Indonesia Terus Buka Peluang Kerja Sama untuk Aksi Perubahan Iklim
PROSES negosiasi di UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) masih berjalan hingga saat ini. Dikatakan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PTKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ruandha Agung Suhardiman bahwa Indonesia terus mendorong adanya kerjasama bilateral dan multilateral dengan negara-negara lain.
"Ini salah satu yang kita dorong terus. Baik dengan strategi soft diplomacy kita di Paviliun Indonesia, maupun negosiasi formal. Kita terus mendorong terjadinya bilateral dan multirateral collaboration," kata Ruandha, Kamis (11/11). Ia mengungkapkan, beberapa poin penting yang menjadi diskusi dalam proses negosiasi tersebut diantaranya kerjasama antarnegara, mekanisme PBB, dan kerja sama non-market. "Ini yang akan terus kita usung dalam negosiasi dan betul-betul sesuai dengan regulasi yang kita siapkan," tambah dia.
Ruandha berharap, dengan adanya dorongan kerja sama bilateral dan multilateral, Indonesia bisa dengan mudah untuk menuju target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 41% pada 2030 mendatang. Ruandha juga meyaknini bahwa Paris Agreement akan diimplementasikan di Indonesia untuk mencapai target-target yang ditetapkan.
"Kita tentu sedang menunggu rule book Paris Agreement yang masih menggantung tentang non-market mekanisme tentang finance. Kita akan terus dorong untuk rule book itu diselesaikan agar tahap implementasi di 2021 bisa segara dilakukan," pungkas dia.
Sementara itu Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyatakan bahwa penerapan aturan perdagangan karbon di Indonesia dapat mendorong perwujudan transisi.
"Bagi sektor energi terbarukan, ini sebenarnya pertanda baik bahwa pemerintah benar-benar bergerak maju dalam transisi energi ini," ujar Direktur Eksekutif METI Paul Butarbutar dalam salah satu sesi diskusi di Paviliun Indonesia dalam gelaran COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Menurut dia, salah satu masalah dalam transisi energi adalah jika harga energi, terutama fosil, terlalu rendah sehingga tidak ada kesempatan bagi energi terbarukan untuk bersaing dengan energi fosil. "Banyak proyek energi terbarukan, terutama pembangkit tenaga surya, kini dapat bersaing dengan pembangkit tenaga fosil. Akan tetapi, di Indonesia belum terjadi. Oleh karena itulah, memiliki aturan carbon pricing sangat baik bagi energi terbarukan karena kita akan melihat penetapan mekanisme penetapan harga yang berbeda," tuturnya.
Ia mengharapkan biaya eksternalitas batu bara khususnya pada energi berbasis fosil diberi harga yang berbeda. "Harga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit berbasis fosil meningkat. Ini akan menjadi kesempatan bagi sektor energi terbarukan untuk berkompetisi," katanya.
Paul mengakui betapa sulitnya untuk menentukan harga karbon. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dalam menentukan harga karbon dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan keuntungan bagi energi terbarukan untuk membantu pemerintah mencapai target emisi.
Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan dalam tentukan harga karbon adalah perlu melihat bagaimana bisa mengatur the cap (skema mandatory perdagangan karbon). "Jika cap-nya tidak ketat, harga karbon akan lebih rendah. Ini tidak baik bagi transisi energi. Ini tidak membantu dalam meningkatkan kompetensi energi terbarukan," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia mengapresiasi pemerintah, terutama Kementerian LHK, menyusul regulasi terkait dengan perdagangan karbon yang ditandatangani Presiden RI. "Senang sekali akhirnya DPR dan Presiden menyepakati terkait dengan aturan hukum tersebut yang termasuk ke dalam harmonisasi aturan pajak, carbon tax masuk ke dalamnya," pungkasnya.(H-1)
Terkini Lainnya
Akreditasi Internasional FIBAA, Komitmen UNJ Tingkatkan Mutu Pendidikan
Kalsel Upayakan Pengembalian Status Bandara Internasional
38 Rekomendasi Kuliner Bandung, Mangga Dicobian!
Mundur dari Kepala Otorita IKN, Jadi Ini Tugas Baru Bambang Susantono
Putri Ariani Meriahkan Konvensi yang Dihadiri 9.000 Peserta dari 30 Negara
Presiden Menugaskan Bambang Susantono dalam Kerja Sama Internasional
Reethau Group Teken PJBG dengan KKKS (Pertamina EP) dalam Forum Gas Bumi untuk Dukung Kemandirian Energi Nasional
Kemitraan Strategis Industri-Perguruan Tinggi Kembangkan Talenta AI
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Peningkatan Kualitas SDM Cermin Pembangunan Berkelanjutan
Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Ida Fauziyah-Dubes Tiongkok Duduk Bareng
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap