Orang Bipolar Berhak Punya Anak
![Orang Bipolar Berhak Punya Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/f7fec26d5e20e6763d4dd076b2857565.jpeg)
AKTRIS Marshanda merupakan salah satu pesohor yang secara terbuka mengungkapkan bahwa ia sedang berjuang mengatasi masalah kesehatan mentalnya, yakni gangguan bipolar.
Ia bahkan menjalani pengobatan ke Amerika Serikat demi niat untuk sembuh. Melalui media sosialnya, ia kini aktif mendorong masyarakat yang mengalami indikasi gangguan mental untuk meminta bantuan keluarga dan tenaga kesehatan.
Tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari bipolar sedunia. Tanggal tersebut diambil dari hari lahir seniman dunia Vincent Van Gogh yang disimpulkan mengalami bipolar.
Berdasarkan surat-surat Van Gogh pada adiknya, Theo, disimpulkan ia mengalami gejala seperti dalam catatan medis pertama gangguan bipolar yang dibuat psikiater Prancis Jean-Pierre Falret tahun 1851.
Baca juga: Glaukoma Pencuri Penglihatan Tiap Generasi
Bipolar adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati atau mood dari posisi terendah (depresif) ke tertinggi (manik). Orang dengan gangguan bipolar bisa saja memiliki suasana hati yang sama seperti orang lain, tetapi mereka punya kecenderungan untuk mengalami kekambuhan menuju fase manik maupun depresif.
Dengan kondisi suasana hati yang berubah-ubah secara drastis, banyak masyarakat mempertanyakan apakah orang dengan gangguan bipolar bisa memiliki anak? Mengingat fase kehamilan, persalinan dan paska persalinan bukanlah fase yang mudah untuk ibu tanpa gangguan bipolar apalagi dengan gangguan bipolar.
Dokter Santi Andayani, dari Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa RSHS/FKUP Universitas Padjadjaran, mengatakan orang dengan gangguan bipolar berhak mempunyai anak. Sama seperti dengan orang pada umumnya, kehamilan yang akan dijalani orang dengan gangguan bipolar harus memiliki perencanaan yang matang.
“Boleh sekali, memiliki anak adalah hak bagi mereka yang mengharapkan keturunan. Tetapi harus banyak pertimbangan. Harus dipastikan emosinya stabil, harus dalam pengawasan dokter, baik dokter kebidananan maupun psikatri,” kata Santi dalam diskusi menyambut World Bipolar Day 2022 di Instagram Live, “Aku Bipolar, Boleh Hamil Gak ya?” yang diselenggarakan PPDS Psikatri FK Unpad (12/3).
Santi juga mengatakan persiapan fisik dan mental harus benar-benar siap dan sehat. Akan lebih baik bila kondisi psikatriknya stabil minimal tiga bulan sebelum terjadi kehamilan. Meski tidak semua mengalami kekambuhan, Santi menekankan untuk tetap melakukan pencegahan risiko kekambuhan itu terjadi.
Perhatikan obat
Selain itu obat-obatan yang dikonsumsi pasien bipolar juga perlu diperhatikan. Karena ada beberapa obat yang tidak disarankan pada saat kehamilan. Penggunaan obat yang tidak tepat akan berdampak buruk terhadap ibu dan perkembangan janin.
Santi mengharapkan pasien bipolar terus melakukan konsultasi dengan psikater dan dokter kandungan terkait obat yang aman dikonsumsi. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan gangguan bipolar tidak selalu otomatis menjadi bipolar.
Baca juga: Alasan Kemenkes belum Pastikan Booster sebagai Syarat Mudik
“Kita harus mengetahui risiko bayi yang dilahirkan dari ibu bipolar cukup besar. Sekitar 15-30% kemungkinannya. Bukan berarti bayi mereka otomatis lahir menjadi bipolar. Tetapi kerentanan risiko untuk menjadi bipolar itu ada. Apalagi kalau ada saudaranya menunjukkan gejala bipolar, kerentanan itu menjadi sangat tinggi,” jelas Santi.
Dukungan pasangan dan keluarga menjadi sangat penting untuk ibu dengan gangguan bipolar dalam melewati proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan sampai perawatan bayi.
“Selama kehamilan, ibu pasti mengalami perubahan fisik, perubahan hormonal yang menyebabkan perubahan mood. Sehingga bukan sesuatu yang mudah bagi orang dengan bipolar untuk menjalani proses itu. Sehingga penting bagi pasangan dan keluarga untuk memberi dukungan penuh serta kebutuhan ibu dengan bipolar,” pungkas Santi. (H-3)
Terkini Lainnya
Perhatikan obat
Udara Buruk Jakarta Picu Depresi Anak-Remaja di Masa Mendatang
Polusi Udara Bisa Picu Depresi dan Rusak Kesehatan Mental
Banyak Dipengaruhi Gawai, Ajak Anak dan Remaja Berinteraksi Langsung Jaga Kesehatan Mentalnya
Tingginya Angka Bunuh Diri pada Pria: Mengapa Kesehatan Mental Pria Sering Diabaikan?
Studi HCC: 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Sering Terpapar Polusi Udara Bisa Sebabkan Depresi
Louis Gilbert Yulianto, Seniman Cilik Asal Yogya Pamerkan Karya di ArtJog 2024
Konser Amal Peduli Seniman Digelar untuk Peringati Bulan Bung Karno
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Karya Peter Rhian Gunawan, Cek Jadwal Workhsop-nya
Eugene Museum Bakal Hadir di Bali Mulai 2026
Seniman Erica Hestu Tampilkan Karya Adventure of a Thousand Colors
Sinar Mas Land Gelar Pameran Karya Seni Maymorable di BSD City
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap