visitaaponce.com

Eksekusi FOLU Net Sink 2030, Norwegia Janjikan Jutaan Dolar untuk Indonesia

Eksekusi FOLU Net Sink 2030, Norwegia Janjikan Jutaan Dolar untuk Indonesia
Indonesia menandatangani contribution agreement (CA) dengan pemerintah Norwegia mengenai kontribus berbasis hasil untuk pengurangan emisi.(MI/Adriani)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia menandatangani contribution agreement (CA) dengan pemerintah Norwegia mengenai kontribus berbasis hasil untuk pengurangan emisi. Dalam perjanjian ini, pemerintah Indonesia mendapatkan pendanaan sebesar US$56 juta untuk mendukung rencana operasional Forest and Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

“Dalam sepuluh hari kerja setelah penandatanganan CA hari ini, Norwegia akan melakukan kontribusi tahap pertama berbasis hasil sebesar US$56 juta untuk mendukung implementasi berkelanjutan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia,” tegas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat acara penandatanganan CA di Gedung Manggala Wanabakti, Rabu (19/10).

Menteri LHK mejelaskan lebih lanjut bahwa kontribusi tahap pertama berbasis hasil dari Norwegia tersebut, termasuk kontribusi tahap selanjutnya, disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) di bawah Kementerian Keuangan.

"Jadi sekarang ini kita dengan demikian berarti memulai kerja-kerja operasional tapi harus sistematis, konkret dan harus pas sesuai dengan implementasi dalam rangka mendukung FOLU Net Sink 2030. Jadi ni bukan rencna kerja baru, tapi langka-langkah yang selama ini kita lakukan, sistematis yang bagus-bagus diambil dan yang jelek-jelek mekanismenya dibuang," imbuh Siti.

Pemerintah Indonesia sendiri akan mengalokasikan APBN lebih dari US$300 juta setiap tahunnya untuk mendukung rencana operasional FOLU Net Sink 2030. Pada kesempatan itu, Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Espen Barth Eide mengkonfirmasikan bahwa pihaknya telah menyepakati CA atas kontribusi keuangan untuk pencapaian Indonesia dalam pengurangan emisi dari deforestasi dalam mendukung MoU yang baru ditandatangani antara kedua pemerintah.

“Indonesia telah menjadi pemimpin global dalam mengurangi deforestasi”, kata Menteri Eide.

Dirinya menambahkan, berkat serangkaian kebijakan komprehensif yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, deforestasi telah dilaporkan pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir.

Hal tersebut memiliki signifikansi untuk perjuangan global dalam pengendalian perubahan iklim, serta memberikan kontribusi yang tak ternilai untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Kontribusi tahap pertama berbasis hasil ini adalah untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen sebesar 11,2 juta ton dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan Indonesia pada tahun 2016-2017.

Sejalan dengan MoU, kontribusi keuangan berbasis hasil pada tahap selanjutnya akan dilakukan oleh Norwegia sebagai bagian dari pengurangan emisi yang dicapai pada tahun-tahun berikutnya setelah dilaporkan dan diverifikasi.

Kedua belah pihak telah menyetujui Protokol MRV yang menguraikan prinsip-prinsip pengukuran, pelaporan dan verifikasi, serta perlindungan sosial dan lingkungan hidup. Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia menjabarkan ambisi Indonesia dalam sektor kehutanan dan tata guna lahan untuk menjadi penyerap emisi karbon sebesar lebih dari 140 juta ton CO2 pada akhir dekade ini, melalui pengendalian deforestasi, degradasi hutan dan lahan gambut, yang juga sama baiknya dalam menyerap karbon melalui restorasi hutan, lahan gambut dan mangrove.

Dalam acara penandatanganan CA tersebut, Dubes Rut Giverin menggarisbawahi bahwa kerangka kebijakan dan peraturan Indonesia untuk mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, yang akan didukung lebih lanjut oleh kontribusi Norwegia tersebut, telah memberikan hasil yang mengesankan.

“Kami terkesan dengan banyaknya kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengurangi deforestasi. Melalui MoU yang belum lama ini telah ditandatangani yang dilanjutkan dengan penandatangan CA hari ini, kami mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan iklimnya melalui Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030. Norwegia dengan bangga mendukung kegiatan-kegiatan tersebut melalui mekanisme pendanaan yang fleksibel dan transparan,” ungkap Rut Giverin.

Direktur Utama BPDLH, Djoko Hendratto mengatakan bahwa CA yang ditandatangani hari ini tersebut mencakup 21 item, di antaranya merinci ruang lingkup dan kegiatan, transparansi, jaminan kepatuhan dan penyelesaian sengketa.

"Indonesia memiliki tata kelola pengelolaan keuangan yang baik yang mengadopsi standar internasional yang diatur secara komprehensif. Oleh karena itu, implementasi dari CA ini didasarkan pada peraturan perundang-undangan Indonesia,” terang Djoko

Pada kesempatan itu, Direktur Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto mengungkapkan, setelah adanya penandatangan CA ini, pihaknya akan melakukan penyusunan mandat untuk pemanfaatan dana yang akan segera masuk.

"Sebagaimana diketahui kita sudah mempunyai rencana operasional dan sekarang sedang didetilkan menjadi rencana kerja. Karena itu dengan adanya sumber pendanaan ini tentunya kita optimistis upaya kita program kita kebijakan kita Indonesia FOLU Net Sink 2030 dapat tercapai dengan baik," pungkas dia. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat