visitaaponce.com

Efek Rumah Kaca Pengertian, Penyebab dan Dampaknya Bagi Bumi

Efek Rumah Kaca: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya Bagi Bumi
freepik(freepik)

Efek rumah kaca sama sekali tidak berkaitan dengan rumah-rumah yang terbuat dari kaca. Istilah ini muncul sejak tahun 1824 yang dikarang oleh Joseph Fourier sebagai gambaran untuk menunjukkan kondisi yang dianggap membahayakan bumi.

Bahkan, dampak dari kondisi tersebut sering disebut cukup menyeramkan hingga bisa menghancurkan bumi. Lantas, apa itu efek rumah kaca? Temukan jawabannya di sini!

Arti Efek Rumah Kaca

Bermula dari kebiasaan matahari memancarkan radiasi sinar ke bumi melalui atmosfer, yang mana sebagian akan diserap ke permukaan bumi dan menghangatkannya. Sementara lainnya dipantulkan ke angkasa oleh bumi dan atmosfer. 

Baca juga : Sinar Mas Land Ajak Warga Mengolah Sampah Menjadi Produk Berguna

Radiasi matahari tersebut mencegah bumi membeku sehingga kehidupan di bumi berjalan normal. 

Di sisi lain, efek rumah kaca adalah istilah untuk menggambarkan kondisi di mana bumi diibaratkan seperti “dalam sebuah rumah kaca”. Panas matahari yang diserap bumi akan dikembalikan dalam bentuk infra merah yang sayangnya terperangkap oleh gas-gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.

Seperti uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro Fluoro Carbon), serta HFC (Hydro Fluoro Carbon). 
Pada dasarnya, gas-gas tadi bermanfaat bagi kehidupan di bumi.

Baca juga : Sepertiga Sampah di Indonesia dari Limbah Makanan

Namun, karena jumlahnya yang terlalu banyak membuat bumi seperti tertutup kaca, yakni tidak dapat memantulkan panas dari bumi ke angkasa, melainkan ke segala arah di bumi. Inilah yang membuat udara panas di bumi meningkat atau dikenal sebagai pemanasan global.

Penyebab Efek Rumah Kaca

Inilah penyebab dari efek rumah kaca atau aktivitas-aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas yang membuat bumi seperti tertutup oleh kaca.

1.    Pembakaran bahan bakar fosil batu bara sebagai pembangkit tenaga listrik yang menghasilkan emisi (pencemaran udara) CO2.
2.    Pembakaran bahan bakar minyak dari alat transportasi menghasilkan emisi CO2.
3.    Pembusukan limbah organik dari ternak hewan seperti sapi dan pertanian menghasilkan emisi metana (CH4).
4.    Deforestation atau penebangan liar serta aktivitas pembakaran lahan hutan menghasilkan karbondioksida (CO2).
5.    Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) dalam AC (pendingin ruangan).
6.    Meningkatnya penggunaan pupuk kimia di bidang pertanian menghasilkan gas dinitrogen oksida (N2O).

Baca juga : PTB Atasi Limbah Konstruksi Smelter Manyar di Gresik

Dampak Buruk Efek Rumah Kaca

Dampak buruk dari efek rumah kaca sulit diprediksi, tetapi, beberapa yang sudah tampak sebagai berikut.

1.    Suhu bumi semakin tinggi di beberapa wilayah, namun beberapa wilayah yang menjaga ekosistem bumi dengan baik tidak merasakan dampak tersebut.

2.    Mencairnya gletser (bongkahan es tebal besar di Kutub Utara) yang menyebabkan kadar air laut meningkat sehingga menyebabkan dataran pantai yang landai meningkat ketinggiannya.

Baca juga : Eks Pabrik PT Tranka Kabel di Depok Terbakar, Api Berkobar Setinggi 50 Meter

3.    Pemanasan global membuat suhu dan keasaman di laut yang membuat terumbu-terumbu karang mengalami pemutihan, dan lama-kelamaan akan rusak bahkan menghilang. Hal ini dapat merusak ekosistem laut menjadi tidak seimbang karena banyak spesies laut yang menggantungkan hidupnya pada terumbu karang.

4.    Pemanasan global juga dapat menyebabkan kepunahan spesies. Disebabkan oleh kelangsungan alam yang rusak, di mana makhluk hidup seperti tanaman dan hewan sangat bergantung padanya. 

5.    Kegagalan panen besar-besaran.

Baca juga : DPRD Kota Bekasi Dorong Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik

6.    Penipisan lapisan ozon.

Dipicu dari aktivitas yang menghasilkan gas-gas yang membuat bumi terperangkap seperti di dalam rumah kaca, membuat kehidupan dunia kehilangan keseimbangannya yang berujung pada kepunahan spesies hewan dan tumbuhan.

Tidak hanya itu, efek buruk gas rumah kaca atau pemanasan global turut memicu masalah kesehatan manusia. Beberapa contoh yaitu:

Baca juga : Dukung Indonesia Bebas Sampah, Paiton Energy Gelar Bersih Pantai

1.    Penyakit pernapasan seperti yang paling umum yaitu asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang diakibatkan polusi udara dan gas berbahaya yang terhirup.

2.    Penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah akibat pemanasan global yang meningkatkan curah hujan.

3.    Penyakit mental berkenaan dengan terjadinya bencana alam akibat alam yang tidak lagi seimbang.

Baca juga : Kolaborasi re.peat dan Jalantara Hasilkan Produk Ramah Lingkungan dari Limbah Rumah Tangga 

4.    Malnutrisi akibat krisis ketersediaan, kualitas dan keanekaragaman pangan karena kondisi alam yang tidak menentu akibat pemanasan global.

Sayangnya, Efek Rumah Kaca Tidak Dapat Diatasi

Begitulah kenyataan yang sedang kita hadapi akibat dari kelalaian kita sendiri. Padahal, seperti yang telah disebutkan di awal, istilah efek rumah kaca sudah dicetuskan sejak tahun 80-an.

Baca juga : Rumah Sakit Swasta di DIY Bingung Tak Bisa Buang Sampah Domestik

Faktanya, sekitar 1.000 tahun ke belakang sejak 1880, suhu bumi diperkirakan meningkat sebesar 0,08°C per dekade. Namun, melihat ke belakang dari tahun 1980 malah mencapai ambang 1,5°C. Artinya, dampak buruk yang akan terjadi jauh lebih besar.

1. Cuaca dan gelombang panas terjadi lebih lama di suatu daerah yang menyebabkan beberapa efek berbahaya. Contoh: fenomena El Nino yang terjadi pada Agustus-Oktober 2023, menyebabkan sejumlah daerah di Indonesia menghadapi panas ekstrem. 

2. Bumi akan mengalami banyak badai dengan kecepatan angin lebih tinggi dan dapat merusak dibandingkan badai yang terjadi di masa lalu.

Baca juga : USK Raih Silver Medali International WalisongoScience Competition 2023

3. Kebakaran hutan terjadi akibat suhu panas yang meningkat, meningkatkan penguapan air, sementara lahan yang kering rentan kebakaran.

Dari sejumlah bahaya tadi merembet ke berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk keselamatan manusia dan keberlangsungan hidup. Karena itulah sejak awal dikatakan efek rumah kaca ini dapat menghancurkan bumi. 

Di Tangan Kamu Masih Ada Harapan, dengan Melakukan Pencegahan Ini

Baca juga : Tips Cegah Kebakaran saat Rumah Kosong, yang Mau Mudik Masuk!

Melihat perkembangan dunia yang terjadi saat ini, di mana terlalu banyak aktivitas manusia yang menghasilkan banyak gas yang menimbulkan efek rumah kaca, maka rasanya sulit mengatakan efek rumah kaca dapat dicegah.

Meski demikian, di tangan kamu, masih ada harapan agar dunia ini bisa menjadi tempat yang lebih baik bagi generasi di masa depan. 

Beberapa pencegahan seperti mengurangi deforestasi, filter pabrik, dan skala besar lainnya mungkin hanya pemerintah yang bisa mengatur agar pencegahan tersebut berjalan efektif. Tugas kamu pada ranah yang bisa dikendalikan saja, yang apabila dijadikan sebagai gerakan besar, dampaknya bisa mengurangi pemanasan global secara signifikan.

Baca juga : Manfaat Sampah untuk Penuhi Kebutuhan Energi Nasional

1.    Perhatikan penggunaan perangkat elektronik dan matikan saat tidak terpakai.
2.    Pastikan tidak ada colokan yang tertancap ke listrik jika tidak digunakan.
3.    Gunakan transportasi umum atau sepeda, atau kurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi atau gunakan kendaraan listrik.
4.    Gunakan air secukupnya untuk meminimalisir limbah.
5.    Hijaukan pekarangan rumah dengan tanaman hias dan pohon.
6.    Hentikan kegiatan bakar sampah, termasuk sampah dedaunan dan ranting.
7.    Daur ulang sampah kertas dan plastik agar bisa digunakan kembali.

Lengkapi langkah pencegahan pemanasan global dengan aktif mengkampanyekan gerakan penghijauan maupun menjaga alam dengan cara lain. Tidak perlu yang terlalu “kampanye” agar kamu lebih ringan menjalaninya. Semisal, membagikan kegiatan-kegiatan berikut di media sosial.

1.    Bersih-bersih di sekitar rumah.
2.    Memilah sampah.
3.    Mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna.
4.    Menanam pohon di sekitar rumah.
5.    Join komunitas daur ulang limbah organik.
6.    Turut serta menjadi voluntir reboisasi hutan gundul maupun di pesisir pantai.

Baca juga : Schneider Targetkan Netralitas Karbon di Pabrik Cikarang pada 2025

Beberapa langkah tadi sederhana, namun dampaknya luar biasa jika kamu melakukannya secara konsisten. Begitupun dengan orang-orang yang melihat unggahan media sosial kamu, yang mana lama-kelamaan bisa menggerakkan hati mereka untuk turut membiasakan aktivitas-aktivitas pencegahan efek rumah kaca tadi.

Mulai lakukan langkah-langkah tadi, selamat menjaga alam!

Baca juga : Pemkot Bandung Kembali Kaji Rencana Bangun PLTSa

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Esa tanjung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat