visitaaponce.com

BRIN, RMU Kolaborasi Riset demi Restorasi Ekosistem Hutan Gambut

BRIN, RMU Kolaborasi Riset demi Restorasi Ekosistem Hutan Gambut
Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Anang Setiawan Achmadi dan CEO RMU Dharsono Hartono menandatangani perjanjian kerja sama.(DOK Pribadi.)

HUTAN rawa gambut tropis merupakan salah satu ekosistem hutan yang menyimpan cadangan karbon yang sangat besar dan memiliki peran sentral dalam memerangi perubahan iklim di Bumi. Total lahan gambut di Indonesia mencakup area sekitar 13,4 – 14,9 Mha (Ritung et al., 2011; Anda et al., 2021). 

Namun, sebagian dari hutan rawa gambut tropis tersebut telah terdegradasi akibat kegiatan pertanian, penebangan, dan kegiatan konversi lahan lain, serta kebakaran hutan. Diperlukan langkah-strategis dan sistematis untuk mengembalikan fungsi hutan gambut terdegradasi tersebut sebagai penyerap dan penyimpan karbon terbesar dunia serta penyeimbang iklim.

Berlandaskan pada niat untuk mengoptimalkan pemulihan hutan rawa gambut pada hutan produksi di Indonesia, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Rimba Makmur Utama (RMU) menandatangani perjanjian kerja sama untuk kolaborasi riset pada Rabu (2/11) di Bogor, Jawa Barat. Melalui kerja sama ini, kedua pihak sepakat mengadakan riset bersama dalam bidang restorasi ekosistem gambut yang terdegradasi, meliputi regenerasi vegetasi, kesesuaian jenis pohon, restorasi hidrologis, dan konservasi tanah gambut. 

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Dr. Anang Setiawan Achmadi, SKH, MSc. dan CEO PT RMU, Dharsono Hartono. PT RMU ialah inisiator dan pengelola Katingan Mentaya Project, model usaha restorasi dan konservasi ekosistem hutan gambut seluas 157,875 hektare di Kalimantan Tengah melalui Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Selain itu, saat ini PT RMU dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN menyusun draf kerja sama lain dengan topik paludikultur untuk restorasi ekosistem gambut yang akan ditandatangani dalam waktu dekat.

General Field Manager PT RMU Taryono Darusman mengatakan pihaknya sangat antusias untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN. Sebagai pengelola ekosistem hutan gambut di Kalimantan Tengah melalui Katingan Mentaya Project, perusahaan sadar penuh tentang arti penting ekosistem hutan gambut, mulai dari manfaat pengaturan iklim, pengendalian polusi dan banjir, menyediakan sumber makanan, serat dan air, mendukung keanekaragaman hayati yang luar biasa, hingga manfaat rekreasi dan masih banyak lagi. "Kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian ekosistem hutan dan merestorasi lahan yang terdegradasi di dalam areal Katingan Mentaya Project. Kami berharap hasil dari kolaborasi penelitian ini akan membantu mengoptimalkan upaya restorasi hutan gambut yang dilakukan oleh kami dan berbagai pihak lain ke depan, karena berdasarkan pada penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan," tutur Taryono dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11).

Penandatanganan PKS hari ini merupakan rangkaian agenda kolaborasi riset PT RMU dengan BRIN. Sebelumnya dua PKS lain diteken, yaitu kolaborasi riset antara RMU, Pusat Riset Fisika BRIN Dr Albertus Sulaiman, dan Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB Prof. Tania June serta PKS dengan Pusat Riset Teknologi Pertambangan yang dikepalai oleh Dr. Anggoro Tri Mursito. Secara internal, kesempatan bekerja sama dengan para pakar dari BRIN akan semakin meningkatkan kapasitas staf RMU. Kerja sama ini merupakan bagian dari benefit sharing yang RMU berikan kepada masyarakat Indonesia dalam bidang penelitian.

Peneliti Ahli Madya BRIN I Wayan Susi Dharmawan dan Budi Hadi Narendra mengatakan restorasi hutan rawa gambut harus diawali dengan perencanaan yang matang agar degradasi yang dialami tidak semakin parah. Untuk itu, perlu dukungan informasi ekologi, terutama struktur dan komposisi hutan eksisting serta dinamika regenerasi tegakannya agar dapat mengoptimalkan upaya restorasi tersebut. Melalui serangkaian penelitian yang dituangkan dalam kerangka acuan kerja (KAK) diharapkan juga akan diperoleh dukungan Iptek dalam perencanaan restorasi hutan rawa gambut, meliputi aspek hidrologis, pemilihan jenis tanaman, dan upaya konservasi tanah dan air lahan gambut.

Kerja sama antara BRIN dengan RMU itu menggabungkan dua kekuatan yaitu BRIN yang memiliki jajaran periset ilmuwan yang pakar di bidangnya serta RMU melalui Katingan Mentaya Project dapat menyediakan bahan baku dan bahan pendukung penelitian yang melimpah di lapangan. "Kami percaya bahwa hasil riset ini, yang akan dilakukan selama tiga tahun, akan membawa banyak pengetahuan dan temuan baru yang sangat berharga dalam upaya restorasi hutan gambut di Indonesia. Niscaya, hal ini akan membawa manfaat dalam pemulihan kondisi lingkungan di Indonesia bagi generasi penerus kita kelak," tutup Taryono. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat