visitaaponce.com

Indonesia-Norwegia Perkuat Upaya Konservasi Pengurangan Emisi

Indonesia-Norwegia Perkuat Upaya Konservasi & Pengurangan Emisi
Menter LHK Siti Nurbaya (kedua kiri), Menkeu Sri Mulyani (kedua kanan), dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Andreas Bjelland Eriksen(Antara)

INDONESIA dan Norwegia memperkuat kerja sama dalam upaya konservasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Norwegia memberikan dukungan dalam penurunan deforestasi dan pencapaian Indonesia's FOLU Net Sink 2030 untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. 

Kerja sama Indonesia dan Norwegia itu antara lain melalui pendanaan berbasis kontribusi (result-based contribution) untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

Baca juga : Berkat Kinerja Aksi Iklim Sistematis, Indonesia Raih Pengakuan Internasional

"Dari kerjasama RI Norway melalui program FoLU Net Sink 2030 akan terus ditingkatkan sarana prasarana konservasi di Taman Nasional yang di Sumatera dan Kalimantan karena menyangkut spesies flagship dunia,” ungkap Menteri Siti di sela-sela kunjungannya bersama Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Andreas Bjelland Eriksen melakukan kunjungan ke Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di Aceh dan Provinsi Sumatera Utara, Sabtu, (1/6).

Menteri LHK Siti Nurbaya memperlihatkan keindahan Bukit Lawang, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, kepada Menteri Sri Mulyani dan Menteri Eriksen.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, ketiga menteri juga merekam sinar di tengah hutan. Kegiatan itu sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati, upaya penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya.

Baca juga : Menteri Siti Nurbaya: Norwegia Mulai Proses Pendanaan Keempat dari Hasil Penurunan Emisi Indonesia

Ketiganya berkesempatan melihat langsung orangutan Sumatra (Pongo abelii), salah satu satwa yang paling terkenal.

Orangutan sumatra adalah salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia dan menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2016, diperkirakan terdapat 71.820 individu orangutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan secara keseluruhan, termasuk di Sabah dan Sarawak, pada habitat seluas 17.460.000 hektare.

Orangutan sumatra yang merupakan endemik Pulau Sumatera merupakan salah satu dari tiga spesies orangutan yang hidup di Indonesia bersama orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus).

Baca juga : Kejar Target Penurunan Emisi, KLHK dan KKP Kaji Potensi Karbon Biru

Pada titik observasi orangutan di Bukit Lawang, terdapat lebih kurang 28 individu dan dilaporkan banyak kelahiran sehingga diperkirakan secara keseluruhan di Sumatera bisa mencapai 10.000 individu. Terkait dengan hal tersebut, Menteri Siti meminta kepada Direktur Jenderal KSDAE untuk segera melakukan diskusi tentang populasi orang utan dan progress-nya.

Usai dari Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Menteri Siti dan Menteri Eriksen melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi pemulihan ekosistem dengan pola kemitraan konservasi di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLT).

Di lokasi tersebut, ketiga menteri meninjau lokasi pembibitan mangrove serta melakukan penanaman Mangrove dan pelepasliaran satwa liar yang dilindungi undang-undang yaitu tutong laut.

Rehabilitasi lahan mangrove yang ditargetkan mencapai 6.000 hektare itu dianggap penting untuk mitigasi perubahan iklim terutama di kawasan pesisir.

" Penting sekali bahwa itu dikerjakan bersama masyarakat dalam kemitraan konservasi,” terang Menteri Siti. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat