visitaaponce.com

Wamenkes Akui Indonesia Masih Memiliki Masalah Kesehatan yang Persisten

Wamenkes Akui Indonesia Masih  Memiliki Masalah Kesehatan yang Persisten
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono(ANTARA/Muhammad Iqbal)

WAKIL Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, saat ini, Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten. Hal itu bisa dilihat dari beberapa indikator seperti harapan hidup, angka kematian, angka kematian bayi, dan lainnya.

"Harapan hidup kita 71 tahun itu masih di bawah di Asia Timur dan Asia Pasifik (75), Turki (77), Amerika Serikat (79), dan Australia 83 tahun," kata Dante dalam webinar Towards Covid-19 Endemic Readiness dari FKM UI, Sabtu (18/12).

Kemudian angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi mencapai 305 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. 

Baca juga: Ini yang Harus Anda Perhatikan untuk Mendeteksi Masalah Tumbuh Kembang Anak

Adapun angka kematian bayi juga masih cukup tinggi yakni 22 kematian dari 1.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih tinggi dibandingkan Vietnam dengan 15 kematian dan Singapura yang hanya 2 kematian.

Kemudian jumlah kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular lebih tinggi dibandingkan Asia Tenggara. 

"Rata-rata kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia mencapai 73% sementara di Asia Tenggara rata-ratanya hanya 60%," ujar Dante.

Lalu, 39% dari populasi umur 15 tahun merokok ini juga menjadi masalah di masyarakat dan harus cepat kita atasi. Kemudian angka tuberkulosis Indonesia berada di urutan ke-3 tertinggi di dunia sesudah Tiongkok dan India.

Kementerian kesehatan telah menetapkan komitmen untuk melakukan transformasi kesehatan dengan 6 pilar yakni transformasi layanan primer, transformasi lain layanan rujukan, transformasi sistem kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, informasi SDM kesehatan. dan teknologi kesehatan.

"Kalau kita melakukan transformasi sistem kesehatan primer maka seharusnya kita melakukan pencegahan yang lebih baik, agar 70% penyebab kematian yang bisa diatasi sebenarnya bisa diatasi dengan dana 17% dan 67% bisa diobati," ungkapnya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat