visitaaponce.com

Adit Sanca Berdamai dengan Diri Sendiri Butuh Waktu yang Tepat

Adit Sanca Berdamai dengan Diri Sendiri Butuh Waktu yang Tepat
Adit Sanca tampil sebagai penutup hari pertama Festival Setara dan Berdaya 2023.(Lutfi Sheykal)

AHDIT Apriansyah atau dikenal dengan nama panggung Adit Sanca, merupakan seorang difabel sejak lahir. Terlahir prematur pada 28 April 1999 di Jakarta, komika ini merupakan satu-satunya anak berkebutuhan khusus di keluarganya. Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. 

Dalam keluarganya, sang Ibu selalu memperlakukan kedua anaknya dengan cara normal, meskipun Adit terlahir spesial. Hal itu karena sang Ibu ingin Adit terbiasa mandiri dengan keadaannya dan menjalani harinya seperti orang normal. 

Bahkan dalam ucapan sehari-hari sang Ibu berucap ‘ceplas ceplos’ itu semua dilakukan agar Adit terbiasa jika ada orang yang merundungnya, membuat hati tegar dan tidak tersinggung jika ada orang yang meledeknya.

Baca juga: Film Agak Laen Rilis Teaser Poster 

"Dulu waktu saya masih kecil kalau ibu dan kakak saya pergi, saya cuma ditinggalin note isinya nomor pemadam kebakaran," ujar Adit

"Iya soalnya kalo misal kebakaran atau saya dimakan piton, itu rumah masih bisa diselamatkan," tambahnya

Sang ayah pernah berpesan kepada kedua anaknya untuk meneruskan karier beliau, yakni dengan menjadi seorang tentara. Namun, apa daya Adit terlahir dengan kekurangan.

Baca juga: Ernest Prakasa Berbagi Pengalaman Buat Film dengan Konsep Hitam-Putih

Dalam menjalani hidup, Adit menelan semua kepahitan di dunia. Mulai dari perundungan hingga pernah hampir dijadikan makanan untuk anjing galak oleh sang kakak dengan cara mengalungkan daging di pinggang Adit, maksud dari sang kakak ialah agar Adit bisa berlari atau berjalan seperti orang normal. 

“Sampai akhirnya kemarin saya punya ponakan umur 5 tahun, udah bisa jalan dan ngomong, karena saya ga bisa jalan, dia sebel liat saya ngerangkak kayak bayi, karena dia sebel dia nimpuk saya pake apel malang,” ujarnya dengan cengengesan

"Pernah juga, waktu saya kebelet pipis, saya keluarnya ngerangkak. Terus dikira sama dia, saya gajah-gajahan di mall, dinaikin saya sama dia," tambahnya 

Sewaktu masih menjadi pelajar, Adit menjadi atlet balap kursi roda, namun Adit merasa saat berada di track balap, kursi rodanya sangat polos dibanding teman-teman lainnya. 

Adit tidak ingin dikasihani oleh orang lain, saat di sekolah ia melakukan kenakalan remaja yaitu merokok agar orang melihatnya keren dan tidak di kasihani lagi.

Ia membungkam ucapan seluruh orang dengan cara pintar. Salah satunya adalah mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Academy (SUCA) season 2. Meski badannya tidak sempurna, Adit sangat percaya diri mengikuti ajang ini. Sebelumnya Adit juga tergabung dalam Komika Stand Up Jakbar. 

Cerita kehidupan Adit sering ia bawakan sebagai materi Stand Up Comedy baik dalam perlombaan atau pekerjaannya sebagai Komika. Serta materi dari kisah sehari-hari adalah hal yang dilakukan Adit untuk berdamai dengan dirinya. Namun, Adit hanya bertahan sampai babak 28 besar. 

Tapi siapa sangka, rejeki Adit mengalir dalam dunia comedy, hingga kini banyak orang yang mengenali dirinya sebagai stand up comedian. Bahkan sang Ibu melarangnya untuk bekerja, Adit dibebaskan untuk berkarya dengan cara menjadi komika.

Melihat perjalanan karier Adit memanglah tidak mudah, namun semuanya dilalui olehnya dengan penuh keikhlasan. 

Baginya, cara menerima yang paling tepat adalah menyelesaikan masalah difabelnya terlebih dahulu,  lalu setelah itu berdamai dan menerima semua kondisi yang ada pada dirinya sendiri, pada intinya sebagai difabel harus bisa menerima dan mempunyai lingkungan yang positif. 

Keadaan ini memang sulit untuk diterima namun, harus tetap semangat karena lambat laun akan menemukan waktu yang tepat untuk menerima diri sendiri. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat