visitaaponce.com

Pemerintah Dorong Pemanfaatan Biomassa dalam Transisi Energi

PEMERINTAH berupaya untuk mempercepat transisi dari batu bara ke energi terbarukan dengan proposisi unik dari tenaga terdistribusi biomassa sebagai co-firing agent.

Ke depan, pembangkit listrik tenaga biomassa dapat memainkan peran penting dalam mencapai target energi terbarukan, termasuk energi biomassa berbasis kayu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian LHK Agus Justianto mengungkapkan kebutuhan Energi Biomassa Berbasis Kayu ditargetkan sekitar 60 juta ton per tahun, dan saat ini masih di bawah kapasitas.

"KLHK mendukung program pemanfaatan biomassa dengan mempromosikan hutan tanaman untuk pengembangan energi dan mengoptimalkan limbah kayu dari hutan dan industri kayu," kata Agus di Paviliun Indonesia COP27 UNFCCC, di Sharm El Sheik, Mesir Selasa (7/11)

Baca juga: Washington Post Soroti Keberhasilan RI Turunkan Angka Deforestasi

Kementerian ESDM bersama Kementerian LHK, Kementerian Keuangan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pemerintah daerah, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menyusun peraturan tentang pengembangan kebijakan biomassa untuk energi. Hal ini mencakup sistem insentif dan disinsentif untuk pengembangan biomassa untuk energi.

"Kami berharap regulasi tentang biomassa untuk mendukung upaya co-firing dapat segera diberikan," ujar Agus.

Sementara itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Indika Nature, PLN dan ITMG juga turut mendorong pemanfaatan biomassa berbasis kayu dalam transisi energi. Dukungan Kemenko Marves ditegaskan oleh Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti.

Dalam paparan yang disampaikan, Nani memaparkan The Needs to Restore Degraded Lands in Indonesia While Creating Economis Opportunity.

Dalam paparan ini, dipaparkan luas hutan produksi 1,3 juta hektare dan sedikitnya 32 unit bisnis kehutanan merupakan potensi pemanfaatan hutan lestari yang dapat menghasilkan biomassa berbasis kayu.

"Bahkan dengan skema multiusaha kehutanan, pemanfaatan hutan industri dapat lebih dioptimalkan," imbuh dia.

Tidak hanya dari pengelolaan hutan produksi, lahan-lahan tidak produktif seperti lahan ex pertambangan juga dapat diberdayakan sebagai lahan untuk pengembangan industri biomassa berbasis kayu.

"Begitu juga pemulihan lahan ini dapat dipercepat dengan budidaya tanaman energi seperti kaliandra, agar lahan terdegradasi tetap bisa memiliki nilai ekonomi melalui biomass berbasis kayu," ucapnya.

Didampingi perwakilan Indika Nature, Dominicus Wimbuh Wibowo, dan perwakilan ITMG, Ignatius Wurwanto, Nani menjawab keraguan media perihal kekhawatiran pengembangan biomassa akan menambah eksploitasi hutan alam.

"Pengembangan biomassa berbasis kayu akan menggunakan pemanfaatan hutan produksi dan pemanfaatan lahan yang rusak dan tidak produktif, sehingga tidak perlu melakukan alih fungsi dari hutan alam," ucapnya. (Ata/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat