tahun ini akan beda dengan tahun 2019 ," ujarnya. 

Baca juga : Buku Cerita 'Konser Musik' Ungkap Keistimewaan Anak Berkebutuhan Khusus

"Kita akan sajikan sesuatu yang belum pernah ada di dunia musik itu, kelengkapan itu mudah-mudahan Forestra punya velue yang sangat banyak," terangnya.

Melalui konser ini juga, Erwin berharap para penonton yang datang  mencintai hutan. Apalagi, tiket dalam konser ini akan disisihkan untuk penanaman pohon.

Jay Subyakto sebagai art director Forestra 2023, mengungkapkn konsep konser kali ini akan transparan dan berlatarkan hutan dengan banyak pohon pinusnya. "Kita ingin mengajak masyarakat menikmati musik, apalagi di Bandung banyak menghasilkan musisi hebat, ada Burgerkill, bahkan Astrini yang kita tidak tahu gembar-gembornya (tiba-tiba terkenal)," ungkapnya.

Baca juga : Warga Padati Lokasi Operasi Pasar Beras SPHP di Kota Bandung

Tidak hanya itu, Jay akan menggunakan teknologi video mapping baru dan langsung disorotkan ke pepohonan. "Sangat baru, untuk video mapping, pada 2019 saya harus pasang layar sehingga tidak terlalu maksimal, sekarang karena teknologi saya tembak langsung ke pohon sehingga bisa mengambil gambar menjadi baik," tambahnya.

Menurut Jay, line up tahun ini unik dan beragam dan kehebatan orkestra itu harus ada dan virtual show para pemain, secara individu dan secara grup menampilkan keunikan suaranya. Panggung orkestranya itu dibikin empat lantai dan jangan takut dengan ketinggian. 

"Semua alat band sudah ada, panggung besar, semua alat band standby dari awal, tidak ada jeda lama, semua pertunjukan lancar, tidak boleh ada keterlambatan sebentarpun," bebernya.

Baca juga : Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Beras SPHP, Cek Jadwal dan Lokasinya

Sementara itu penyelenggara Forest 2023 AMB by Barry Akbar mengaku persiapan konser ini sudah matang. Bary berharap konser tahn ini lebih spektakuler dibandingkan 2019, karena akan dhihadiri 5 ribu penonton.

"Inspirasi awal saya suka musik, Indonesia punya 17 ribu pulau, manusia Indonesia seharusnya terbiasa main ke alam, saya lihat teman-teman ketika saya di alam mereka merasa aneh. Saya malah aneh sebaliknya, saya harus ajak teman-teman ke hutan dengan sajian musik premium, saya ajak mereka ke alam," lanjutnya.

Barry mengaku memilih orkestra karena dirinya sudah menyukai musik ini sejak duduk di bangku SMA. Apalagi Erwin Gutawa sang music director dan Jay Subyakto sebagai art directornya satu almamater di Universitas Indonesia (UI). Berkaitan dengan pemahaman, konser digelar di tengah hutan Pinus. Menurut Barry, kawasan Orchid Forest bukan hutan konservasi melainkan hutan produksi yang di mana pohon-pohonnya ditanam manusia dan kini statusnya berubah menjadi taman wisata alam (TWA).

Baca juga : Pemkab Bandung Pastikan Harga Beras di Toko Retail Modern sesuai HET

"Kita juga berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia, setiap pembelian tiket digunakan untuk penanaman pohon, di Karembi. Karena penonton yang hadir direncanakan berjumlah hingga 5 ribu orang, kami sudah siapkan kantong parkir dan suttle yang jumlah tiket disesuaikan," katanya.

Barry menambahkan, karena kawasan Orchid Forest memiliki udara yang cukup dingin, pakaian yang digunakan pengunjung harus sesuai, selain itu harus saling menghargai dengan pengunjung lain, menjaga kebersihan dan tidak buang sampah sembarangan. (Z-3)

Baca juga : Harga Beras Melejit, Pemkot Bandung Segera Adakan Operasi Pasar

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat