visitaaponce.com

Adu Kemampuan Meracik dalam Kompetisi Barista

Adu Kemampuan Meracik dalam Kompetisi Barista
(DOK MI)

KOMPETISI BARISTA: Barista Reiny asal Kalimantan (kanan) dan barista Muhamad Fitri asal Tangerang beradu meramu kopi saat final kompetisi barista di Festival Pesona Kopi Argoforestry 2022 dalam rangkaian acara HUT ke-52 Media Indonesia di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (27/1). Reiny menjadi yang terbaik diikuti Muhamad Fitri dan Hariadi Saputra.


SEBANYAK 16 peserta mengikuti kompetisi barista dalam acara Festival Pesona Kopi Agroforestry 2022 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Kamis (27/1). Sebelumnya, para peserta ini telah mengikuti sejumlah pelatihan barista dalam rangkaian acara HUT ke-52 Media Indonesia pada 25-27 Januari 2022.

Kompetisi dilakukan melalui sistem gugur. Setiap peserta bertanding di setiap babak dengan lawan secara acak.  Pada babak pertama delapan peserta melaju ke perempat final.

Dalam setiap sesi pertandingan one on one (satu lawan satu) itu, peserta harus menyajikan kopi terbaiknya selama 5  menit. Dalam waktu tersebut (kecuali final 3 menit), peserta harus memanaskan air, mengolah biji kopi yang sudah matang (roast bean) untuk dihaluskan menggunakan grinder, menakar bubuk kopi, hingga menuangkan air dengan takaran yang pas.

Baca Juga: Festival PeSoNa Kopi Agroforestry 2022 Dapat Animo Besar

Biji kopi yang harus diolah pun berbeda pada tiap sesinya, yakni kopi dari berbagai daerah di Indonesia, dengan proses pascapanen yang berbeda juga. Antara lain jenis full wash dan natural.

Setelah melalui persaingan sengit, juara pun diumumkan kemarin. Juara pertama diraih Reiny Octavianty dari PSKL Kalimantan, pemenang kedua Muhammad Fitri asal Tangerang, dan peringkat ketiga Hariadi Saputra dari PSKL Maluku Papua.

Saat ditemui seusai acara, Reiny mengaku tidak menyangka bisa memenangi kompetisi ini. Padahal, awalnya ia hanya mau ikut pelatihan barista yang digelar selama dua hari sebelumnya. “(Tapi setelah itu) Kayaknya aku boleh men-challenge diri sendiri, sesuai enggak, apa yang sudah kami jalankan (dalam pelatihan), hasilnya bagaimana, jadi ikut,” katanya.

“Enggak nyangka bakal juara. Karena teman-teman yang ikut tuh ada yang dulunya kerja di Starbucks, ada owner coffee shop. Sempat minder juga awalnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Menghirup Semerbak Kopi di Festival Pesona Agroforestry

Reiny sendiri memiliki kedai kopi bernama Kojal Coffe (Kopi Jago Jalanan) asal Kalimantan Barat. Ditanya mengenai strategi pembuatan kopi, Reiny mengaku dirinya hanya berusaha membuat kopi yang enak. “Kalau misalnya saya giniin, enak enggak ya, kalau gini, enak enggak. Sama paling (berdasarkan) pengalaman-pengalaman sebelumnya,” katanya.

Salah satu juri kompetisi barista tersebut ialah William Edison, pendiri WE Coffee Roaster dan WE Academy. Menurutnya, secara keseluruhan kemampuan peserta sudah cukup baik.

“Dari hasil brewing-nya cukup clean. Terutama yang sudah masuk semifinal dan final memang sangat mendekati sehingga juri juga agak kewalahan untuk memilih satu yang terbaik,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Dalam kompetisi, lanjutnya, juri lebih menilai kepada kecakapan peserta dalam melakukan proses brewing. Menurutnya, proses itu akan menentukan hasil akhirnya seperti apa.

Baca Juga:  Sustainable Coffee akan Jadi Tren di Dunia Kopi Global

“Proses brewing kan ada suhu air yang harus dijaga, dengan teknik pouring yang berbeda dan waktu brewing yang berbeda. Itu menjadi sebuah kesatuan untuk menghasilkan secangkir kopi yang terbaik,” jelas William. 

Sekretaris KOOP Indonesia Rini Hasanah menyebut kegiatan ini dilaksanakan untuk menilai kemampuan peserta yang sudah mengikuti pelatihan. “Untuk menilai bagaimana para peserta menyerap selama dua hari pembelajaran, dan juga kita kembalikan kepada cara seduh ke gaya sendirisendiri akhirnya,” kata Rini.

Dia pun menilai para peserta mampu mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat itu. “Kita sudah bisa lihat siapa pemenangnya, dia punya talenta, bisa menyeduh dengan baik dan menyajikan cita rasa kopi yang enak kepada penikmat kopi.Makanya kita kasih judul From Farm to Cup, dari petani sampai ke segelas kopi,” pungkasnya.

Juara kompetisi ini berhak mendapatkan uang tunai Rp2 juta, selanjutnya peringkat kedua Rp1,75 juta, dan ketiga Rp1,5 juta. 

Selain itu, hadiah juga diberikan kepada juara harapan 1 (Rp700 ribu), harapan 2 (Rp500 ribu), dan harapan 3 (Rp300 ribu). (Ihfa Firdausya/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat