visitaaponce.com

BRIN Pembangunan di Kebun Raya Bogor untuk Perbaiki Infrastruktur

BRIN: Pembangunan di Kebun Raya Bogor untuk Perbaiki Infrastruktur
Warga berfoto dengan latar Istana Bogor saat berwisata ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/9/2021)(MI/RAMDANI)

Baru-baru ini muncul pro kontra terkait dengan adanya rencana membuat wisata malam di Kebun Raya Bogor. Menanggapi hal itu, Plt Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto menerangkan, saat ini tidak ada pembangunan tambahan yang sedang berjalan di Kebun Raya Bogor.

Namun demikian, terdapat sejumlah perbaikan infrastruktur yang telah direncanakan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Hingga saat ini tidak ada bangunan tambahan, kecuali rumah anggrek yang sudah direncanakan oleh para periset sejak beberapa tahun sebelumnya, dan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bahkan, untuk meningkatkan resapan air, saat ini direncanakan pembongkaran lapangan tenis berbeton dan sebagian bangunan rumah yang dibangun belasan tahun lalu," kata Yan, dalam keterangan resmi, Rabu (29/9).

Baca juga: BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi Hingga 6 Meter

Ia menyatakan, perbaikan dilakukan pada jalan dengan batu gico yang terbentang. Perbaikan tersebut dilakukan karena sudah rusak dan berlubang-lubang.

“Jalanan berbatu gico tersebut tidak sepenuhnya peninggalan lama. Jalur tersebut diperbaiki dan tetap ditampilkan batunya agar memenuhi standar keselamatan pengunjung,” ujar Yan.

Selanjutnya, Yan menjelaskan, fungsi edukasi dan wisata di Kebun Raya Bogor akan menampilkan inovasi guna menggandeng publik seluas-luasnya agar datang berkunjung ke kebun raya.

“Program inovatif yang dinamakan glow tersebut terinspirasi dari berbagai kebun raya di luar negeri yang mengadakan wisata malam. Beberapa negara sudah lebih dulu memiliki program wisata malam di kebun rayanya,” tuturnya.

Glow juga tidak diselenggarakan setiap hari, saat ini hanya Sabtu dan Minggu, dan ke depan maksimal hanya 4 kali dalam satu minggu,” tambahnya.

Ia menyebut, Kebun Raya yang memiliki konsep glow bukan hanya di Indonesia saja, antara lain terdapat di Desert Botanical Garden (Phoenix, Arizona), Singapore Botanic Gardens (Singapura), Fairchild Tropical Botanic Garden (Miami, USA), Atlanta Botanical Garden (Atlanta), dan Botanical Garden Berlin (Jerman).

Baca juga: Epidemiolog: Strategi Ubah Pandemi Menjadi Endemi Bukan Hal yang Tepat

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menambahkan, mengenai tudingan komersialisasi Kebun Raya Bogor, sebenarnya hal tersebut telah berlangsung sejak lama. Pasalnya, di dalam Kebun Raya Bogor juga terdapat kafe, guest house, dan fotografi komersial.

“Saat ini sama, namun untuk hotel sudah ditutup sejak sebelum pandemi. Tetapi saat ini seluruh kegiatan komersial dikelola oleh mitra dengan relasi bisnis yang jelas sehingga pendapatan negara lebih optimal, serta pengelolaannya transparan dan akuntabel,” terangnya.

Saat ini, Handoko menyebutkan, terdapat tiga pihak pengelola di dalam kebun raya. Pertama, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk unit riset dan periset. Kedua, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi BRIN untuk pengelolaan laboratorium riset. Ketiga, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi untuk pemeliharaan koleksi.

“Berdasarkan fungsinya, kebun raya memiliki lima fungsi utama, yaitu konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Kelima fungsi tersebut membutuhkan inovasi agar kebermanfaatannya optimal dirasakan publik,” tambah dia,

Pembagian pengelola ini sebagai upaya untuk menempatkan semua pihak sesuai porsi dan fungsinya, dan yang terpenting memastikan para periset dan unit riset dapat fokus melakukan riset tanpa dibebani pengelolaan infrastruktur secara keseluruhan.

Kebun raya sejatinya merupakan platform riset untuk botani. Dalam melakukan pemeliharaan platform berupa kebun non koleksi, BRIN menggandeng mitra swasta sebagai operator untuk mengelola kebun di luar area koleksi, serta menjalankan 2 fungsi kebun raya, yaitu edukasi dan wisata. Sedangkan fungsi riset konservasi dan botani dilakukan oleh para periset, serta Direktorat Koleksi untuk pemeliharaan koleksi sehari-hari.  (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat