Hari Olahraga Nasional, Kenali Risiko Cedera pada Atlet Muda
![Hari Olahraga Nasional, Kenali Risiko Cedera pada Atlet Muda](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/9041cc5293b9ab44517161fb58c29d7e.jpg)
TANGGAL 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional (Haornas). Rutin berolahraga merupakan salah satu kebiasaan hidup yang sehat.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika berolahraga menjadi salah satu rutinitas seperti yang dijalani oleh para atlet?
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta DR Junaidi dalam Kuliah Tamu Prodi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, Jumat (9/9), mengatakan risiko yang terjadi pada atlet bisa berbagai hal mulai dari faktor nutrisi hingga cedera serius.
Menurutnya, faktor terkait pertumbuhan dan manutrisi menjadi tantangan pertama atlet berusia muda karena jika kekurangan nutrisi, tinggi badan menjadi tidak optimal. Karena itu, atlet muda harus dilengkapi asupan nutrisi dari makanan dan suplemen dengan menu olahraga yang mendukung.
Faktor kedua yang mesti diwaspadai, sambungnya, adalah risiko cedera akibat latihan/pertandingan, dengan tubuh yang tidak proposional sehingga jika diberi menu latihan berat akan menimbulkan cedera.
Kemudian faktor risiko cedera dengan usia muda bisa memiliki obesitas atau nutrisi yang berlebih dan ditambah menu latihan berat maka bisa memiliki riwayat cedera kambuhan.
Faktor lainnya yakni nutrisi, atlet yang menurunkan berat badan sehingga kekurangan energi menyebabkan ganggua makan, hormon, dan stress. Lalu ada juga atlet yang membesarkan otot sehingga bisa menimbulkan overweight atau obesitas.
"Banyak atlet juga melakukan overtraining dan burnout yang menyebabkan cedera atlet usia muda," ujarnya.
Psikologis.
Faktor psikologis juga mempengaruhi cedera atlet usia muda seperti life events kehidupan sehari-hari yang menyebabkan stres.
"Adanya kematian, kemudian hal-hal yang dipikirkan. Kemudian stres karena tekanan dari orang terdekat yang membebankan harapan tinggi," tuturnya.
Kemudian Athletic identity sejauh mana atlet bisa menekuni perannya. Sehingga ketika tidak enjoy bisa menyebabkan depresi dan stres.
"Dan terakhir yakni competition anxiety yang memberi tekanan pada anak muda sehingga depresi," pungkasnya. (H-2)
Terkini Lainnya
Hasil Spanyol vs Jerman: La Furia Roja Menang, Lutut Pedri Jadi Tumbal
Jelang Argentina vs Ekuador, Lionel Messi Kembali Berlatih setelah Cedera Paha
Cedera Bahu, Aryna Sabalenka Mundur dari Wimbledon
Argentina vs Peru: Lionel Messi akan Absen Karena Cedera Otot
Lionel Messi Dipastikan Absen Saat Argentina Hadapi Peru
Antonio Rudiger Berlatih Kembali dengan Timnas Jerman
Aice Luncurkan Varian Es Krim Terbaru Dukung Gaya Hidup Sehat dan Aktif
Wilio Champion Festival Ajak Anak-anak Asah Talenta dan Kejar Impian
Bupati OKU Timur Dorong Masyarakat untuk Selalu Berolahraga
Haornas Jadi Momentum Vitacimin Tingkatan Kesadaran Warga soal Pemenuhan Vitamin C
Peringati Haornas, LPDUK Gelar Menpora SIM Racing Championship 2023
IDI dan PORSI Kenalkan Olahraga Roundnet dalam Rangka Hari Olahraga Nasional 2023
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap