visitaaponce.com

Varian Omikron Meningkat, Epidemiologi Indonesia Harus Waspada

Varian Omikron Meningkat, Epidemiologi: Indonesia Harus Waspada
Ilustrasi protokol kesehatan(MI/Fahrullah)

TREN varian omikron makin mengkhawatirkan. Bahkan kasus di jakarta terus melejit, terkait adanya kemungkin transmisi lokal yang mulai tinggi sejak berapa pekan terakhir. 

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia menghadapi kondisi jauh lebih ringan dalam menghadali varian Omikron karena belum ada kemungkinan ancaman serius. 

Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil Minta Pemerintah Tunda Pemberian Vaksin Booster

"Artinya ini dalam level yang harus sangat waspada, karena yang kita hadapi saat ini adalah (varian) Delta dan Omikron, yang dua-duanya ini punya risiko masing-masing karena selama paling satu varian itu masuk dikategorikan sebagai varian Omikron itu berarti ada potensi serius bukan berarti ringan, enggak," kata Dicky kepada Media Indonesia Minggu (9/1).

Dia menilai saat ini dengan kondisi pergerakan masyarakat yang cukup tinggi maka seharusnya semua pihak harus bisa saling mengingatkan karena akan berkontribusi pada perbanyakan kasus yang keduanya memiliki pola eksponensial.

"Kondisi sangat harus kita hindari, karena pada gilirannya akan merambah pada kelompok yang rawan di masyarakatnya yang berisiko tinggi," sebutnya. 

Meskipun, penyebaran kasus varian Omikron tidak akan seperti secepat kasus varian delta. Namun, lanjut Dicky bukan karena varian omikron ringan tetapi karena jumlah orang yang punya imunitas sudah lebih banyak sehingga bersirkulasi di masyarakat dan mereka tidak menyadari terinfeksi.

"Kemampuan deteksi kita ini juga masih terbatas, yang ada di masyarakat ini makanya kita dalam level comunity transmission karena keterbatasan sistem deteksi kita," tuturnya 

Dia menambahkan bahwa kasus yang ditemukan dan yang beredar di masyarakat jauh lebih banyak. Kondisi ini harus disadari sehingga semua pihak bisa meredam peningkatan kasus tersebut. 

"Meredam dengan cara apa ya? harus ke luar negeri dikurangi, yang hanya esensial. Pemerintah meningkatkan 3T dan vaksinasinya. Masyarakat juga mendukung dengan menerapkan disiplin 5M, mendukung vaksinasi dan 3T," lanjut Dicky.

Dia juga mawanti-wanti peningkatan kasus transmisi lokal. Meskipun varian Omikron terdeteksi di bandara dan kasusnya lebih banyak dari luar negeri dalam penemuan kasus-kasus sebelumnya. 

"Itu bukan berarti di dalam negeri hanya ada pertambahan 7, dari total 23 kasus lokal. Ini karena ada kekuatan intervensi berberda. Di pintu masuk, semua dites dengan PCR tetapi di masyarakat terbatas testing. Nah ini yang artinya kita harus menyadari bahwa bukan berarti masalah di dalam negeri tidak seserius dari pintu masuk, tidak," tegasnya.

Dia memastikan bahwa penyebaran omikron harus diwaspadai, sebab apabila terjadi transmisi lokal maka varian omikron sulit untuk diredam bahkan dibutuhkan upaya lebih ketat daripada kasus varian delta.

"Nah inilah yang harus dimitigasi, dengan apa? Ya dengan kesiapan. Saya kira menkes sudah relatif baik, saya sudah lihat rencana mitigasinya. Namun sekarang tinggal di daerah. Segera merespon ini, kadang-kadang daerah merasa belum apa-apa, karena belum ada peningkatan rumah sakit padahal itu sudah telat kalau sudah begitu," pungkasnya. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat