Indonesia Hasilkan 1,63 Juta Ton Sampah Makanan Per Tahun
![Indonesia Hasilkan 1,63 Juta Ton Sampah Makanan Per Tahun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/1432d09ae829c2f660f80267fd521573.jpeg)
FOOD and Agriculture Organization (FAO) menyebut produksi pangan dunia harus naik setidaknya 70% agar tidak terjadi krisis pangan, lantaran adanya perkiraan kenaikan jumlah penduduk dunia hingga 10 miliar pada 2050.
Di tengah ancaman krisis pangan dunia itu, Indonesia masih menghasilkan sampah makanan sebanyak 1,63 juta ton per tahun. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo.
Ia menjabarkan, angka itu didapatkan dari perkiraan bahwa satu keluarga Indonesia menghasilkan 59,8 kg per tahun. Sebanyak 59,8 kg itu bersumber dari 28 kg rumah tangga dan 31,8 kg lainnya dari nonrumah tangga.
“Padahal satu butir padi berada pada posisi tumbuh sangat lama, rata-rata 3-4 bulan dan ternyata kemudian dibuang sia-sia oleh orang-orang yang menggunakannya dengan boros. Hal ini mengakibatkan kemubaziran dalam mengelola makanan,” kata Nyoto Suwignyo dalam Seri Seminar SDGs bertema 'Peluang dan Tantangan Pengendalian Kerawanan Pangan Indonesia' yang diselenggarakan Fakultas Geografi UGM, Selasa (23/8).
Diketahui, dari angka sampah makanan 59,8 kg per kapita di atas, 2,7 kg adalah beras, 7,3 kg adalah sayur, 5 kg adalah buah, tempe tahu oncom 2,8 kg, selebihnya adalah ikan, daging dan lain-lain.
Baca juga: Krisis Pangan dan Energi Ancam Dunia, Pakar: Bioteknologi Solusinya
Guru Besar UGM dari Fakultas Geografi Baiquni mengungkapkan pemenuhan kebutuhan pangan memiliki tantangan besar. Tantangan pertama adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.
"Tantangan kedua adalah perubahan iklim. Oleh karena industrialisasi yang terjadi selama 250 tahun terakhir, perubahan iklim telah menjadi keniscayaan atau pasti terjadi. Dalam upaya memproduksi pangan, perubahan iklim ini dapat menurunkan kemampuan alam untuk memproduksi pangan," ucap Baiquni.
Untuk itu, Baiquni mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman krisis pangan di masa depan. Baiquni mengatakan, meskipun banyak tantangan, ia optimistisakan selalu ada harapan dengan inovasi teknologi dan perencanaan pembangunan berstrategi.
“Namun demikian, terlihat selalu ada optimisme dengan inovasi teknologi dan inovasi sistem-sistem yang dibangun dengan manajemen dan strategic thinking dalam teori pembangunan,” pungkas Baiquni.(OL-5)
Terkini Lainnya
UU Ciptaker Diharapkan Perbesar Lapangan Kerja
Ini Prof Rarastoeti Pratiwi, Guru Besar Baru UGM Angkat Keunggulan Ilmu Biokimia
Komunitas UGM Peduli Gagas Kegiatan Polmas Kawasan Pendidikan
UGM Siapkan Sarapan Gratis Selama Masa Ujian
UGM dan Kementan Pecahkan Rekor Muri Minum Susu dengan Peserta Terbanyak
Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi GO-Farm Siapkan Daging Ayam Bebas Kontaminasi
Sampah Dapur Sangat Tinggi di Indonesia, Saatnya Mommies jadi Pahlawan Lingkungan
Seni dan Kritik lewat Dunia Limbah
Gandeng Garda Pangan, Moorlife Berbagi Bekal Buka Puasa
Sepertiga Sampah di Indonesia dari Limbah Makanan
Menteri LHK Canangkan Gerakan 'Nasional Compost Day, Kompos Satu Negeri'
Tim UP Dampingi Pengelolaan Limbah Berbasis Bank Sampah di Jepara
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap