visitaaponce.com

Dukung Kemenperin, Industri Terapkan Produksi Ramah Lingkungan

Dukung Kemenperin, Industri Terapkan Produksi Ramah Lingkungan
Direktur PT Ajinomoto Indonesia Yudho Koesbandryo dalam Webinar Festival Peduli Sampah yang diselenggarakan KLHK.(Ist)

PRAKTIK sirkular ekonomi tengah didorong pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan proses produksi ramah lingkungan.

Upaya proses produksi yang mempertimbangkan lingkungan telah didukung kalangan industri.

PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) turut mendukung praktik sirkular ekonomi melalui pabriknya di Mojokerto, Jawa Tengah, melakukan berbagai upaya mencapai zero waste.

Zero Waste merupakan upaya meminimalkan dan mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol

Berbagai upaya yang dilakukan meliputi pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk Ajifol, Amina, dan bahan baku pakan ternak FML.

Selain itu, ada juga peningkatan pengelolaan air limbah supaya ketika disalurkan ke Sungai Brantas kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.

Konsep circular economy (ekonomi sirkular) berkaitan dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui industri hijau.

“Ajinomoto telah melakukan praktik ekonomi sirkular sejak 2009. Kami selalu mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada," ujar Yudho Koesbandryo,  Direktur PT Ajinomoto Indonesia.

Pernyataan Yudho disampaikan saat menjadi pembicara dalam Webinar Festival Peduli Sampah yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Di hulu, dengan teknologi yang kami punya, kami menekan penggunaan raw materials untuk meningkatkan produktivitas," jelasnya dalam keterangan, Selasa (30/8)..

Pada proses tersebut hingga mencapai hilirnya, Ajinomoto menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian dan peternakan.

"Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, di Agriculture Development (Agri Dev) Department kami juga bertanggung jawab untuk mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak Tritan, dan beberapa co-product lainnya yang juga mempunyai nilai jual,” papar Yudho.

“Selain proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan," katanya.

Bio-Cycle & Eco-Activity mampu mengurangi 34.900 ton emisi karbon (CO2) dengan berbagai cara seperti mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja.

Selain itu, memangkas penggunaan tenaga listrik, dan mengatasi kebocoran uap pada peralatan produksi.

"Kami mempunyai target mengurangi 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018," jelasnya.

"Kemudian, ke depan kami juga berencana untuk memakai bio mass boiler, saat ini sedang dalam proses persiapan dan mudah-mudahan tahun depan sudah bisa kami aplikasikan untuk menggantikan batu bara,” lanjut Yudho.

Ajinomoto juga berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, dengan melakukan penghematan melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi.

Komitmen ini juga sebagai wujud partisipasi Ajinomoto dalam mensukseskan program pelestarian lingkungan hidup dari Pemerintah Indonesia dan seiring dengan cita-cita Ajinomoto Co., Inc (Jepang) dalam membantu mengurangi dampak lingkungan hingga 50%.

Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.

“Kami aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Hal ini cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain masih bisa meningkat,” ungkap Yudho.

“Kemudian, masalah lingkungan lain di Indonesia adalah jumlah sampah plastik yang dari tahun ke tahun kian menumpuk. Menyoroti masalah ini, Ajinomoto turut mengambil langkah konkrit," ujarnya.

"Brand MSG Aji-No-Moto®, yang lekat dengan keseharian keluarga Indonesia, ikut berkontribusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik dengan mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya,” lanjutnya.

Atas inisiasi itulah Brand MSG Ajo-No-Moto® memperoleh rekor MURI sebagai bumbu MSG pertama di Indonesia dengan kemasan yang ramah lingkungan.

Selain itu, Ajinomoto juga mengurangi penggunaan plastik pada produk lainnya seperti Masako® sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 9gr dan Sajiku® sejumlah 9,5% di setiap kemasannya.

"Ke depannya, akan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya bisa terus menekan penggunaan material plastik di setiap produk," jelas Yudho. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat