visitaaponce.com

Yuk Mengenal Homo Wajakensis, Sejarah dan Ciri-Ciri

Yuk Mengenal Homo Wajakensis, Sejarah dan Ciri-Ciri
Seorang sejarawan menunjukkan fosil yang diduga tulang manusia purbakala di Tulungagung, Jawa Timur.(ANTARA/Arief Priyono)

SALAH satu potensi wisata heritage di JawaTimur adalah situs purbakala penemuan fosil manusia purba Homo Wajakensis di Desa Wajak, Tulungangung, Jawa Timur.

Wisata heritage atau wisata pusaka merupakan kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, peninggalan budaya, kesenian, serta filosofi.

Wisata heritage juga dapat didefinisikan sebagai perjalanan untuk menikmati tempat-tempat, artefak-artefak dan aktifitas-aktifitas yang secara otentik mewakili cerita/sejarah orang-orang terdahulu maupun saat ini.

Baca juga: Ini Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia

Lalu, apa yang dimaksud dengan Homo wajakensis? Bagaimana ciri-cirinya?  Berikut adalah penjelasan lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber. 

Sejarah Homo wajakensis

Homo wajakensis atau Manusia Wajak adalah manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. 

Fosil Homo wajakensis ditemukan Van Rietschoten pada 24 Oktober 1888 (Theunissen, 1989 dalam Storm, 1995) di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Dilansir dari Wikipedia, pada 31 Oktober 1888 C.Ph. Sluiter menerima surat dari Van Rietschoten yang kemudian dibacakan dalam pertemuan Koninklijke Natuurkundige Vereniging (Royal Society of Natural Sciences) pada 13 Desember 1888. 

Van Rietschoten menjabarkan bahwa fosil tengkorak tersebut ditemukan saat eksplorasi pertambangan marmer, meskipun kondisi tengkorak hancur, terdapat empat gigi geraham yang masih menempel di rahang. 

Pada 21 Desember 1888, Sluiter mengirim surat tentang kabar penemuan fosil tersebut ke Eugene Dubois, yang pada saat itu sedang melakukan penelitian di Sumatra. 

Pada 11 April 1889, Sluiter membacakan reaksi Dubois terhadap kabar tersebut pada pertemuan Royal Society of Natural Sciences. Dubois menyebutkan Manusia Wajak lebih mirip ke tipe Papua daripada tipe Malay. 

Dubois kemudian berangkat ke Jawa dan, pada 9 Juni 1890, Dubois melakukan ekskavasi di lokasi penemuan tengkorak Manusia Wajak oleh van Rietschoten (Wajak-1). 

Hasil ekskavasi tersebut hanya menemukan tulang hewan yang diduga merupakan rusa. Ekskavasi dilanjutkan pada akhir September 1890 hingga Oktober 1890 dan Dubois berhasil menemukan spesimen Manusia Wajak (Wajak-2) serta fragmen-fragmen dari berbagai jenis mamalia.

Temuan Wajak menunjukkan bahwa, sekitar 40,000 tahun yang lalu, Indonesia sudah didiami Homo sapiens, yang rasnya sukar dicocokkan dengan ras-ras pokok yang terdapat sekarang, hingga manusia Wajak dapat dianggap sebagai suatu ras tersendiri. 

Diperkirakan dari manusia Wajak inilah sub-ras Javanese Indonesia dan turut pula berevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang.

Menurut laman Kemendikbud, fosil Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B.D. van Rietschoten pada 1889, di Desa Wajak, Tulungagung. Temuan manusia purba jenis ini juga tercatat sebagai yang pertama di Asia. 

Fosil Homo Wajakensis yang ditemukan terdiri dari tengkorak, rahang bawah, serta beberapa bagian tulang leher. Fosil tersebut dideskripsikan berjenis kelamin perempuan, dengan usia sekira 30 tahun. 

Setahun berselang atau pada 1890, Dubois menemukan fosil manusia purba jenis serupa, juga dilokasi yang sama. Fosil temuan Dubois terdiri dari tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang paha, serta tulang kering. 

Penelitian menyimpulkan bahwa fosil Homo Wajakensis temuan Dubois berjenis kelamin laki-laki, dan terindikasi memiliki otot yang terlihat jelas. 

Susunan gigi fosil temuan Dubois diklaim dapat menyentuh tekstur atas dan bawah saat menutup mulut. Mengacu fosil tulang pahanya, disimpulkan bahwa Homo Wajakensis kedua memiliki tinggi sekira 173 cm (Sejarah Indonesia, 2014:27).

2. Ciri-ciri Homo wajakensis

Homo Wajakensis setelah berevolusi memang disebut punya kemiripan dengan ras Mongoloid, sub-ras Melayu Indonesia. Tidak hanya itu, Homo Wajakensis juga turut dikaitkan dengan terbentuknya keturunan ras Austroloid. 

Berikut ciri-ciri Homo Wajakensis, dikutip dari laman Kemendikbud: 

  • Memiliki volume otak sekitar 1630 cc. 
  • Memiliki tulang tengkorak, rahang atas-bawah, serta tulang paha dan tulang kering. 
  • Muka datar dan lebar. 
  • Rahang tergolong padat dan memiliki gigi yang besar. 
  • Tinggi tubuh sekitar 173 cm. (OL-1)


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat