visitaaponce.com

TIM KKM 3 Untar Gunakan Lampu LED Hangatkan Tenda Pengungsi Gempa Cianjur

ADANYA gempa di daerah Cianjur, Jawa Barat, membuat kesedihan yang mendalam baik bagi yang terdampak, maupun masyarakat umum. Banyak usaha dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi didaerah tersebut. Masyarakat kitapun tak tinggal diam, secara mandiri masyarakat memberikan sumbangan baik berupa makanan, pakaian, maupun obat-obatan.

Akibat adanya gempa, banyak warga yang meninggal dunia dan rumah penduduk yang rusak sebagian atau rusak total. Bagi warga yang rumahnya tidak bisa ditempati lagi, mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian. Tenda-tenda ini merupakan sumbangan dari masyarakat maupun sebagian dari pemerintah. 

Untuk makan sehari-harinya tersedia dapur umum yang dikelola oleh warga setempat, dengan beras, lauk, dan mie instan yang tiada hentinya datang dari masyarakat. Sungguh luar biasa animo masyarakat untuk selalu menyumbang dan menyumbang, disamping memang sudah ada sumbangan dari pihak pemerintah yang dipantau langsung oleh Presiden Jokowi.

Setelah lebih dari sebulan warga terdampak gempa masih tetap menghuni di tenda-tenda, mereka tetap sebagai pengungsi karena rumah-rumahnya tidak dapat ditempati lagi (saat ini sedang dalam usaha renovasi oleh pemerintah) atau sebagian warga masih trauma dengan kejadian gempa awal maupun gempa susulan.

Kondisi tenda pengunggsi, jika malam hari sebagian besar gelap dan hanya ada penerangan seadanya. Hal ini karena sumber listrik PLN sebagian tidak bisa menjangkau ke tenda pengungsi. Lingkungan sekitar tenda juga gelap dan becek jika kebetulan terjadi hujan deras. 

Keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan anak harus bisa menyesuaikan dengan semua kondisi yang ada. Bagi orang tua harus tetap menjalankan kehidupan sehari-hari dengan apapun keadaannya. Bagi anak-anak sekolah, mereka terpaksa tidak bisa bersekolah karena sebagian gedung sekolah juga rusak. Anak-anak akhirnya harus tetap belajar di tenda-tenda darurat ini. 

Untunglah, sifat gotong royong masyarakat tiada surut, sumbangan-sumbanganpun tetap berdatangan, termasuk dari perguruan tinggi negeri maupun swasta, yang dengan segala upaya dan keilmuannya berusaha untuk memberikan bantuan belajar bagi anak-anak ini. 

Selain juga memberikan pelayanan pascagempa untuk menghilangkan traumatik dan sedikit hiburan, Universitas Tarumanagara, melalui Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia juga memberikan berbagai sumbangan dan layanan. 

Sumbangan dan layanan itu dipusatkan di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Tim dari semua fakultas yang ada di Untar, menjalankan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dengan sangat antusias dan sesuai filosofi kata pengabdian. 

Salah satu tim, KKM 3 (KKM, Kegiatan Kemandirian Masyarakat), menyampaikan sumbangan berupa pemasangan lampu-lampu LED di sebagian tenda-tenda pengungsi, yaitu tenda untuk mushola, tenda untuk belajar, tenda untuk kesehatan bayi, dan tenda untuk aktivitas lain. 

Baca juga : Ini Manfaat Gotong Royong dalam Kehidupan Sehari-hari

“Tenda-tenda saat ini pada malam hari terlihat terang, sehingga dapat sedikit memberikan kemudahan dalam berkegiatan,” Endah Setyaningsih, salah satu tim dosen KKM3 Untar.

Suplei listrik untuk pencahayaan berasal dari dua genset (generator set) berkapasitas masing-masing 3000 VA yang dipasang cukup jauh dari tenda, untuk mengurangi dampak bisingnya. 

Penggunaan lampu LED (TL-LED), dipilih karena faktor hemat energinya (Candra dkk, 2018 Jurnal Muara Sains, Teknologi, dan Ilmu Kesehatan, Palaloi, 2015, Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan).

Selain pencahayaan untuk di dalam tenda, pencahayaan juga untuk lingkungan/jalan setapak antar tenda-tenda/pencahayaan luar ruang. 

“Pencahayaan lingkungan ini menggunakan lampu LED rantai (lampu LED gantung outdoor, yang biasanya untuk kafe luar ruang) warna warm white yang berjarak satu meter untuk setiap satu fitting, dipasang dengan tiang-tiang bambu yang mengelilingi tenda,” imbuh Viny Christiani Mawardi yang juga tim dosen KKM3 Untar.

Pemasangan lampu di tenda dan lingkungan luar tenda, serta pemilihan warna warm white yang memberi kesan warna kuning hangat dari lampu LED ini (SNI 6197:2020 dan Setyaningsih, 2020, Kompas.com) diharapkan dapat memberikan rasa nyaman dan menimbulkan rasa hangat bagi warga pengungsi. 

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengungsi, setelah adanya pemasangan lampu-lampu LED ini, mereka merasakan hangatnya cahaya ditenda, dan semoga juga menjadi hangat/terang pikiran dan dihati para pengungsi. 

“Rasa hangat itu diharapkan dapat menciptakan semangat, semangat hidup dan semangat menjalani apapun yang Tuhan berikan kepadanya,” pungkas Yohanes Calvinus, tim dosen KKM 3 Untar. 

Tim KKM 3 Untar yang berasal dari Teknik Elektro dan Teknik Informatika, terdiri dari Endah Setyaningsih, Viny Christiani Mawardi, Yohanes Calvinus, James Sugianto Effendy, Putra Lukita, Ghrisya Yohana Margaretha, dan Ferdyansyah. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat