visitaaponce.com

Kunci Mitigasi Gempa Bumi Pada Bangunan dan Masyarakat

Kunci Mitigasi Gempa Bumi Pada Bangunan dan Masyarakat
Ilustrasi simulasi saat terjadinya gempa bumi(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

MEWUJUDKAN bangunan tahan gempa dan meningkatkan pemahaman masyarakat soal penyelamatan saat gempa bumi menjadi kunci dari aksi mitigasi. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan Indonesia bisa belajar dari Jepang untuk hal tersebut.

"Jepang pada 1981 telah melakukan revolusi secara besar-besaran soal keamanan gempa. Ini di seluruh bangunan di Jepang harus dipastikan tahan gempa dengan pengawasan yang sangat ketat," kata Daryono dalam acara Refleksi Gempa Tahun 2022, Bekal Siaga di Masa Mendatang, Jumat (30/12).

Hasilnya, imbuh dia, sangat terlihat. Pada tahun 2009, wilayah Sruga, Jepang, mengalami gempa dengan kekuatan 6,4 magnitudo. Dari kejadian itu, korban meninggal dunia tercatat hanya satu orang. Di sisi lain, gempa dengan karakteristik serupa pernah melanda Yogyakarta pada 2006 silam. Namun, gempa Yogya menelan sebanyak 5.800 korban jiwa.

"Dengan karakteristik gempa yang sama, jumlah penduduk yang mirip hingga karakter geologis yang mirip, korban gempa sangat jauh. Ini bukti bangunan tahan gempa adalah solusi," tutur dia.

Baca juga: BMKG Catat Ada 10.792 Kali Gempa di Tahun 2022

Selain itu, Jepang juga memberikan pembelajaran yang baik terkait pemahaman menyelamatkan diri masyarakat saat gempa. Berdasarkan survei yang dilakukan Jepang saat kejadian gempa Kobe pada 1995, sebanyak 34,9% masyarakat menyelamatkan diri sendiri. Sementara 31,9% masyarakat ditolong oleh anggota keluarga, 28,1% ditolong oleh teman atau tetangga, 2,6% ditolong oleh orang yang lewat dan hanya 1,7% yang ditolong oleh tim penyelamat.

"Ini artinya apa? Pengetahuan penyelamatan saat terjadi gempa sangat penting bagi yang tinggal di daerah rawan gempa. Yang berkegiatan di kantor, rumah, tempat bekerja perlu mengetahui cara selamat ini," ungkapnya.

Daryono melanjutkan, dalam melakukan mitigasi, hal yang tak kalah penting ialah mengetahui sejarah kegempaan yang pernah terjadi di wilayah masyarakat tinggal.

"Kita perlu mengenal sumber gempa di daerah masing-masing. Apakah rumah kita di dekat jalur sesar, apakah ada sejarahnya. Jika kita paham, itu akan meningkatkan kesiapsiagaan kita dan mendorong masyarakat untuk membuat bangunan tahan gempa," pungkas dia.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat