Antisipasi Stroke pada Lansia, Begini Cara Pencegahannya
![Antisipasi Stroke pada Lansia, Begini Cara Pencegahannya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/d922df934da5bbdaa9ae31d0eca48c27.jpg)
STROKE disebabkan oleh gangguan sirkulasi di otak yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel atau jaringan dan dipengaruhi oleh banyak faktor risiko, antara lain faktor tetap seperti usia dan jenis kelamin, dan faktor variabel seperti hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, dan pekerjaan.
Stroke mampu berkembang cepat dengan terlihatnya penurunan fungsi otak baik fokal maupun global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah sehingga sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah.
Hasil penelitian RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan, bahwa angka kejadian stroke tertinggi adalah stroke iskemik (61,46%), wanita usia 50 tahun ke atas (54,17%) (81,25%), dan ibu rumah tangga (43,75%). Faktor risiko terbesar yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi (82,30%), diikuti oleh peningkatan kolesterol total (69,79%).
Faktor risiko stroke iskemik terbesar adalah hiperglikemia (47,89%) dan hipertensi (100.00%). Hipertensi (82,30%) merupakan faktor risiko tertinggi pada semua pasien.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa stroke iskemik lebih sering terjadi daripada tipe hemoragik dengan hipertensi sebagai faktor risiko utama, dan stroke iskemik terutama dipengaruhi oleh peningkatan kadar glukosa darah.
Banyak masyarakat yang takut terkena stroke, karena akan membuat penderitanya menjadi senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara, kebas atau baal, rabun, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.
Menurut WHO, segera kenali tanda dan gejala stroke yang muncul seperti kelemahan pada wajah, tangan, atau kaki terutama pada sesisi bagian tubuh, gangguan bicara, rabun, sakit kepala, pusing, vertigo, dan kehilangan keseimbangan.
Agar penanganan stroke dapat optimal, masyarakat perlu memahami bagaimana cara mengenali gejala stroke sejak dini.
Penelitian Mansour di tahun 2021 menyebutkan, jika mengenali penyakit stroke sejak dini dan ditolong sesegera mungkin, maka dampak buruk penyakit tersebut dapat diminimalisir.
Usia emas manajemen stroke adalah 3 sampai 4,5 jam pasca stroke untuk mengurangi risiko kematian dan cacat permanen. Karena stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kematian kedua di dunia.
Selain itu, angka kematian akibat stroke mencapai 21,1% di Indonesia berdasarkan Balitbangkesdi tahun 2014. Stroke juga menjadi penyebab utama kecacatan pada dewasa.
Melansir website Tanya Confidence, makanan yang mengandung lemak dan asin jadi salah satu faktor yang memicu gejala stroke ringan terutama bagi orang tua yang sudah masuk di usia senja.
Meski bisa membaik dengan sendirinya, gejala stroke ringan tetap harus mendapatkan perawatan medis secepatnya. Jika tidak, stroke ringan berpotensi menyebabkan stroke atau kerusakan otak permanen.
Oleh karena itu jika muncul gejala yang mengarah ke penyakit stroke, jangan tunggu sampai kondisinya menjadi parah, segera ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang cepat dan tepat.
Selain mengetahui cara deteksi dini terjadinya serangan stroke, pencegahan stroke dapat dilakukan dengan cara melakukan diet yang sehat, makan makanan yang dianjurkan berupa makanan rendah lemak dan tinggi serat, seperti buah dan sayur.
Lakukan aktivitas fisik dengan olahraga ringan minimal 30 menit perhari. Hindari rokok dan minuman beralkohol.
Brand Group Manager Confidence Produk Confidence Pants, Yuana Wijaya menyarankan, lansia yang menderita stroke biasanya tidak dapat menahan buang air kecil karena terganggunya sistem saraf motorik.
Untuk mengatasi sering buang air kecil ini, sebaiknya lansia penderita stroke menggunakan popok dewasa yang aman dan nyaman.
"Banyak pilihan popok untuk dewasa yang tersedia, salah satunya popok dewasa Confidence yang memiliki dua tipe yaitu tipe perekat dan tipe celana. Untuk tipe celana atau Confidence Pants memiliki daya serap 6x lebih banyak sehingga tidak perlu khawatir bocor, SAP antibacteria agar tidak menimbulkan iritasi kulit, serta bahan Lycra yang pas di badan dan mengikuti bentuk tubuh," ungkapnya.
Untuk tipe perekat bagi lansia dengan kondisi tira baring yaitu Confidence Classic Day dan Confidence Classic Night dengan diamond core technology menyerap lebih cepat, halal, teruji klinis.
Daya serapnya pun pas untuk kebutuhan siang dan malam. Gunakan dua popok di siang hari dan satu popok di malam hari. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Popok yang Tepat Dukung Perkembangan Motorik Bayi
Pentingnya Memilih Popok Lansia yang Tepat untuk Cegah Penyakit Kulit
Potensi Limbah Popok Indonesia, Lebih dari 3.000 Ton Per Hari
Makuku Raih Mother & Beyond Reader’s Choice Award dan Babyo Awards
Gaet Konsumen, Produsen Tawarkan Program 'Tidak Cocok, Uang Kembali'
Rawat Kulit Bayi, Hindari Produk Pemicu Iritasi
Katarak Penyebab Utama Kebutaan, bisa Dialami Bayi Hingga Lansia
Wisuda Sekolah Lansia Pancasila: Semangat Belajar di Usia Senja
Komunikasi Bisa Cegah Lansia Alami Depresi
Ini yang Dibutuhkan Lansia untuk Menjaga Kualitas Hidup
300 Jemaah Haji Safari Wukuf Lansia kembali ke Kloter
Penyakit Jantung Koroner Jadi Ancaman Serius bagi Lansia, Begini Langkah Pertolongan Daruratnya!
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap