Dokter Pasien Ginjal Tetap Bisa Produktif
KEMARIN, seluruh dunia memperingati Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day atau WKD). Peringatan tahun ini mengusung tema ‘Living Well with Kidney Disease’ yang menekankan upaya-upaya untuk berdamai dengan penyakit ginjal untuk mencapai hidup yang berkualitas bersama penyakit ginjal.
Perlu diketahui, beban kesehatan akibat Penyakit Ginjal Kronis (PGK), termasuk diantaranya keluhan dan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjalnya, serta pengobatannya (mencakup obat, pembatasan cairan dan diet, hingga terapi pengganti ginjal) dapat menurunkan kualitas hidup tidak hanya pasien, namun juga pendamping/keluarga pasien.
Penurunan kualitas hidup pasien dan/atau keluarganya secara umum akan berdampak pada luaran/outcome klinis dari pasien serta kepuasan pasien atas pengobatan. Karena itu, pengelolaan pasien dengan PGK tidak hanya terbatas pada aspek medis namun juga harus mempertimbangkan penilaian atas harapan, tujuan serta target pengobatan dari pasien dan/atau keluarganya.
Untuk itu perlu didiskusikan bersama antara dokter dan pasien untuk mengidentifikasi prioritas, nilai sosial dan tujuan hidup masing-masing pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit ginjal.
Untuk dapat hidup berkualitas dengan PGK, Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr Aida Lydia, PhD, SpPD, K-GH menyatakan pasien harus dapat tetap berperan dalam kehidupannya.
"Peran dalam hidup ini diartikan sebagai kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas hidup yang bermakna, diantaranya bekerja, belajar, bertanggung jawab pada keluarga, berpergian, berolahraga, beraktivitas sosial dan berekreasi, dan lainnya," jelas Aida dalam keterangannya.
Pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, imbuhnya, pasien dan pendampingnya hendaknya memahami mengenai pembatasan asupan cairan dan diet, serta obat yang harus rutin di konsumsi.
Salah satu catatan yang digarisbawahi Aida adalah rendahnya pengetahuan pasien terhadap penyakit ginjal yang dialaminya. "Sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas/perjalanan penyakitnya serta modalitas terapi yang ada setelah mengalami penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau gagal ginjal terminal," beber Aida.
Aida mengatakan, umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dari PGK itu sendiri sehingga pilihan pengobatan yang ditawarkan saat itu juga terbatas.
Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan, Prof dr Ali Ghufron Mukti menyampaikan, salah satu strategi pemberdayaan pasien ginjal adalah dengan memfasilitasi akses pengobatan yang berkualitas.
Sebagai contoh, pasien harus terbebas dari gejala-gejala komplikasi terkait dengan PGK seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, gangguan penyesuaian, anemia dan gatal-gatal dengan cara identifikasi gejala tersebut dan tersedianya akses untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan gangguan yang dialami pasien.
Selain terapi obat, pasien PGTA juga dapat dihadapkan pada pilihan terapi pengganti ginjal yang disesuaikan dengan tujuan, prioritas, dan nilai hidup baik pasien, maupun pendamping pasien.
"Selain itu, peran dari pemangku kebijakan antara lain meningkatkan sumber daya untuk penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif termasuk obat-obatan, nutrisi dan layanan rehabilitasi serta menjamin akses menuju perawatan kesehatan tersebut," ucap Ali. (H-2)
Terkini Lainnya
Kevin Costner Ungkap Pengalaman Syuting Hidden Figures dengan Infus Morfin
Waspada, Mager Bisa Picu Batu Ginjal
Teknologi Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) Atasi Kasus Batu Ginjal dengan Panyulit
8 Hal yang Terjadi akibat Batu Ginjal dan 5 Minuman Penghancurnya
Dokter: Terlalu Lama Duduk Dapat Sebabkan Batu Ginjal
Kamu Mau Terhindar dari Penyakit Batu Ginjal? Coba Ikuti 8 Tips Pencegahan Ini
RSUD di Jakarta Sesuaikan Jumlah Tempat Tidur Sistem KRIS
BPJS Kesehatan Kupang Dampingi Satlantas saat Uji Coba Pengurusan SIM
Sebanyak 25 Persen Masyarakat Belum Punya Jaminan Kesehatan Aktif
DJSN: KRIS untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rawat Inap
BPJS Kesehatan Beri Penghargaan Klinik Utama Jantung Hasna Medika
BPJS Watch: Jangan Buru-Buru Terapkan KRIS
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap