Pajak Karbon untuk Mengubah Perilaku Masyarakat
![Pajak Karbon untuk Mengubah Perilaku Masyarakat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/77b4711b1e27159db81e263f91bc25ff.jpg)
MEKANISME pendanaan pajak karbon melalui skema cap-trade-tax sektor pembangkit tenaga listrik akan diterapkan Indonesia pada Juli 2022.
Hal ini sejalan dengan komitmen penurunan emisi dalam Paris Agreement yang telah disepakati. Lewat skema cap-trade-tax, pembangkit listrik tenaga batu bara dengan proses yang tidak efisien atau emisi yang lebih tinggi, akan dikenakan biaya tambahan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pajak karbon merupakan salah satu instrumen Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat. Dalam hal ini, untuk beralih ke aktivitas ekonomi hijau yang rendah karbon.
Baca juga: Kadin Sebut Perdagangan Karbon Dimonopoli AS dan Uni Eropa
"Pajak karbon diterapkan sambil mendorong perkembangan pasar karbon, inovasi teknologi, dan investasi yang lebih efisien, rendah karbon, serta ramah lingkungan," ujarnya dalam seminar virtual, Senin (20/6).
Lebih lanjut, dirinya berpendapat untuk mewujudkan ekonomi hijau, berbagai alternatif mekanisme pendanaan menjadi penting untuk memenuhi financing gap yang cukup besar.
"Ini dilakukan agar pendanaan tidak terbatas hanya dari APBN. Misalnya melalui Green Sukuk, tetapi juga dari berbagai instrumen alternatif, seperti blended finance dan menampung dana dari swasta untuk pengembangan EBT," imbuh Airlangga.
Penerapan ekonomi hijau di Indonesia juga didorong dengan Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2021-2025 oleh Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, adanya Taksonomi Hijau Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara, yang telah memiliki standar hijau sebagai acuan nasional.
Baca juga: Kemenkeu: Perekonomian Indonesia masih Berdaya Tahan
Kemudian, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai otoritas pasar modal, juga didorong untuk segera mempersiapkan infrastruktur, perangkat dan instrumen. Khususnya, terkait dengan investasi berkelanjutan.
BEI secara khusus disiapkan untuk terlibat dalam transaksi perdagangan karbon. Dalam hal ini, untuk membiayai transisi pembangkit tenaga listrik batu bara, serta mengadopsi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Penguatan fundamental pasar ini akan mendorong peluang untuk merebut pasar pembiayaan hijau. Sehingga, mendorong proses transisi menuju ekonomi hijau lebih cepat dan efektif," katanya.(OL-11)
Terkini Lainnya
Kebijakan HGT untuk 7 Sektor Dilanjutkan, dari Pupuk hingga Karet
Bamsoet Ungkap Rencana Maju Menjadi Ketum Golkar
Ini Jurus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Keluarkan Indonesia dari Middle Income Trap
Airlangga: Lewat Ekonomi Hijau, RI Dapat Keluar dari Middle Income Trap
Apindo Sebut PHK di Industri TPT Belum Berakhir
Golkar Optimis Berkoalisi dengan Gerindra dalam Pilkada DKI
Pengunduran Diri Gantz Tambah Tekanan pada Netanyahu
Iuran Tapera Jadi Perdebatan, REI Usul Dana Pendampingan
Rapat di Komisi I, Wamenhan Keceplosan Sebut Periode Selanjutnya sebagai Pemerintahan Jokowi-Gibran
Kantor Pemerintahan belum Layak Dipindahkan ke IKN
Australia-Indonesia Pererat Kerjasama Hubungan Indo-Pasifik di Forum Air Dunia
PDIP Mulai Bahas Sikap Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap