Polemik Dokter Asing, Kemenkes Sebut Kebutuhan Spesialis masih Tinggi
![Polemik Dokter Asing, Kemenkes Sebut Kebutuhan Spesialis masih Tinggi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/c68ea18e24833020d0c5bc75b2b45ea3.jpg)
POLEMIK mendatangkan dokter asing ke Indonesia kembali hangat setelah pencopotan Budi Santoso dari jabatan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Budi mengeklaim dicopot dari jabatan dekan lantaran menolak wacana naturalisasi dokter asing.
Penggunaan jasa dokter asing telah diatur dalam dalam Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Pasal 248 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2023 menyebutkan, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara asing lulusan luar negeri yang dapat melaksanakan praktik di Indonesia hanya berlaku untuk Tenaga Medis spesialis dan subspesialis serta Tenaga Kesehatan tingkat kompetensi tertentu setelah mengikuti evaluasi kompetensi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan bahwa penggunaan jasa dokter asing tidak lepas dari kebutuhan dokter spesialis di Indonesia yang masih tinggi.
Baca juga : Kemenkes Nyatakan tidak Terlibat Pemberhentian Dekan Unair yang Tolak Dokter Asing
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan hampir semua spesialis di Indonesia belum mencapai rasio 1/1.000 penduduk.
“Kalau ada (yang mencapai rasio) distribusinya tidak merata. Kalau alat dan sarana bisa dipenuhi segera dengan ketersediaan dana tapi kalau SDM perlu waktu,” katanya kepada Media Indonesia, Jumat (5/7).
Nadia mencontohkan kebutuhan dokter spesialis untuk penyakit jantung bawaan pada anak. “Setiap tahun 12.000 kasus tapi hanya maksimal 6.000 ditangani. Jadi 50% anak dan bayi meninggal karena penyakit jantung bawaan,” jelasnya.
Baca juga : RUU Kesehatan Cari Terobosan untuk Penuhi Kebutuhan Dokter
Ia menyampaikan bahwa penggunaan jasa dokter asing ini bisa dalam berbagai bentuk. Misalnya kerja sama seperti yang dilakukan RSUP Adam Malik, Medan, dengan King Salman Relief dari Arab Saudi yang mendatangkan dokter spesialis dari Arab untuk menggelar operasi jantung kompleks secara gratis.
“Bisa macam-macam (bentuk penggunaan jasa dokter asing) yang penting masyarakat kita mendapatkan layanan dan tertolong. Jangan kita menunggu 10-15 tahun lagi, kasian masyarakat,” kata Nadia.
“Termasuk pembukaan pendidikan berbasis rumah sakit juga upaya percepatan ketersediaan dokter spesialis dan subspesialis,” pungkasnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
Universitas Airlangga: Pemecatan Dekan FK Budi Santoso karena Kebijakan Internal
Kemenkes Nyatakan tidak Terlibat Pemberhentian Dekan Unair yang Tolak Dokter Asing
Kemenkes Tunjuk PT Bio Farma Sebagai Fasilitas Rujukan Delegasi OIC
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
Tingginya Angka Bunuh Diri pada Pria: Mengapa Kesehatan Mental Pria Sering Diabaikan?
Pemberhentian Dekan FK Unair Bisa Matikan Kebebasan Demokrasi
Akademisi Sayangkan Pemecatan Dekan FK Unair
POGI Minta Pemberhentian Dekan FK Unair Budi Santoso Ditinjau Ulang
Guru Besar Protes Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
Pemberhentian Dekan Fakultas Kesehatan Unair Nodai Kebebasan Akademik
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap