visitaaponce.com

Guru Besar FKM UI Vaksinasi Investasi Terbaik Bagi Tubuh

Guru Besar FKM UI: Vaksinasi Investasi Terbaik Bagi Tubuh
Pengendara motor melintas di dekat dinding bermural di terowongan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/11).(ANTARA/Didik Suhartono)

Pemerintah terus berupaya memberikan perlindungan kepada masyarakat terdampak pandemi covid-19. Perlindungan terhadap Kesehatan masyarakat menjadi prioritas, pemerintah terus melakukan upaya Testing, Tracing, dan Treatment, serta edukasi 3M guna menekan penularan covid-19 hingga menghadirkan vaksinasi.

Menurut Hasbullah Thabrany, MPH., Dr.PH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia vaksinasi adalah investasi untuk diri kita.

“Meskipun harga vaksin belum keluar nilainya, tapi misalnya harganya nanti katakanlah Rp200.000, investasi ini akan memberikan kita peluang lebih aman daripada berisiko besar terinfeksi dan memerlukan pengobatan”, kata Hasbunallah dalam cara Dialog Produktif bertema Memaksimalkan Pengelolaan Kesehatan lewat Vaksinasi yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (26/11).

Baca juga:Inovasi Swab Test Chamber UI Raih Penghargaan

Ia mengatakan, biayanya sangat berat kalau terkena covid-19, apalagi nanti tidak mau divaksinasi. Hidup bisa tidak nyaman karena risiko mengeluarkan Rp200-300 juta apabila terinfeksi. "Vaksin terbukti mampu memberikan ketenangan, pada contohnya kasus penyakit TBC, karena hampir semua orang sudah divaksinasi BCG, kita bisa tenang menjalani kehidupan”, terang Prof. Hasbullah.

Selain itu, dari perspektif agama, Prof. Hasbullah menilai, mencegah penularan sama derajatnya dengan melakukan ibadah, “Menjaga diri dan orang lain di sekitar kita agar tidak tertular covid-19 adalah ibadah. Saking besarnya ibadah itu sampai naik haji dan sholat jumat berjamaah pun boleh ditinggalkan untuk menghindari penularan lewat kerumunan”, tegas Prof. Hasbullah.

Tak hanya itu ia pun meminta agar masyarakat tetap disiplin 3M dan pemerintah aktif dalam menjalankan 3T (Tracing, Testing, Treatment) maka akan menghemat biaya yang dikeluarkan pemerintah. "Jika disiplin, kita dapat menghemat kerugian negara yang lebih besar lagi, kita bisa menghemat sampai Rp500 triliun, dan menggunakannya untuk membangun ekonomi Indonesia”, kata Hasullah.

Baca juga: Pilkada Momentum Untuk Mencapai Komitmen Iklim

Sebagaimana diketahui, pemerintah juga menanggung biaya perawatan rumah sakit bagi pasien covid-19. Berdasarkan hasil survei menunjukkan rata-rata dikeluarkan biaya perawatan Rp184 juta per orang. Selain biaya yang besar masyarakat yang terdampak covid-19 tidak bisa bekerja secara produktif sehingga menurunkan pendapatan mereka. Belum lagi kerugian apabila ada warga negara yang meninggal di usia produktif, beban biaya keluarga yang ditinggalkan pasien.

Ia yakin jika disiplin 3M dan 3T diterapkan, maka akan menghemat biaya yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah dapat menghemat kerugian negara yang lebih besar lagi, kita bisa menghemat sampai Rp500 Triliun, dan menggunakannya untuk membangun ekonomi Indonesia.

Hal itu dibenarkan Icha Atmadi ST, salah seorang penyintas. Menurutnya covid-19 ini pun menyerang fisik dan psikis skaligus. “Covid-19 ini serius sekali. Untuk gejala paling ringan pun bisa sehingga biaya punc ukup besar," ujarnya. Beruntungnya, biaya perawatan Icha dan keluarga serta pasien covid-19 lainnya saat ini ditanggung negara.

“Saat ini pemerintah memang menanggung biaya rumah sakit melalui anggaran Kementerian Kesehatan. Saya kira kalau dirawat lebih dari 30 hari apalagi harus masuk ICU yang biayanya bisa sehari Rp15 juta per hari, pengeluarannya bisa lebih dari seratus juta," lanjutnya.

Meski ditanggung pemerintah, masyarakat perlu memahami dan untuk tidak merasa nyaman dan tidak peduli menjalankan protokol Kesehatan. “Ingat pada saat dirawat kita menjadi tidak produktif, itu sudah kehilangan banyak pendapatan per harinya. Belum lagi setiap hari pasien merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya, ini yang tidak bisa dihitung oleh uang”, tambah Prof. Hasbullah.(H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat