visitaaponce.com

Dokter Pasien Ginjal Tetap Bisa Produktif

Dokter : Pasien Ginjal Tetap Bisa Produktif
Ilustrasi ginjal(123RF)

KEMARIN, seluruh dunia memperingati Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day atau WKD). Peringatan tahun ini mengusung tema ‘Living Well with Kidney Disease’ yang menekankan upaya-upaya untuk berdamai dengan penyakit ginjal untuk mencapai hidup yang berkualitas bersama penyakit ginjal.

Perlu diketahui, beban kesehatan akibat Penyakit Ginjal Kronis (PGK), termasuk diantaranya keluhan dan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjalnya, serta pengobatannya (mencakup obat, pembatasan cairan dan diet, hingga terapi pengganti ginjal) dapat menurunkan kualitas hidup tidak hanya pasien, namun juga pendamping/keluarga pasien.

Penurunan kualitas hidup pasien dan/atau keluarganya secara umum akan berdampak pada luaran/outcome klinis dari pasien serta kepuasan pasien atas pengobatan. Karena itu, pengelolaan pasien dengan PGK tidak hanya terbatas pada aspek medis namun juga harus mempertimbangkan penilaian atas harapan, tujuan serta target pengobatan dari pasien dan/atau keluarganya.

Untuk itu perlu didiskusikan bersama antara dokter dan pasien untuk mengidentifikasi prioritas, nilai sosial dan tujuan hidup masing-masing pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit ginjal.

Untuk dapat hidup berkualitas dengan PGK, Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr Aida Lydia, PhD, SpPD, K-GH menyatakan pasien harus dapat tetap berperan dalam kehidupannya.

"Peran dalam hidup ini diartikan sebagai kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas hidup yang bermakna, diantaranya bekerja, belajar, bertanggung jawab pada keluarga, berpergian, berolahraga, beraktivitas sosial dan berekreasi, dan lainnya," jelas Aida dalam keterangannya.

Pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, imbuhnya, pasien dan pendampingnya hendaknya memahami mengenai pembatasan asupan cairan dan diet, serta obat yang harus rutin di konsumsi.

Salah satu catatan yang digarisbawahi Aida adalah rendahnya pengetahuan pasien terhadap penyakit ginjal yang dialaminya. "Sekitar sepertiga pasien dengan PGK belum mengetahui benar mengenai penyakitnya, progresifitas/perjalanan penyakitnya serta modalitas terapi yang ada setelah mengalami penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau gagal ginjal terminal," beber Aida.

Aida mengatakan, umumnya pasien datang dalam kondisi yang sudah lanjut, dimana fungsi ginjal sudah sangat rendah dan telah terjadi komplikasi akut dari PGK itu sendiri sehingga pilihan pengobatan yang ditawarkan saat itu juga terbatas.

Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan, Prof dr Ali Ghufron Mukti menyampaikan, salah satu strategi pemberdayaan pasien ginjal adalah dengan memfasilitasi akses pengobatan yang berkualitas.

Sebagai contoh, pasien harus terbebas dari gejala-gejala komplikasi terkait dengan PGK seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, gangguan penyesuaian, anemia dan gatal-gatal dengan cara identifikasi gejala tersebut dan tersedianya akses untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan gangguan yang dialami pasien.

Selain terapi obat, pasien PGTA juga dapat dihadapkan pada pilihan terapi pengganti ginjal yang disesuaikan dengan tujuan, prioritas, dan nilai hidup baik pasien, maupun pendamping pasien.

"Selain itu, peran dari pemangku kebijakan antara lain meningkatkan sumber daya untuk penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif termasuk obat-obatan, nutrisi dan layanan rehabilitasi serta menjamin akses menuju perawatan kesehatan tersebut," ucap Ali. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat