visitaaponce.com

Hari Bumi Sedunia Dijadikan Momen Kebangkitan Para Ecopreneur Muda

Hari Bumi Sedunia Dijadikan Momen Kebangkitan Para Ecopreneur Muda
Talkshow dan Buka Bersama yang bertema “Bukber for Sustainable Future: The Rising of Ecopreneurship in Indonesia” .(Ist)

DALAM rangka memperingati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April. GK - Plug and Play (Sustainability), Ecoxyztem, dan CoHive berkolaborasi untuk mengadakan acara Talkshow dan Buka Bersama yang bertema “Bukber for Sustainable Future: The Rising of Ecopreneurship in Indonesia” .

Acara yang dilaksanakan secara hybrid berlokasi di CoHive 101 Mega Kuningan, Jakarta Selatan bertujuan untuk mempertemukan dan memperkuat silaturahmi antar-stakeholders di isu climate-tech atau startup lingkungan di Indonesia.

Mulai dari startup, investor, tim CSR perusahaan, delvelopment agency, hingga komunitas pecinta lingkungan hadir dalam acara yang dimulai saat menjelang jam buka puasa (ngabuburit).

Sebelum berbuka bersama dan berjejaring, acara diawali dengan talkshow yang mendatangkan beberapa pakar di isu lingkungan, di antaranya dari Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan KADIN Indonesia, Greeneration Group, Engagement Group Value 20, dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) untuk membahas tentang tema Hari Bumi tahun ini yaitu “Invest in Our Planet.”

Sesuai dengan tema Hari Bumi Sedunia 2022 yakni "nvest in Our Planet", menjadi penting bagi dunia industri untuk menaruh perhatian kepada inovasi atau solusi permasalahan lingkungan yang dihasilkan oleh para pendiri startup hijau atau ecopreneurs muda di Indonesia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, BNI Perkuat Kerja Sama Hutan Organik Megamendung 

Di sisi lain para startup founders juga perlu untuk lebih peka dalam membaca tren dan pergerakan pasar sehingga dapat lebih mendekatkan diri mereka kepada para calon investor yang ingin bertransisi dan melakukan investasi bidang ESG atau Environment Social and Governance.

“Perlu adanya makna dalam setiap usaha mendirikan organisasi atau perusahaan, begitu pula startup lingkungan harus bisa memperdalam apa yang sedang dicari dan permasalahan apa yang ingin diselesaikan oleh para ecopreneurs muda," kata Silverius Oscar Unggul, Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kantor Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam keterangan pers, Minggu (24/4).

"Karena pada saat ini dunia industri dan para investor sudah mulai menaruh perhatian lebih kepada inovasi yang dapat menjembatani bisnis yang masih tradisional ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, disitulah teman-teman ecopreneur muda bisa masuk dan mengisi perannya,” jelas Oscar.

Solusi dan inovasi permasalahan lingkungan yang berkelanjutan baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial (people-profit-planet) menjadi sangatlah genting untuk diterapkan secara luas seiring dengan terus memburuknya situasi iklim dunia

Bila tak ada solusi dan inovasi, umat manusia tidak bisa menurunkan laju perubahan iklim di bawah 1,5 derajat Celcius hingga tahun 2030 sesuai target Paris Agreement.

Jadi secara sadar atau tidak sadar, bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim seperti naiknya permukaan air laut, banjir, tanah longsor, dan kerusakan alam akibat timbulan sampah dapat memberikan kerugian besar baik secara materiil maupun moril terutama bagi negara kepulauan yang sangat rentan bencana seperti Indonesia.

“Teman-teman muda, komunitas di daerah sebenarnya sudah banyak sekali yang memiliki potensi inovasi lestari yang luar biasa dampaknya, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pelestarian alam (cuan-lestari)," kata Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

"Misalnya, potensi buah tengkawang dari Sintang yang saat ini diekspor ke banyak negara sebagai bahan baku mentega, sabun, kosmetik, dan lainnya," katanya.

"Hal inilah yang perlu kita dorong bersama sehingga apa yang menghasilkan nilai ekonomi tidak serta merta menciderai lingkungan namun bahkan dapat hidup berdampingan satu dengan yang lain” ucap Gita.

Sementara itu, Founder dari Greeneration Group, Bijaksana Junerosano, mengatakan,"Greeneration Group lahir dari rahim kegelisahan anak muda yang melihat permasalahan lingkungan yang lajunya jauh lebih cepat dibanding dengan solusi yang diciptakan atau muncul di masyarakat."

"Kami hadir untuk mencoba menemani dan mengantarkan para ecopreneurs tumbuh bersama baik secara dampak solusi lingkungan maupun secara pertumbuhan ekonomi dan bisnis.” jelasnya Bijaksana Junerosano.

Ketut Saguna Naraya, Co-Leader Management and Governance Value 20 (V20) dan Grace Paramitha, Co Chair Youth (Y20) sebagai pembicara dan moderator dalam talkshow yang sanggup memberikan perspektif khusus dari perwakilan Engagement Group G20.

Terlebih tahun ini Indonesia akan memiliki momentum menjadi tuan rumah perhelatan tahunan yang mengumpulkan 20 pemimpin negara dengan ekonomi terbesar di dunia yaitu G20.

“Hari Bumi kali ini diharapkan dapat menjadi awal mula dan cikal bakal kebangkitan ekosistem startup hijau di Indonesia," kata Jonathan Davy, CEO dari Ecoxyztem.

"Perhelatan G20 pada akhir tahun kami harapkan Indonesia dapat menjadi tuan rumah sekaligus pemimpin dalam proses transformasi dari industri yang konvensional kepada industri yang lebih ramah lingkungan," katanya.

"Kami dari Ecoxyztem sebagai venture builder siap untuk mendukung agenda pemerintah terutama yang berkaitan dengan tujuan ekonomi hijau, agar inovasi para ecopreneurs benar-benar menjadi jawaban untuk terciptanya ekosistem industri yang berharmoni antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.“ jelas Jonathan. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat