Potensi Limbah Popok Indonesia, Lebih dari 3.000 Ton Per Hari
![Potensi Limbah Popok Indonesia, Lebih dari 3.000 Ton Per Hari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/cceafbf21b11a0f0df5b64ff66b00d72.jpg)
DATA Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,6 juta. Dengan demikian, setidaknya ada potensi penggunaan popok hingga 17,44 juta/hari dengan potensi limbah popok sebanyak 3.488 ton/hari.
Periset Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Lies Indriati menyebut produk sekali pakai, seperti popok dan pembalut, memberikan kenyamanan karena dapat langsung dibuang setelah digunakan, namun menimbulkan masalah lingkungan yang signifikan.
“Risiko pencemaran lingkungan muncul dari bahan-bahan baku penyusunnya, jumlah atau volume produk yang digunakan, perilaku pengguna dan pengelola," ujarnya dikutip dari laman BRIN, Minggu (26/5).
Baca juga : Sampah dan Limbah Industri Sebabkan Krisis Air Bersih
Menurut dia, limbah pada popok sekali pakai yang mengandung kotoran cair atau padat ini dapat memicu gangguan kesehatan pada mahluk hidup. Contohnya iritasi paru-paru, penyakit kulit, bahkan sesak nafas. Tidak hanya pada manusia, tumbuhan air dan ikan juga bisa mengalami gangguan akibat limbah tersebut.
Selain itu, Lies menjabarkan sampah dari popok dan pembalut sekali pakai ini menimbulkan beban lingkungan besar. Hal itu karena komponen materialnya terdiri dari berbagai lapisan. Secara umum, limbah popok dan pembalut memiliki lima komponen penyusun yang sama.
Lapisan atas terdiri terdiri dari poliester, polietilen (PE), polipropilen (PP), campuran PE/PP, viskosa/rayon, dan kapas. Lapisan aquisition distribution layer (ADL) terdiri dari poliester, PE, PP, viskosa/rayon, kapas, serat selulosa/pulp. Bagian inti penyerap (core) terdiri dari serat selulosa/pulp, kapas, polimer penyerap super (SAP), poliester. Lapisan bawah (bottom) terdiri dari PE, PP, dam asam polilaktik. Kemudian perekat dari resin sintetis dan polimer termoplastis serta pelepas yang terdiri dari kertas dan berlapis silikon.
“Namun, kebijakan pengelolaan sampah belum ada klasifikasi sampah produk penyerap higienis ini dan belum diperhatikan sistem pengelolaannya secara serius di Indonesia. Karenanya, dibutuhkan pengelolaan komperhensif soal hal tersebut,” beber dia.
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Bank Sampah Bersinar Febrianti SR menyampaikan tantangan dalam pengelolaan sampah popok dan pembalut bekas sekali pakai.
"Kami mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah organik dan non-organik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik bisa masuk ke bank sampah," jelasnya.
Baca juga : Wali Kota Tegal Ajak Semua Pihak Dukung Target Penurunan Sampah
Ia menambahkan masih banyak sampah residu, seperti popok bayi, yang belum terkelola dengan baik. Meskipun penggunaan popok sekali pakai lebih praktis, ia mendorong penggunaan produk yang dapat digunakan kembali, seperti clodi (cloth diaper).
"Namun, kami juga memahami tidak semua ibu memiliki waktu dan tenaga untuk menggunakan popok kain, sehingga kami menyediakan solusi pengolahan sampah popok sekali pakai," ujarnya.
Bank Sampah Bersinar pun melakukan edukasi kepada masyarakat untuk membersihkan pospak bekas sebelum disetorkan.
Baca juga : Efek Rumah Kaca: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya Bagi Bumi
"Sampah popok yang disetorkan harus bersih dari kotoran padat, namun urine tidak masalah, karena mengandung urea yang dapat digunakan untuk pupuk cair organik," kata Febrianti.
Popok yang sudah dibersihkan kemudian diproses untuk memisahkan fiber, plastik, dan cairan organiknya.
Fiber hasil pengolahan sampah popok disuplai ke PT Konut Indonesia sebagai material alternatif. Plastik yang dihasilkan digunakan untuk membuat produk daur ulang, sementara cairan organik digunakan sebagai pupuk cair.
"Proses pengolahan ini menggunakan mesin yang dirancang untuk memisahkan komponen-komponen tersebut, lalu mengeringkannya dengan sinar matahari untuk menghemat energi," urainya. (Z-1)
Terkini Lainnya
Wapres : Pengolahan Limbah Jadi Kunci Keberlanjutan Lingkungan
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Masyarakat Diminta Peduli Pengelolaan Limbah B3
DLH DKI Imbau Penyelenggaraan Kurban Secara Ramah Lingkungan
Aktivis Lingkungan Nyatakan Program Citarum Harum telah Gagal
Pembatalan Pemenang Tender PSEL Tunjukkan Tata Kelola Pemerintahan Kota Bekasi belum Optimal
Balon Berisi Sampah dari Korea Utara Terdeteksi Menggandung Parasit
1,5 Bulan ke Depan, Sampah di Sungai Citarum Wilayah Batujajar Bisa Bersih
Kerahkan 1000 Petugas Kebersihan, Sampah Puncak HUT Jakarta Capai 33 Ton
Bentuk Komunitas Kelola Sampah Rumah Tangga secara Mandiri
Kapasitas TPA Cikundul di Kota Sukabumi makin Terbatas
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap