Sadari Sudah Bisa Dilakukan Remaja Putri Sejak Akil Balig
DOKTER spesialis bedah onkologi dari Universitas Indonesia Farida Briani Sobri mengatakan pemeriksaan payudara untuk diri sendiri (Sadari) sudah bisa dilakukan sejak remaja putri menginjak usia akil balig demi mendeteksi kanker payudara sejak dini.
"Sejak akil balig semua perempuan sebaiknya sudah tahu Sadari," kata Farida, dikutip Minggu (16/10).
Dokter yang baru menyelesaikan program doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu mengatakan angka kematian karena kanker payudara di Indonesia tertinggi untuk seluruh kanker karena sebagian besar perempuan datang ketika penyakit sudah pada stadium lanjut.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Pemerintah akan Penuhi Kebutuhan Mammogram
Padahal, kanker payudara bisa diatasi sejak awal bila dideteksi sejak dini. Dia mencontohkan Australia yang angka kejadian kanker lebih tinggi dibandingkan Indonesia tetapi angka kematiannya rendah karena para pasien datang ketika penyakit belum memburuk.
Itulah mengapa dia menegaskan pentingnya skrining kesehatan melalui pemeriksaan payudara sendiri secara rutin setiap bulan.
Jika ditemukan kelainan, misalnya benjolan atau cairan abnormal, segera datangi tenaga medis untuk pemeriksaan lebih lanjut atau pemeriksaan payudara secara klinis (Sadanis).
Menurut dia, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan oleh dokter umum di fasilitas kesehatan pertama.
Sejak menginjak usia 25 tahun, perempuan disarankan untuk melakukan Sadanis sekali dalam setahun walau tidak mengalami keluhan apa-apa.
Bagi perempuan muda, pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan USG atau ultrasonografi yang disarankan dilakukan satu hingga dua kali dalam setahun.
Sementara itu, alat skrining utama yang sangat sensitif dalam mendeteksi adalah mammografi atau mammogram yang ditujukan untuk orang berusia 40 tahun ke atas.
Walau tidak ada kelainan atau keluhan, skrining dengan mammografi disarankan secara rutin sekali per setahun atau per dua tahun.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada 2024, seluruh rumah sakit provinsi di Tanah Air bakal memiliki alat pendeteksi dini kanker payudara mammogram atau mammografi.
Dari 3.000 rumah sakit di Indonesia, yang memiliki mammogram saat ini hanya sekitar 200 rumah sakit. Budi memastikan pada 2024 akan ada mammografi di 514 kabupaten/kota.
Menurut Farida, keberhasilan alat skrining mammografi dalam mendeteksi penyakit bisa menurunkan angka kematian kanker payudara di negara-negara maju.
Namun, kasusnya belum tentu sama dengan di negara berkembang. Tidak semua orang yang termasuk kelompok berisiko kanker payudara bisa dengan mudah datang ke rumah sakit untuk deteksi dini.
Sejumlah masyarakat yang tinggal di pedesaan atau kepulauan yang jauh dari perkotaan, misalnya, bisa jadi membutuhkan waktu berjam-jam untuk tiba di rumah sakit.
Oleh karena itu, kehadiran mammografi atau mammogram di negara berkembang saat tidak semua masyarakat punya akses ke rumah sakit berfasilitas lengkap perlu dibarengi dengan pelayanan jemput bola sehingga lebih efektif.
Berdasarkan sebuah jurnal kesehatan, kata Farida, India telah menerapkan program sederhana untuk mengarahkan tenaga kesehatan seperti mantri desa atau kader posyandu yang sudah dilatih untuk aktif memberikan penyuluhan mengenai kanker payudara, juga terlatih untuk melakukan pemeriksaan payudara secara klinis.
Kemudian, dokter-dokter di pusat kesehatan masyarakat juga diberi edukasi untuk mengenali gejala-gejala pasien yang harus segera dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.
Di sisi lain, pasien yang sudah dirujuk akan diprioritaskan untuk ditangani secara medis.
Selain itu, rumah sakit yang punya mammografi juga harus harus memastikan ada dokter radiologi yang siap untuk memeriksa pasien dengan alat tersebut. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Bukan untuk Perang Dunia, Nuklir Aman untuk Terapi Pengobatan Tiroid
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Pakar Ingatkan Masyarakat Rutin Lakukan MCU Sebelum Timbul Gejala Kanker
Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?
Cegah Delay Pengobatan Leukimia pada Anak
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap