visitaaponce.com

Teknologi Retrograde Intrarenal Surgery RIRS Atasi Kasus Batu Ginjal dengan Panyulit

Teknologi Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) Atasi Kasus Batu Ginjal dengan Panyulit
RIRS pada dasarnya adalah prosedur penghancur batu ginjal dengan menggunakan laser.(Dok Siloam Hosptial ASRI)

LAYANAN di bidang urologi menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) menjadi andalan untuk mengatasi kasus batu ginjal yang sulit seperti batu ginjal dengan ukuran besar, batu yang terlalu keras dan yang sulit dijangkau tanpa operasi. 

Metode RIRS menjadi salah satu inovasi yang memberikan keuntungan, khususnya bagi pasien, karena prosedurnya dilakukan lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibanding metode bedah terbuka.

RIRS memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi karena dapat mengakses langsung ke ginjal dan menghancurkan batu ginjal menjadi fragmen-fragmen kecil, berbentuk seperti pasir hingga debu.

Baca juga : 8 Hal yang Terjadi akibat Batu Ginjal dan 5 Minuman Penghancurnya

Pada dasarnya RIRS yang menjadi andalan  Siloam Hospitals ASRI adalah prosedur penghancur batu ginjal dengan menggunakan laser. Sebelum dilakukan prosedur RIRS, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, dilanjutkan pemeriksaan dengan CT scan. Pemeriksaan menggunakan CT scan saat ini sudah mudah dijangkau dan menjadi standar pemeriksaan batu saluran kemih. Selain mengetahui letak dan ukuran batu, informasi tambahan penting adalah kekerasan batu dengan satuan HU (Hounsefield Unit).

”Siloam Hospitals Group Indonesia telah didirikan 25 tahun yang lalu dan memiliki misi untuk menjadi destinasi pilihan terpercaya untuk layanan kesehatan holistik berkelas dunia, edukasi kesehatan dan penelitian. Dengan visi untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas internasional, terjangkau, terukur, dan dilandasi kasih sayang Ilahi, Siloam Hospitals Group berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas internasional di Indonesia,” jelas dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M., Medical Managing Director Siloam Hospitals Group.

”Siloam Hospitals Group dikenal sebagai rumah sakit yang engoperasikan beberapa rumah sakit terbaik di Indonesia, seperti pusat kanker terlengkap yakni MRCCC di Jakarta Selatan dan pusat neurosains pertama di Indonesia di Siloam Lippo Village di Tangerang. Saat ini, Siloam memiliki pusat keunggulan di bidang prosedur transplantasi ginjal di Siloam Hospitals ASRI dan menjadi Rumah Sakit Swasta pertama yang mendapatkan lisensi dari Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pusat transplantasi ginjal di Indonesia," lanjutnya.

Baca juga : Yuk Mengenal Batu Ginjal dan Cara Pengobatannya

Dalam memilih prosedur RIRS, dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran dan jenis batu, serta kondisi kesehatan umum pasien. Informasi kekerasan batu menguubah algoritma dan anjuran dokter spesialis urologi dalam penanganan batu saluran kemih, yakni penggunaan ESWL semakin terbatas, karena batu dengan kekerasan lebih dari 1000 Hounsfield Unit (HU), tidak disarankan lagi meskipun ukurannya tidak besar. RIRS dapat dilakukan pada batu ginjal berukuran kurang dari 3 cm, batu dengan kekerasan tinggi (kekerasan batu lebih dari 1000 HU).

“Adanya Flexible URS single Use, menjadi pilihan terapi yang cepat berkembang karena dapat mengatasi masalah pada batu saluran kemih yang sangat keras sekalipun. Demikian pula perkembangan alat batu dan laser untuk pemecah batu semakin meningkatkan keberhasilan penanganan batu pada ginjal dan menurunkan risiko komplikasi," jelas dr. Grace.

Perkiraan waktu yang diperlukan untuk tindakan RIRS maksimal 2 jam guna menghindari gejala komplikasi seperti sepsis atau pengaruh panas dari laser yang berlebihan. Apabila diperlukan tindakan ulang atau lanjutan dapat dilakukan 1 minggu kemudian tetapi dapat ditunda paling lama 2 bulan setelah prosedur.

Hingga saat ini, Siloam Hospitals ASRI telah melakukan lebih dari 360 transplantasi ginjal dengan tingkat kelangsungan hidup 1 tahun (one year survival rate) sebesar 97.4% dan tingkat keberhasilan graft 1 tahun (one year graft survival rate) sebesar 99.1% (Data per akhir Mei 2024) dan hasil ini sudah mencapai benchmark dari ERA (European Renal Association) 2020. 

"Kualitas hidup pasien pasca tindakan juga dijaga dengan baik, dengan adanya layanan rehabilitasi medik yang komprehensif di unit pelayanan ginjal, serta layanan homecare,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI menerangkan, penderita batu ginjal sendiri memang sering kali tidak merasakan gejala ataupun keluhan. Oleh sebab itu, tanpa disadari batu ginjal bisa menjadi besar.

"Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul meskipun tidak melakukan gerakan berlebih, kencing berwarna kemerahan atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil, dan bila terjadi infeksi akan menyebabkan demam serta nyeri saat berkemih,” pungkasnya.  (H-2)
 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat