Ini Penjelasan KLHK Soal Banjir Sentani
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan banjir bandang di Sentani, Papua, yang merenggut puluhan korban jiwa disebabkan sejumlah faktor.
Kondisi curah hujan tinggi dan topografi alam disebut menjadi faktor yang menyebabkan banjir. Adapun banyaknya korban jiwa disebabkan pembangunan wilayah yang tidak mengindahkan risiko bencana.
"Masalah sebenarnya bagaimana adaptasi karena kondisi di Sentani memang rawan longsor dan banjir. Secara alamiah begitu. Karena itu, adaptasi penting agar jangan membangun kota di daerah seperti itu," kata Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung KLHK IB Putera Parthama dalan jumpa pers di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurutnya, daerah yang terkena terjangan bah di Sentani secara alami merupakan dataran banjir (flood plain). Kawasan tersebut berada di kaki perbukitan dengan topografi lereng-lereng terjal. Sehingga, kawasan tersebut merupakan daerah dengan potensi limpasan tinggi dan mudah tergenang.
Adapun kejadian banjir dipicu tingginya curah hujan dengan debit air 193,21 meter kubik per detik. Air tidak mampu ditahan bendungan alami sehingga jebol dan menyebabkan munculnya bah. Pembangunan wilayah berupa permukiman di daerah tersebut, imbuh Putera, tidak direncanakan dengan memperhatikan faktor kerentanan tersebut.
Baca juga: Korban Banjir Bandang Sentani Bertambah, 89 Orang Tewas
Putera mengatakan berdasarkan data KLHK, kondisi hulu di DAS Sentani relatif masih baik atau tidak rusak parah. Perubahan tutupan hutan di DAS Sentani sejak 1990 hingga saat ini tercatat hanya 5%. Adapun tutupan hutan di daerah tangkapan air hanya 3,3%.
"Kondisi di hulu masih baik sebenarnya, hanya kondisi topografinya memang bisa menyebabkan banjir dan longsor yang rentan banjir bandang," ujar Putera.
Meski begitu, pihaknya tetap akan mengintervensi dengan rehabilitasi hutan dan lahan. Pihaknya akan menambah kegiatan penanaman di kawasan DAS Sentani menjadi 2.500 hektare dari rencana semula 1.000 hektare.
"Rehabilitasi hutan dan lahan di sana memang sudah direncanakan sebelum kejadian ini. Tapi akan kita tambah. Sesuai arahan Menteri LHK, juga akan dikirim tim Satgas Penanganan Bencana Sentani untuk mengkaji lebih lanjut kondisinya," tukasnya.
Sementara itu, KLHK juga menampik dugaan perambahan hutan dan pembalakan liar di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop penyebab banjir bandang di Sentani, Papua.
"Tidak ada perambahan karena secara adat dikelola suku adat. Ada lima suku besar di sana yang bercocok tanam dalam bentuk kebun campur," kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno.
"Secara hutan masih bagus, cuma daerahnya memiliki kelerengan yang tajam. Sehingga walaupun tidak rusak hutannya, curah hujan ekstrem berdampak besar. Kita harus memikirkan tata ruang di hilir ketika ada fenomena hujan ekstrim di wilayah ini karena semua mengalir ke Sentani," pungkasnya.(OL-5)
Terkini Lainnya
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Proses Pelaporan Inovasi Daerah Papua akan Dipermudah
Imunitas masih Rendah, Bahaya Malaria masih Intai Anak
Prakiraan Cuaca Rabu (19/6) di Wilayah Indonesia: Potensi Hujan dan Gelombang Laut
Aktivitas Ekonomi dan Sosial di Papua Berjalan Normal
Respons All Eyes On Papua, DPR Minta Persoalan Alih Fungsi Lahan Libatkan Para Ketua Adat
Pj Gubernur Jateng Ajak Pencegahan dan Inovasi Teknologi dalam Penanganan Bencana 2024
Mahasiswa Uncen Dilibatkan dalam Pelestarian CA Cycloop
Hari Ini, Jokowi Tengok Korban Banjir Sentani
Warga Keluhkan Danau Sentani Tercemar Bangkai Korban Banjir
BPBD: Korban Meninggal Banjir Bandang Jayapura 105 Jiwa
Wagub Papua Usulkan segera Lakukan Pemakaman Massal
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap