visitaaponce.com

Batuk Berdahak Bisa Jadi Gejala Tuberkulosis

Batuk Berdahak Bisa Jadi Gejala Tuberkulosis
Dokter memeriksa pasien penyakit Tuberkulosis (TBC) di RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/11/2022).(ANTARA/ARIF FIRMANSYAH)

GEJALA Tuberkulosis (TB) terkadang masih dianggap enteng oleh masyarakat karena dinilai hanya gejala batuk biasa sehingga telat untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter spesialis paru RS Persahabatan dan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan mengimbau sebaiknya tidak menganggap remeh batuk berdahak apalagi yang sampai mengeluarkan darah karena bisa jadi merupakan indikasi TB yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis, spesies bakteri patogen dalam famili Mycobacteriaceae.

Indikasi utama tuberkulosis paru mengalami batuk berlebih, mengeluarkan bercak darah, tidak fit seperti lemah, stamina berkurang, dan yang paling khas adalah berkeringat di malam hari disertai dengan nafsu makan berkurang sehingga berat badan turun.

Gejala batuk yang terjadi adalah berdahak dan bukan bersifat lama, melainkan hilang dan tiba-tiba timbul kembali sehingga pasien merasa hanya batuk biasa atau normal saja. 

Baca juga: Sejuta Manfaat Vitamin K dan Bahaya Kekurangannya

"Yang perlu dipahami adalah, orang normal itu tidak batuk sehingga jangan menyepelekan batuk berdahak. Jika batuk berulang lebih dari 2 minggu, demam tidak terlalu tinggi, keringat dingin di malam hari, dan sebagainya mungkin ada yang salah," kata Erlina dalam Podcast TB TV, Sabtu (24/12).

Jika batuk berdahak dan demam didiamkan maka bisa membuat dada sesak dan ada kelainan di paru sehingga akan menjadi sesak. Jika sudah merasakan gejala dari TB sebaiknya segera melakukan konsultasi kepada dokter. "Jika dilakukan rontgen maka terlihat bahwa ada bercak atau menyerupai awan atau flek paru. Nantinya pasien juga dilakukan pemeriksaan X-Ray dan dahak untuk menentukan bahwa penyebabnya adalah kuman TB," ujarnya.

Indonesia menjadi negara dengan peringkat nomor 2 di dunia dengan pasien TB terbanyak setelah India. Kasus TB di Tanah Air per 2021 mencapai 969 ribu kasus dari penduduk 270 juta orang. Menurut Erlina, penanganan TB sebagai penyakit hanya 40 persen untuk masalah medis/sains, selebihnya masalah non medis. Masalah nonmedis contohnya, pengobatan TB paling lama 6 bulan sedangkan sebagian pasien tidak memiliki biaya untuk berobat berkala tiap 2 minggu sekali.  (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat