visitaaponce.com

Mengapa Stunting Harus Dicegah Ini kata Kepala BKKBN di depan Penyuluh Agama

Mengapa Stunting Harus Dicegah? Ini kata Kepala BKKBN di depan Penyuluh Agama
Kepala BKKBN, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K)(dok.Humas BKKBN)

KEPALA BKKBN, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) memaparkan, pentingnya pencegahan stunting. Indonesia pun telah menargetkan angka stuntung di bawah 14 % pada 2024.

Di Indonesia, jelas Hasto, setiap tahun terdapat 4,8 juta kehamilan dan 1,2 juta diantaranya lahir dan tumbuh dalam keadaan stunting. "Jadi, di negara kita banyak yang hamil, banyak melahirkan, dan banyak stunting. Akibatnya, Human Capital Index negara kita berada pada urutan 130 dari seluruh negara di dunia. Ini perlu dikoreksi," kata Hasto dalam acara yang bertajuk Sosialisasi Dan Pembekalan Bagi Para Penyuluh Agama dalam Percepatan Penurunan Stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (30/11).

Hasto menyatakan, penyuluh agama memiliki peran utama untuk memberikan pesan tentang keluarga dan pecegahan stunting. "Mereka yang mau nikah tidak datang ke penyuluh KB, tetapi ke penyuluh agama, ke KUA," kata dia.

Berdasarkan data BKKBN, pernikahan di Indonesia dalam setahun berjumlah sekitar 2 juta, sedangkan yang hamil 1,6 juta orang.

Ia pun mengingatkan, para calon pengantin untuk mempersiapkan kehamilan paling tidak 75 hari sebelum kehamilan. Pasalnya, sperma diproduksi oleh tubuh selama 75 hari.

Dengan mempersiapkan selama 75 hari, seperti tidak minum alkohol dan tidak merokok, kualitas sperma akan baik. "Sebelum nikah kondisi (kesehatan) harus bagus. Periksa Hb dan periksa lengan atas jangan lupa dilakukan," pesan Hasto.

Setelah itu, Hasto juga mengingatkan pentingnya menjaga 1.000 hari pertama masa kehidupan, yang terbagi dalam 280 hari atau 40 Minggu masa kehamilan dan 720 hari setelah kelahiran. Pada masa itu, gizi ibu dan bayi harus cukup.

Selain masalah stunting, Hasto juga menitipkan kepada para Penyuluh Agama untuk turut mengedukasi masyakat meningkatkan kualitas SDM. Hasto menunjukkan bahwa tingkat kasus mental emosional disorder yang mencapai 9,8%, Napza 5,1% dan Orang Dengan Gangguan Jiwa sebesar 7/1.000 penduduk.

Kepala BKKBN menitipkan konten dan materi terkait stunting kepada 1.008 Penyuluh Agama dari semua agama yang ada di DIY. Mereka terdiri dari 183 Penyuluh Agama PNS dan 825 Penyuluh Agama non PNS. Untuk maksud tersebut BKKBN telah menyusun materi-materi penyuluhan dalam bentuk audio visual yang bisa disimak dan diunduh para penyuluh agama di channel Youtube BKKBN
Official.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin SH MM dalam laporan penyelenggaraan menyampaikan, fokus utama upaya penurunan angka stunting yang dilakukan BKKBN adalah pada pencegahan stunting dengan sasaran program remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur. Mereka perlu dikondisikan agar dapat mempersiapkan perkawinan, merencanakan dan merawat kehamilan, serta
mengasuh anak agar bebas dari stunting. Dalam hal penyiapan perkawinan sebagai awal proses menuju kehamilan, BKKBN mengintensifkan semua jalur-jalur KIE yang bisa dipergunakan.

Penyuluh Agama dan tokoh-tokoh agama dibekali dengan materi audio visual sebagai bahan dalam memberikan penyuluhan. Mereka juga diberi pengenalan Aplikasi Elsimil. Elsimil merupakan singkatan dari Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil.

Aplikasi ini berguna untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kodisi calon pasangan pengantin. Pemantauan kesiapan hamil dengan data-data kesehatan dasar yaitu usia (ideal 21-35 tahun), serta indeks masa tubuh (berat/tinggi badan) yang idealnya 18,5 - 25,0.

Data dasar lain yang harus diinput adalah lingkar lengan atas (ideal di atas 23.5cm) serta kadar Hb yang idealnya berkisar 12 -16 gram/desi liter. Juga data terkait kebiasaan, pasangan tersebut salah satu atau keduanya merokok atau tidak.

Kabid Penerangan Agama Islam, Sigit Waskita menyatakan, Kantor Wilayah sampai Kantor Urusan Agama (KUA) mendukung penuh upaya penurunan stunting dengan memastikan bahwa calon pengantin (catin) yang akan mendaftarkan perkawinan harus sudah mengunduh dan mengisi aplikasi Elsimil.

"Bulan September catin yang menggunakan Elsimil hanya sekitar 5.000 pasang saja. Namun setelah kita turun melakukan monev dan mengumpulkan seluruh Kepala KUA, sampai akhir November ini sudah lebih dari 13.000 catin yang  mendownload Elsimil," terang dia. (OL-13)

Baca Juga: 14 Perguruan Tinggi Keroyok Stunting di Jawa Tengah

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat