visitaaponce.com

Puan Antusiasme Mudik Tinggi Harus Diantisipasi dengan Persiapan Matang

Puan: Antusiasme Mudik Tinggi Harus Diantisipasi dengan Persiapan Matang
Kepadatan kendaraan menuju jalur wisata Puncak di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/2).( ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

ARUS mudik 2022 masih terkendala ‘masalah lama’ sebenarnya bisa ditangani oleh pemerintah. Tumpukan pemudik di jalan tol lintas Jawa sebenarnya bisa dihindarkan jika ada alternatif dan informasi yang akurat. 

Padahal imbauan kepada pemerintah untuk mengantisipasi mudik digaungkan sejumlah pihak, termasuk Ketua DPR RI Puan Maharani yang sempat mengingatkan agar pemerintah memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin. 

“Kita memaklumi antusias warga mengingat akibat pandemi Covid-19, sudah 2 tahun masyarakat tidak diperkenankan mudik saat Lebaran. Antusiasme mudik yang tinggi ini harus disikapi dengan persiapan matang dari pihak otoritas,” ujar Puan.

Pengamat transportasi Djoko Setijowardono mengungkapkan bahwa persoalan yang terjadi saat pelaksanaan arus mudik yakni masih terkait dengan persoalan lama yang sebenarnya bisa ditangani pemerintah. 

Baca juga: Bikin Macet, Polisi Usir Pemudik yang Beristirahat di Ruas Jalan Tol

“Mestinya karena menuju ke sana konsentrasinya jalan tol tetapi jangan melupakan jalan no- tol,”  kata Djoko.

Berdasarkan pengamatannya, pemudik yang memilih jalur non tol pada tanggal 27,28 dan 29 malam perjalanannya relatif lancar. Tingginya volume kendaraan di jalan tol sebenarnya bisa dihindari jika pemerintah dan stakeholder seperti Jasa Marga dan KemenHub terus memberikan informasi yang akurat dan terkini. 

“Antisipasi jalan tol penuh, ya suruh keluar saja, atau diberi informasi, ini jalan tol sudah penuh Anda menunda keberangkatan. Terus berikan informasi,” kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini. 

Sejauh ini kata dia, informasi yang diberikan kepada publik masih minim, juga penyampaian kondisi di lapangan berupa teks dan suara yang kadang terlewat pemudik. 

Problem lain di jalan tol adalah antrian pada gate dan kapasitas area peristirahatan. “Mesti kalau di jalan tol dia lelah, tidak bisa masuk rest dan di akan ke bahu jalan istirahat. Ke bahu jalan peristirahatan, bahaya kan” kata Djoko. 

Namun Djoko berharap tahun depan kondisinya tidak seperti ini lagi karena akan diberlakukan Multi Lane Free Flow, pembayaran tol tanpa berhenti, itu berarti pengguna jalan tol tidak harus mengentikan kendaraannya di gerbang tol.

Sementara itu, Pengamat perkotaan dan transportasi Yayat Supriatna mengungkapkan terjadi peningkatan yang luar biasa baik untuk tranportasi darat dan laut, utamanya macet parah di jalan tol dan antrean panjang di pelabuhan.

"Memang imbauan pemerintah untuk mudik lebih awal itu bagus, tapi meledaknya pemudik pada akhir bulan Ramadan atau menjelang 2-3 hari menjelang hari lebaran itu memang tidak bisa dihindari, karena perjalanan itu sangat diatur oleh jadwal kerja para pekerja formal," ujarnya.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas yang kini diterapkan seperti pemberlakuan satu arah memang cukup membantu meski punya dampak ke ruas jalan lainnya.

"Pola one-way atau contraflow untuk beberapa saat sangat membantu di jalan tol, tapi menjadi beban di jalan arteri," tegasnya.

Padahal menurutnya, jalan arteri atau alternatif tidak sebagus jalan tol. Begitu juga fasilitas dan sumber daya penunjang di jalan arteri tidak sesigap dan sebaik jalan tol. 

Begitu juga beban jalan jalan arteri lebih berat daripada jalan tol dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang kompleks. Apalagi jika jalan arteri juga memikul beban arus mudik.

Senada dengan Djoko, Yayat menyoroti lambannya informasi tentang kondisi lalu lintas mudik. Operator jalan tol menyarankan pemudik untuk menunggu di rest area terlebih dahulu, namun kepastian pembukaan jalur juga tidak bisa dipastikan. 

"Memang harus diakui informasi tentang kepastian kapan dibuka, kapan dibuka sangat situasional, sehingga banyak orang yang berada di tengah jalan tiba-tiba terjebak," sambungnya.

Apresiasi

Meski demikian, Yayat mengapresiasi kerja keras Korlantas Polri, Kemenhub, dan operator jalan tol. Namun menurutnya saat ini yang paling diperhatikan adalah partisipasi, pengertian, dan pemahaman bersama. 

"Antisipasi, gagasan, konsep sudah disiapkan, bahkan terkait dengan jumlah pemudik pun semua sudah dihitung, semua sudah diperkirakan. Tetapi yang harus dilihat antara konsep dan gagasan dengan praktiknya masih ada gap (kesenjangan), misalnya informasi dan komunikasi. Itu yang paling penting," tegasnya.

Yayat meminta semua orang harus lebih banyak bersabar dan mencari informasi akurat terkait perjalanan. Ia juga menyarankan agar masyarakat membuat perencanaan matang terkait keberangkatan, sehingga tidak terjebak kemacetan saat puncak arus mudik.

"Semua orang dalam kondisi ini memang diminta harus banyak bersabar dan memang harus dapat informasi yang akurat. Jadi dia bisa mempersiapkan perjalanan, bisa lebih pasti," pungkasnya. (RO/OL-09)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat