Akupuntur Bisa Bantu Atasi migrain
![Akupuntur Bisa Bantu Atasi migrain](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/9e734016a026c4aec8a93f76d697fdcf.jpg)
DOKTER Spesialis Akupunktur Klinik Newanda Mochtar mengatakan akupuntur bisa membantu menangani keluhan migrain yang tidak bisa sembuh usai diberikan terapi obat-obatan.
"Metode akupunktur yang digunakan adalah akupunktur secara manual, dilakukan 2-3 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit per sesi, total 12 kali," ujar Newanda.
"Setelah terapi dokter akan melakukan evaluasi," ujar dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya itu melalui siaran pers, dikutip Senin (30/5).
Baca juga: Gaya Hidup Sehat akan Kurangi Risiko Penyakit Jantung di Usia Senja
Menurut dia, akupunktur medis bekerja dengan merangsang sistem saraf dan memengaruhi berbagai neurotransmitter yang berperan terhadap serangan nyeri kepala, sehingga nyeri kepala berdenyut tidak terjadi.
Terapi ini mampu membantu meredakan nyeri serta pengurangan kekambuhan migrain secara jangka panjang.
"Setelah terapi, akan terjadi pengurangan dalam hal jumlah hari serangan migrain, keparahan serangan migrain, serta lamanya serangan migrain," kata Newanda.
Migrain merupakan nyeri kepala primer yang banyak ditemukan baik di Eropa, Amerika, maupun Asia. Berdasarkan studi populasi Balitbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, migrain memiliki prevalensi sebesar 22,4% di Indonesia.
Kondisi ini merupakan nyeri kepala tipe kronis dengan gejala keluhan yang sama berulang-ulang, menyerang usia produktif, dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja hingga 80%, sehingga berpotensi memengaruhi kualitas hidup dan kehidupan perekonomian, serta pendidikan secara global.
Serangan nyeri kepala migrain bersifat spesifik, paroksismal atau mendadak, dan terkadang dibarengi adanya kilatan cahaya di depan mata.
Menurut Newanda, migrain hanya dapat diobservasi oleh dokter yang memeriksa pasien baik sebelum maupun sesudah serangan.
Kondisi migrain dinyatakan sebagai nyeri kepala berulang, lebih dari lima kali, dengan durasi 4-72 jam dengan karakteristik berdenyut, intensitas sedang sampai berat, unilateral/menyerang pada satu sisi yang bertambah dengan aktivitas fisik, serta adanya manifestasi mual, sensitif terhadap cahaya dan suara.
Namun, kelompok studi nyeri kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada 2013 dan American Headache Society (AHS) menyebutkan tidak mengharuskan terdapatnya nyeri kepala berdenyut, nyeri kepala unilateral, dan ada tidaknya gejala dalam setiap serangan.
"Adanya ketidakseimbangan neurotransmitter otak dapat menyebabkan migrain," tutur Newanda.
Dia mengungkapkan, sekitar 60% pencetus migrain berasal dari faktor genetik, sementara 40% pencetus migrain lainnya yakni faktor lingkungan, sehingga dalam pendekatan penanganannya diperlukan satu kesinambungan baik terhadap individu maupun keluarga atau lingkungannya.
Bila dirinci, penyebab migrain ini antara lain perubahan hormon pada wanita termasuk sebelum dan sesudah menstruasi, kehamilan, dan menopause.
Makanan seperti keju, makanan asin dan makanan yang diproses, pemanis aspartame dan monosodium glutamate, serta minuman beralkohol dan berkafein juga dapat memicu migrain.
Selain itu, stres di tempat kerja atau rumah, cahaya terang, silau matahari, suara keras, bau yang kuat, perubahan pada siklus tidur, dan perubahan lingkungan seperti cuaca, dapat pula memicu timbulnya migrain.
"Obat-obatan hormonal seperti kontrasepsi oral dan terapi pengganti hormon dapat memperburuk keadaan migrain," kata Newanda.
"Serangan migrain dapat terjadi kapan saja. Apabila Anda mengalami serangan migrain berulang dan tak kunjung sembuh dengan terapi obat-obatan, mungkin Anda dapat mencoba terapi akupunktur. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis akupuntur klinik di rumah sakit terdekat sebelum memutuskan untuk melakukan terapi tersebut," pungkas dia. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Tubuh Fit Wajah Cantik dengan Akupuntur
Akupuntur Bisa Jadi Alternatif untuk Cegah Risiko Hipoglikemik
Akupuntur Bisa Digunakan untuk Terapi Paliatif Pasien Kanker
Akupuntur Bisa Jadi Pilihan Terapi bagi Pasien Stroke
Ini Manfaat Akupuntur Bagi Ibu Pascamelahirkan
Sulit Tidur? Coba Akupresur Pergelangan Tangan Anda
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Ini Usia Rentan Kena Migrain, Cek Gejala dan Penanganannya
Migrain Lebih Sering Terjadi pada Perempuan, Ini 5 Cara Mengatasinya
Dukungan Lingkungan Kerja Penting Bagi Penderita Migrain
Dukungan Lingkungan Kerja Penting bagi Penderita Migrain
Disebut Disabilitas Tak Terlihat, Dokter Minta Jangan Anggap Enteng Migrain
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap