Seluruh Isi Langit dan Bumi Bertasbih
EPISODE 24 Tafsir Al-Mishbah kali ini membahas Surat At-Taghobun ayat 1-6. Ayat pertama surat ini menjelaskan makna yusabbihu lillahi maa fis samaawaati wa maa fil ardi, yang artinya senantiasa bertasbih, mempunyai makna sejak dulu bertasbih, masa kini bertasbih, dan akan berlanjut bertasbih hingga masa yang akan datang. Segala sesuatu di langit maupun di bumi bertasbih kepada Allah SWT.
Secara umum arti dari At-Taghabun sendiri berasal dari kata ghobun yang bermakna kerugian, secara keseluruhan bermakna orang yang merugi. Kerugian akan tampak kepada orang orang yang munafik serta kufur nikmat di jalan Allah SWT.
Ayat pertama menjelaskan bahwa kekuasan hanya milik Allah SWT. Jika ada kekuasaan yang dimiliki seseorang, kekuasaan tersebut terbatas dan hal itu merupakan anugerah Allah SWT. 'Dia yang menganugerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia mencabutnya dari yang dikehendaki-Nya'.
Ayat kedua menyebut bahwa Allah menciptakan makhluk hidup dan seluruh alam semesta pasti ada tujuan dan manfaatnya. Allah menjadikan segala sesuatu sempurna dan indah. Sekalipun setan, itu sempurna dalam tujuan penciptaan-Nya. Begitu juga manusia, sempurna dalam tujuan penciptaan-Nya. Selanjutnya dijelaskan, setiap yang diciptakan Allah diberi daya sesuai dengan tujuan diciptakannya. Jika digunakan dengan baik sesuai dengan tuntunan Allah, niscaya menjadi mukmin. Jika bertentangan tujuan dengan ciptaan Allah maka ia menjadi kafir. Ayat ini sama sekali tidak bisa dipahami orang yang berpaham fatalisme, karena dirinya selalu menganggap dirinya adalah kafir, sedangkan jelas bahwa Allah sebetulnya memberikan kebebasan memilih dan memberikan kita potensi keimanan. Yang memilih untuk kafir adalah yang tidak bisa mengembangkan potensi keimanan itu sendiri.
Sementara itu, Allah melihat dan mengetahui apa yang ada di dalam dada dari apa yang kita tahu dan rahasiakan dan sekalipun kita lupa apa yang kita pernah ketahui seperti disebut dalam ayat keempat.
Memperhatikan ayat kelima dan keenam, berita menyangkut orang kafir yang mendapatkan siksa akhirat. Telah datang Rasulullah SAW dengan bukti nyata, tapi mereka menolak. Allah Maha Adil, tidak mungkin disamakan orang yang tahu akan keimanan dan mengikuti tuntunan Allah SWT melalui Rasul-Nya dengan yang tidak tahu dan tidak memperoleh penjelasan mengenai ajaran Islam. Untuk orang yang tidak memiliki pengetahuan agama, beberapa ulama sepakat tidak akan dilaknat Allah.
Salah satu anugerah yang Allah berikan ialah kemampuan membedakan baik dan benar dari membaca Alquran. Pembeda, karena sering kali bercampur antara kebaikan dan keburukan. Percampuran yang begitu erat dan tidak lagi bisa membedakan. Melalui tuntunan dan membaca Alquran, kita bisa membedakan baik dan buruknya sesuatu sesuai dengan tuntunan Allah SWT. (Far/H-3)
Terkini Lainnya
Ulama Salaf Berbeda Pendapat tentang Waktu Niat Puasa Ramadan
Dari Akun Galau, Founder Sayap Hati Pakai Medsos untuk Aksi Sosial
Ramadan di Rusia, Mahasiswa Indonesia Jalani Puasa Lebih Lama
Vaksinasi Covid-19 Selama Ramadan di Sumsel Terus Digencarkan
Ada Beberapa Redaksi Lafal Niat Puasa Ramadan
Niat Puasa Ramadan di Hati Mengucapkannya Sunnah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap