visitaaponce.com

Studi Limbah Mikroplastik Muara Sungai ke Teluk Jakarta Meningkat 10 Kali Lipat

Studi: Limbah Mikroplastik Muara Sungai ke Teluk Jakarta Meningkat 10 Kali Lipat
Hasil studi yang diterbitkan jurnal Marine Pollution Bulletin.(Instagram BRIN)

BADAN Riset dan Innovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Oseanografi merilis hasil monitoring sampah plastik ukuran mikroskopik (mikroplastik) selama pandemi Covid-19.

Dengan berkolaborasi dengan Universitas Terbuka, Universitas Sumatera Utara, IPB University dan University of Portsmouth (United Kingdom) dilaporkan bahwa mikroplastik yang terindikasi dari sampah alat pengaman diri (APD) dari muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada saat curah hujan tinggi.

Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, M Reza Cordova mengungkapan secara proporsi terdapat peningkatan mikroplastik bentuk benang. Hal ini terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis komposisi kimia yang sama dengan masker medis.

"Dari sebelumnya hanya sekitar 3% sesaat setelah ditemukannya kasus Covid-19 pertama di Indonesia, hingga akhirnya proporsi mikroplastik tersebut meningkat 10 kali lipat pada Desember 2020," ungkapnya, Rabu (3/8).

Temuan tersebut telah dirilis dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul 'Seasonal heterogeneity and a link to precipitation in the release of microplastic during covid-19 outbreak from the Greater Jakarta area to Jakarta Bay, Indonesia'. Peningkatan penggunaan plastik semasa pandemi Covid-19 menghadirkan tantangan baru bagi komitmen Indonesia dalam mengurangi sampah plastik laut.

Lebih lanjut, riset monitoring mikroplastik di muara sungai ini mencatat kelimpahannya yang lebih tinggi di wilayah pesisir timur Teluk Jakarta dibandingan pesisir bagian barat. Dari sembilan muara sungai yang diteliti di Kawasan Jabodetabek, mikroplastik ditemukan pada semua muara sungai tersebut.

"Kelimpahan mikroplastik yang ditemukan ada pada kisaran 4,29 hingga 23,49 partikel mikroplastik per 1000 liter air sungai dengan rata-rata 9.02 partikel per 1000 liter air sungai yang bergerak menuju perairan Teluk Jakarta,” ujar Reza.

Menurut Reza, penambahan mikroplastik paling tinggi ditemukan pada musim hujan yakni rata-rata 9.02 partikel per 1000 liter air sungai. Sedangkan paling rendah ditemukan pada musim kemarau yakni 8.01 partikel per 1000 liter air sungai.

Reza dan tim berharap, peningkatan konsentrasi mikroplastik di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah sekali pakai. “Implementasi dari aturan yang ketat, pemberian sosialisasi dan pemahaman publik, diperlukan untuk mempromosikan metode pembuangan yang benar dan perubahan sistemik dalam pengelolaan sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai.” jelas Reza.

Dia menambahkan, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hasil riset ini bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan, terutama terkait pembunangan sampah APD, dalam hal ini sampah masker yang biasa dipakai sehari hari oleh masyarakat. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat