visitaaponce.com

Festival Budaya Pamalayu Libatkan Siswa Berkebutuhan Khusus

FESTIVAL Pamalayu yang merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi hadir dengan warna yang berbeda.

Festival budaya yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud-Ristek bersama Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat itu melibatkan siswa atau anak berkebutuhan khusus (ABK).

M Yahya Jhonasri, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Pulau Punjung menampilkan bakat melukisnya pada kesempatan itu.

Siswa yang memiliki keterbatasan mendengar dan berbicara tersebut biasanya menyampaikan suatu hanya menggunakan gestur tubuhnya.

Meski memiliki keterbatasan, Yahya ternyata mampu membuktikan bakatnya yang luar biasa.

Dia dan rekannya sesama siswa ABK membuat tertegun para pengunjung Festival Pamalayu. Karya lukisan Candi Borobudur dan pemandangan alam dihasilkan Yahya dari kelincahan tangannya.

Selain itu, banyak karya lukisan lain yang telah dihasilkannya. Karya lukisan Yahya dapat ditelusuri di sekolah maupun rumahnya di Silago.

Yahya sendiri disebut sebagai ABK yang menginspirasi dan memberikan motivasi. Dengan keterbatasan fisiknya ternyata Yahya adalah siswa perantau.

Jarak rumah dan sekolahnya kurang lebih 48 kilometer. Selama 11 tahun perantauan dirinya menjalani hidup mandiri dan tinggal di Rusunawa Pulau Punjung.

Baca juga: Festival Kuliner Nusantara 2022 Bangkitkan UMKM Kuliner Nasional

Yahya ingin menunjukkan kepada masyarakat, terutama sesama ABK, bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk mengembangkan bakat.

Justru dirinya makin piawai dengan bakat melukis selama bersekolah di SLB Negeri 1 Pulau Punjung di bawah bimbingan Eri Cahyabudi, seorang Sarjana Pendidikan Seni Rupa.

Sekretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya, Adlisman, mengatakan, ajang Festival Pamalayu dilaksanakan memang melibatkan seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali.

Pihaknya berupaya mengoptimalkan potensi dan keunggulan yang ada.

“Salah satunya seperti ikut sertanya siswa ABK yang menunjukkan keterampilan, bakatnya, dalam melukis cagar budaya secara bagus yang tidak semua orang dapat melakukannya. Ini menjadi motivasi bahwa keterbatasan itu bukan hambatan, justru dapat dioptimalkan,” ucap Adlisman dalam keterangannya, Senin (22/88.

Dengan andilnya siswa ABK seperti Yahya, menurut Adlisman, Festival Pamalayu mampu mengkombinasi potensi seluruh masyarakat untuk terlibat dalam pemajuan kebudayaan, khususnya di Kabupaten Dharmasraya.

Pelibatan masyarakat berkebutuhan khusus akan menjadi motivasi kepada lainnya agar dapat mengembangkan bakat dirinya lagi lebih baik.

Festival Pamalayu 2022 adalah ajang kedua kalinya digelar setelah tahun 2019. Khusus tahun ini, menjadi bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi yang diinisiasi Kemendikbud-Ristek sebagai upaya menghubungkan kembali masyarakat dengan lingkungan berbasis kearifan lokal.

Festival Pamalayu dijadwalkan digelar mulai 18-23 Agustus dengan mengusung tema Keselarasan Alam Raya.

Sejumlah acara ditampilkan dalam Festival Pamalayu antara lain, musikalisasi puisi Melayu dari para seniman lokal, penampilan produksi UMKM, pameran artefak kuno, serta sajian kuliner tradisi Sumatra Barat. Selain itu yang utama juga pameran dan diskusi mengenai cagar budaya. (Van/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat