visitaaponce.com

Jurnalis dan Kredibilitas Pemberitaan Harus Terus Dijaga di Era Global

Jurnalis dan Kredibilitas Pemberitaan Harus Terus Dijaga di Era Global
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Ade Alawi pada Media Gathering Industrialis Hulu Migas Bersama Wartawan Kepulauan Anambas, Kepri(MI/HENDRI KREMER)

MAHKOTA jurnalis terletak pada dipercayanya atau tidak suatu media. Karena itu, media harus menjunjung tinggi kredibilitas pemberitaannya.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Pemberitaan dan Penanggung Jawab Media
Indonesia Ade Alawi dalam acara Media Gathering dan Diskusi Industrialis Hulu Migas Bersama Wartawan Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, di Batam. Kamis (17/11).

"Media umumnya akan bersinggungan dengan masalah sosial, hukum, dan
profesional. Mau tidak mau, media wajib menjunjung tinggi
kredibilitas beritanya," tambahnya.

Sebab, lanjut dia, perkembangan dunia saat ini semakin cepat dan
diperlukan kepercayaan oleh masyarakat. Contohnya, ada sebuah kasus yang telah diselesaikan di Dewan Pers. Namun yang  bersangkutan tetap meneruskan kasus di hukum perdata.

"Ini yang harus menimbulkan kehati-hatian kita sebagai wartawan dalam
mengeluarkan pemberitaan," tandasnya.

Lebih jauh, Ade menjelaskan, di dalam Pasal 6 UU Pers No.40/1999 sudah
ditetapkan bahwa peran pers itu meliputi harus memenuhi hak masyrakat
untukmengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong
terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati
kebhinekaan.

Untuk itu, lanjut dia, jurnalis harus mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. Juga termasuk melakukan pengawasaan, kritik, koreksi juga saran-saran gunanya untuk kepentingan umum dan yang paling penting adalah guna memperjuangkan
keadilan dan kebenaran. "Itu landasan pokok dalam pemberitaan pers," tegasnya.

Hadir dalam acara itu mantan jurnalis dan seorang content creator
Denny Batubara, dan juga akademisi Irwansyah dari Universitas
Indonesia.

Irwansyah dalam acara itu menyatakan terlepas dari permasalan yang timbul, seorang wartawan juga harus memikirkan bagaimana dapur harus ngebul. Untuk itu wartawan harus kreatif dalam mengumpulkan pundi-pundi cuan.

"Kalau tidak ratusan yang masuk Pengadilan Agama tuntutan cerai yang
diajukan istri wartawan itu," katanya.

Menanggapi hal itu, Denny yang dulunya mantan koresponden mengatakan
peluang untuk mendapatkan cuan dari berbagai kontent adalah salah satu
jawabannya.

Ada berbagai Platform yang dapat dicoba wartawan antara lain Youtube,
Instagram, Tiktok, Twiter dan Snack Video. Dia cenderung menggunakan
Platform Snack Video.

Karena penghasilan dari Basic Fee kalau video yang bersangkutan viral.
Dibandingkan dengan Youtube yang penghasilannya datang dari Google
Adsense dan Endorse.

"Kalau di Youtube untuk bersaing saat ini agak sulit. Namun berbeda
dengan snack siapa saja, yang penting video yang kita upload viral,"
katanya.

Denny menegaskan bahwa wartawan harus memisahkan mana yang benar-benar berisi murni konten dan mana yang bernilai berita. (N-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat