visitaaponce.com

Festival Bahasa dan Sastra Media Indonesia 2022 Momentum Mempererat Persatuan

 Festival Bahasa dan Sastra Media Indonesia 2022 Momentum Mempererat Persatuan
Ilustrasi(DOK MI)

FESTIVAL Bahasa dan Sastra 2022 yang diadakan Media Indonesia menjadi momentum mempererat persatuan karena bertepatan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober. Pada tahun kedua Gelaran Festival Bahasa dan Sastra ini juga sebagai upaya merayakan bulan bahasa

"Pada 28 Oktober sebagai Sumpah Pemuda Ini adalah sebuah momentum kita kembali kepada bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan," kata Pimpinan Redaksi Media Indonesia Ade Alawi, Kamis (27/10).

Festival ini merupakan kelanjutan dari festival bahasa dan sastra tahun lalu untuk melanjutkan komitmen Media Indonesia mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia. Meskipun Media Indonesia dikenal sebagai koran politik tetapi pada edisi Sabtu dan Minggu diperkaya dengan tulisan-tulisan bercorak budaya dan sastra.

Festival ini juga mendorong anak muda terutama generasi milenial untuk kembali kepada bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.

"Sangat menarik sekali festival ini karena kegiatannya tidak hanya ada webinar tentang bahasa tetapi juga ada lomba cerpen kemudian juga ada pembacaan puisi. Jadi intinya ada bentuk komitmen dari Media Indonesia untuk mengembangkan bahasa dan sastra," ungkap Ade Alawi.

Mengembangkan bahasa dan sastra, jelasnya, juga merupakan tugas dari sebuah media. Karena dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, media juga berperan sebagai edukasi. Jadi selain informasi edukasi kemudian juga kontrol sosial dan hiburan kita memberikan penekanan juga pada aspek edukasi jadi tanggung jawab kita lebih besar pada edukasi," ungkapnya.

Dalam festival ini memberikan ruang kepada kreasi-kreasi Generisi Milenial untuk berekspresi terutama dalam hal mengasah budaya, jiwa, dan emosi dalam bentuk sebuah karya yang bisa dibaca dalam bentuk cerpen. Festival Bahasa dan Sastra sudah dimulai satu bulan yang lalu dengan diawali pengumuman sayembara cerpen nasional dengan tema pada isu-isu global.

"Sastra untuk menyelamatkan bumi. Jadi kita berkreasi sastra, mengasah rasa kita dalam hal budaya ini tidak semata-mata hanya seni. Tetapi seni untuk perubahan sosial, perubahan mindset, perubahan kultur masyarakat budaya dan sebagainya," kata Ade Alawi.(OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat