visitaaponce.com

Inilah Cara Hindari Kolesterol Tinggi Usai Konsumsi Daging Merah

Inilah Cara Hindari Kolesterol Tinggi Usai Konsumsi Daging Merah
Tingginya angka kolesterol pada makanan tidak hanya kandungan bahan makanannya, juga dipengaruhi juga oleh cara mengolah makanan tersebut.(Ist/diabetes.co.uk)

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengungkapkan tips edukasi menghindari kolesterol tinggi usai mengonsumsi daging merah termasuk daging kambing.

Caranya dengan memperhatikan cara memasak dan jumlah batasan kolesterol dalam tubuh serta mengkonsumsi obat yang tepat, khususnya bagi pemilik kadar kolesterol kategori tinggi. 

Fakta yang menarik, menurut Medical Affairs Kalbe Nutritionals, dr. Adeline Devita, dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk, ternyata daging kambing memiliki angka kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan ayam.

Artinya, berbeda dengan mitos yang selama ini terjadi. 

“Orang-orang tahunya daging kambing tinggi kolesterol jadi identik, takut makan daging kambing, takut kolesterolnya tinggi,” ujar dr. Adeline Devita dalam keterangan pers, Senin (25/7)..

Masyarakat, menurut dr.Adeline, tidak perlu khawatir menikmati bahan makanan yang mengandung kolesterol.

Tetapi, perlu waspada memperhatikan cara memasak dan jumlah batasan kolesterol dalam tubuh, khususnya bagi pemilik kadar kolesterol kategori tinggi.

Baca juga: Ketahui Maksimum Jumlah Telur yang Aman Dikonsumsi

Dia mengatakan, tingginya angka kolesterol pada makanan tidak hanya berdasarkan kandungan bahan makanannya, melainkan, dipengaruhi juga oleh cara mengolah makanan tersebut.

Begitu pula dengan daging kambing yang sering kali disebut tinggi kolesterol.

Faktanya, kandungan kolesterol pada daging kambing lebih rendah dibandingkan  jenis daging merah lain serta daging ayam.

Menurut Adeline, cara memasak daging dan campuran bahan masaknya juga dapat mempengaruhi jumlah kolesterol dari suatu bahan makanan.

“Jadi tidak perlu terlalu khawatir, tapi perlu waspada saja apalagi jika kadar kolesterol kita sudah masuk kategori tinggi,” tegas dr. Adeline.

Salah satu cara membantu mengurangi kadar kolesterol dalam daging, tambahnya, adalah dengan merebus daging terlebih dahulu dan buang air rebusan pertamanya. Kemudian, buang area kulit daging.

Setelah itu, usai mengonsumsi bahan makanan yang tinggi kolesterol direkomendasikan segera mengonsumsi bahan makanan yang mengandung Plant Stanol Ester 2 gram per hari, sesuai pedoman penatalaksanaan dislipidemia.

“Sejalan dengan tagline Kalbe, yaitu 'Bersama Sehatkan Bangsa', Kalbe juga concern dengan isu kesehatan kolesterol ini.," tutur Brand Manager Nutrive Benecol, Dessyana.

"Kalbe memiliki produk yang mengandung Plant Stanol Ester  untuk menurunkan kolesterol dalam tubuh kita, yaitu Nutrive Benecol,” jelas Dessyana.

Dessyana mengungkapkan, Plant Stanol Ester yang terkandung dalam Nutrive Benecol terbuat dari bahan alami, yakni tumbuh-tumbuhan.

Terutama, dari kulit pohon pinus yang di-extract, kemudian diformulasikan, dan dicampur dengan sari buah.

Pada dua botol Nutrive Benecol, mengandung 3,4 gram Plant Stanol Ester, yang setara dengan 6 mangkok oat (16 gram  beta glucan) atau 30 buah apel (10—30 gram soluble fiber) atau 30 buah pisang (10—30 gram soluble fiber).

Sementara itu, kolesterol dibutuhkan oleh tubuh, namun dengan kadar yang masih tergolong normal.

Kolesterol bisa menjadi jahat, jika kadar kolesterol yang ada pada tubuh manusia lebih dari 200 mg/dL.

“Kolesterol juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri, sekitar 75% organ hati kita memproduksi kolesterol, 25%-nya diperoleh dari makanan yang kita konsumsi," kata dr.Adeline.

"Karena tubuh kita membutuhkan kolesterol untuk pembentukan hormon, seperti hormon testosteron, hormon estrogen, dan hormon kortisol,” papar dr. Adeline.

Dokter Adeline menekankan, masyarakat tidak perlu khawatir menikmati bahan makanan yang mengandung kolesterol.

Tetapi, perlu waspada memperhatikan cara memasak dan jumlah batasan kolesterol dalam tubuh, khususnya bagi pemilik kadar kolesterol kategori tinggi.

Perlu juga melakukan check up ke laboratorium minimal setahun sekali, untuk mengetahui kadar kolesterol, karena kadar kolesterol tinggi berisiko terserang penyakit jantung dan stroke. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat