visitaaponce.com

Hari Olahraga Nasional, Kenali Risiko Cedera pada Atlet Muda

Hari Olahraga Nasional, Kenali Risiko Cedera pada Atlet Muda
Ilustrasi(Antara)

TANGGAL 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional (Haornas). Rutin berolahraga merupakan salah satu kebiasaan hidup yang sehat.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika berolahraga menjadi salah satu rutinitas seperti yang dijalani oleh para atlet?

Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta DR Junaidi dalam Kuliah Tamu Prodi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, Jumat (9/9), mengatakan risiko yang terjadi pada atlet bisa berbagai hal mulai dari faktor nutrisi hingga cedera serius.

Menurutnya, faktor terkait pertumbuhan dan manutrisi menjadi tantangan pertama atlet berusia muda karena jika kekurangan nutrisi, tinggi badan menjadi tidak optimal. Karena itu, atlet muda harus dilengkapi asupan nutrisi dari makanan dan suplemen dengan menu olahraga yang mendukung.

Faktor kedua yang mesti diwaspadai, sambungnya, adalah risiko cedera akibat latihan/pertandingan, dengan tubuh yang tidak proposional sehingga jika diberi menu latihan berat akan menimbulkan cedera.

Kemudian faktor risiko cedera dengan usia muda bisa memiliki obesitas atau nutrisi yang berlebih dan ditambah menu latihan berat maka bisa memiliki riwayat cedera kambuhan.

Faktor lainnya yakni nutrisi, atlet yang menurunkan berat badan sehingga kekurangan energi menyebabkan ganggua makan, hormon, dan stress. Lalu ada juga atlet yang membesarkan otot sehingga bisa menimbulkan overweight atau obesitas.

"Banyak atlet juga melakukan overtraining dan burnout yang menyebabkan cedera atlet usia muda," ujarnya.

Psikologis.
Faktor psikologis juga mempengaruhi cedera atlet usia muda seperti life events kehidupan sehari-hari yang menyebabkan stres.

"Adanya kematian, kemudian hal-hal yang dipikirkan. Kemudian stres karena tekanan dari orang terdekat yang membebankan harapan tinggi," tuturnya.

Kemudian Athletic identity sejauh mana atlet bisa menekuni perannya. Sehingga ketika tidak enjoy bisa menyebabkan depresi dan stres.

"Dan terakhir yakni competition anxiety yang memberi tekanan pada anak muda sehingga depresi," pungkasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat