visitaaponce.com

RI Beri Komitmen Pendanaan Global Fund US15,5 Juta, Pertama Kali Jadi Negara Donor

RI Beri Komitmen Pendanaan Global Fund US$15,5 Juta, Pertama Kali Jadi Negara Donor
Menkes Budi Gunadi Sadikin(Antara)

KESERIUSAN dan kepemimpinan Indonesia dalam menghadapi penyakit TBC, HIV/AIDS, dan Malaria di tingkat dunia dibuktikan dengan komitmen pendanaan global pertama kepada Global Fund sebesar US$15,5 juta atau Rp234 miliar.

Dari US$15,5 juta kontribusi Indonesia, sebesar US$10 Juta atau Rp151 miliar berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Sementara US$5,5 juta lainnya dari kalangan swasta, yakni Sinarmas US$2 juta, Kalbe US$1,5 juta, Paloma Foundation US$1 juta, dan Tanoto Foundation US$1 juta.

Komitmen pendanaan global RI itu diutarakan Menkes Budi saat berlangsungnya Forum Global Fund Seventh Replenishment Conference, New York, Amerika Serikat, pada Kamis, 22 September 2022.

"Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya melangkah maju tidak hanya sebagai negara penerima tetapi juga sebagai negara donor kemitraan publik dan swasta,” ujar Menkes Budi dalam pernyataannya, Sabtu (24/9).

Menurutnya, hal itu merupakan langkah konkret Indonesia untuk mempersiapkan agenda Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang tuberkulosis (TB) pada 2023 mendatang.

Menkes menjabarkan, investasi yang dilakukan pemerintah Indonesia tidak lain adalah sebagai bentuk implementasi dari transformasi kesehatan, khususnya pada pilar ketiga dan keenam.

Pada pilar transformasi sistem ketahanan kesehatan, sebutnya, pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan obat TB baru untuk pengobatan lini pertama maupun untuk pengobatan pasien TB Resisten, selain juga untuk vaksin TB.

"Aktivitas ini juga mendukung transformasi pilar keenam transformasi kesehatan, yaitu Transformasi Teknologi Kesehatan, khususnya dalam membangun kapasitas laboratorium genome sequencing untuk identifikasi virus dan bakteri yg lebih akurat, termasuk alat diagnostik untuk mendeteksi TB," ujarnya.

Replenishment adalah pengumpulan dana yang dikumpulkan The Global Fund selama siklus tiga tahunan, untuk kemudian diinvestasikan kembali. Pendekatan tiga tahun ini diadopsi pada tahun 2005 untuk memungkinkan pembiayaan yang lebih stabil dan dapat diprediksi bagi negara-negara dan untuk memastikan kelangsungan program yang berkelanjutan.

Kali ini, sebanyak 48 negara dan lebih dari 25 sektor swasta siap berkontribusi dalam replenishment Global Fund untuk tiga tahun ke depan yang jumlahnya mencapai US$14,25 miliar atau Rp215 triliun.

"Indonesia sendiri sudah berkontribusi melalui Replenishment sejak tahun 2014 melalui filantropis di Tanah Air," ungkap Menkes.

Sejak 2003 sampai dengan sekarang, Global Fund telah memebrikan dana sebesar US$1,45 miliar (Rp20,89 triliun) kepada Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan dan komunitas, khususnya untuk program penanggulangan HIV/AIDS, TBC, dan malaria.

Global Fund merupakan mitra pembangunan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam mengejar target eliminasi HIV/AIDS, TB, Malaria. Lembaga ini didirikan di Jenewa, Swiss, pada 28 Januari 2002 oleh penemu Microsoft Bill Gates, Melinda Gates, Kofi Annan, Jeffrey Sachs, dan Amir Attaran. (H-2)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat