Ini Prof Rarastoeti Pratiwi, Guru Besar Baru UGM Angkat Keunggulan Ilmu Biokimia
![Ini Prof Rarastoeti Pratiwi, Guru Besar Baru UGM Angkat Keunggulan Ilmu Biokimia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/83cb6c60a2c8e87bfa80178b1695bab0.jpg)
DOSEN Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc., menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
Prof. Rarastoeti, kemudian dicatat sebagai Guru Besar aktif ke-460 di UGM dan menjadi Guru Besar akif di Fakultas Biologi UGM.
Lewat pidato pengukuhannya, Prof. Raras menyampaikan pengembangan bidang Ilmu Biokimia untuk masa kini dan kedepan menjadi sangat penting.
Yakni untuk mendukung kemandirian kesehatan nasional. "Ilmu biokimia bisa menjadi salah satu alternatif dan strategi dalam memahami kebutuhan pemenuhan kesehatan masyarakat, khususnya pangan. Dari biokimia, kita dapat mempelajari kandungan apa saja yang bermanfaat dan berpotensi memenuhi gizi masyarakat," kata Raras dalam pidato pengukuhannya itu.
Baca juga : Orasi Pengukuhan Guru Besar UPH: Teknologi IoT Kurangi Konsumsi Energi hingga 25%
Biokimia jelasnya mempelajari seluruh organisme uniseluler dan multiseluler memiliki kelebihannya masing-masing, bahkan dalam kondisi
yang ekstrem. Kemampuan organisme tersebut dipelajari untuk mengetahui teknologi dan jasa apa saja yang bisa dihasilkan. "Keragaman organisme yang ada di dunia ini sangat ditentukan oleh keragaman materi genetiknya, dan berimplikasi terhadap keragaman protein yang dimiliki," terangnya.
Meski demikian, lanjutnya permasalahan perubahan iklim global seperti saat ini banyak mempengaruhi kondisi ketahanan pangan nasional. Menurut Prof. Raras, perubahan iklim dapat menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan nasional. Apalagi beras sebagai bahan pokok makanan masyarakat Indonesia berasal dari sektor pertanian yang rentan akan perubahan iklim.
"Perubahan lingkungan yang drastis maupun bertahap, antara lain pemanasan global, pencemaran lingkungan baik material organik maupun
anorganik, serta radiasi, mampu mempengaruhi keseimbangan komponen molekuler hingga seluler," ujarnya.
Baca juga : Universitas Mercu Buana Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru
Kendati pangan beras memiliki kandungan kalori tinggi, nutrisinya lebih rendah dibanding padi berpigmen. Sedangkan padi berpigmen seperti beras merah dan hitam justru mengandung senyawa nutrien dan bioaktif yang lebih penting untuk kesehatan. Daya tahan padi berpigmen juga lebih kuat di tengah perubahan iklim seperti saat ini.
Beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, dan India menurut Raras sudah memanfaatkan padi berpigmen dalam bentuk produk tepung, bekatul maupun minyak tepung beras hitam sebagai komponen bagi industri pangan fungsional.
Sementara pengembangan padi berpigmen sebagai bahan pangan fungsional di Indonesia baru sebatas sebagai pangan utuh, dan produk berupa tepung beras merah, tanpa proses yang melibatkan teknolog. Padahal beras berpigmen sendiri potensi mendukung penurunan tingkat penderita diabetes dan obesitas di Indonesia.
Baca juga : Keresahan Kampus Berpotensi Kikis Kepercayaan Publik terhadap Jokowi
"Biokimia dalam hal ini berperan penting untuk mengetahui kandungan-kandungan dan potensi bahan pangan lain menjadi bahan pangan fungsional," katanya.
Selain di bidang pangan, Raras menegaskan Ilmu Biokimia juga mendukung kesehatan nasional melalui pengembangan alat medis terutama untuk tindakan kemoterapi pada penderita kanker. Saat ini, kemoterapi masih menjadi satu-satunya jalan kesembuhan bagi penderita kanker.
"Biokimia sebenarnya memiliki kemampuan mendalami berbagai kelemahan sel kanker agar bisa diatasi oleh alat-alat medis lainnya. Perkembangan biokimia saat ini sudah sangat pesat dan memerlukan integrasi dengan bidang ilmu lainnya untuk membantu mempermudah penemuan-penemuan baru dalam bidang kesehatan," tutup Prof. Raras. (H-2)
Terkini Lainnya
Komunitas UGM Peduli Gagas Kegiatan Polmas Kawasan Pendidikan
UGM Siapkan Sarapan Gratis Selama Masa Ujian
UGM dan Kementan Pecahkan Rekor Muri Minum Susu dengan Peserta Terbanyak
Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi GO-Farm Siapkan Daging Ayam Bebas Kontaminasi
Keamanan Pangan Berkorelasi Erat dengan Kesehatan Masyarakat
Orasi Pengukuhan Guru Besar UPH: Teknologi IoT Kurangi Konsumsi Energi hingga 25%
Universitas Mercu Buana Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru
Dikukuhkan Jadi Guru Besar UP, Reda Ingatkan Urgensi Literasi Digital
Universitas Trisakti Kukuhkan Empat Guru Besar
Guru Besar UKI : Prinsip Business Judgment Rule Lindungi Direksi BUMN dari Jeratan Hukum
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap