visitaaponce.com

BMKG Suara Dentuman Misterius Disebabkan Lapisan Inversi

BMKG: Suara Dentuman Misterius Disebabkan Lapisan Inversi
Petir terlihat di kawasan pesisir Indramayu, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.(Antara/Dedhez Anggara.)

SUARA dentuman terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Suara dentuman yang beberapa kali terjadi di berbagai daerah--yang selama ini menjadi misteri--biang penyebabnya yaitu keberadaan lapisan inversi di atmosfer kita.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, dalam ilmu meteorologi terdapat istilah inversi suhu yaitu tertindihnya lapisan udara dingin oleh lapisan udara yang lebih hangat di atmosfer.

"Lapisan udara ini terbentuk jika ada udara hangat naik ke atas lapisan udara yang lebih dingin, kemudian menyebar dan meluas di atmosfer. Sumber panas tersebut dapat berasal dari aktivitas industri, kebakaran, lalu lintas, pelepasan panas penyinaran Matahari yang diterima, radiasi permukaan Bumi, dan lain-lain," kata Daryono dalam keterangannya, Sabtu (6/2).

Ia menyatakan, fenomena itu sebenarnya tidak lazim karena umumnya tidak demikian. Soalnya, dalam kondisi normal, suhu udara semakin tinggi mestinya makin dingin. Dengan demikian, fenomena terbentuknya lapisan inversi hanya dapat terjadi pada waktu tertentu selama syarat terbentuknya terpenuhi.

"Lapisan inversi juga dapat terbentuk bila ada anomali tekanan di atmosfer atau udara panas yang bergerak dari tempat lain," imbuhnya. Selanjutnya, udara panas dan gas yang sedang bergerak naik ke atmosfer akan tertahan lapisan udara hangat, karena membentuk semacam tudung (inversion cap) yang menutupi kawasan dan menjebak gas dan panas yang naik dari bumi.

"Contoh sederhana saat kita sedang berada dekat kawasan industri terkadang mencium bau-bauan yang tidak sedap yang berlangsung lama pada kondisi cuaca tertentu. Ini karena gas atau polutan tidak dapat naik ke atmosfer dan terjebak di bawah lapisan inversi," jelas Daryono. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat