Melihat Sistem Monitoring Karhutla untuk Cegah Kebakaran
![Melihat Sistem Monitoring Karhutla untuk Cegah Kebakaran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/2b2258d561f7bb449f1982036163e454.jpg)
PENANGANAN kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia terus mengalami perbaikan setiap tahunnya. Pada 2022 saja, luasan karhutla menurun menjadi 204 ribu hektare dari yang tadinya 358 ribu hektare pada 2021. Salah satu yang digencarkan pemerintah dalam menangani karhutla ialah dengan melakukan monitoring hotspot. Adapun, posko pusat pengendalian karhutla seluruh Indonesia bisa kita temui di salah satu ruangan kecil di gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta Pusat.
Posko itu terletak di gedung utama KLHK. Ketika masuk ke sana, kita bisa melihat sejumlah monitor besar yang melakukan pemantauan titik panas di seluruh Indonesia menggunakan citra satelit. Sub Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Israr Albar mengungkapkan, posko itu telah dijalankan sejak 25 tahun lalu dengan berbagai perkembangan teknologi hingga saat ini.
Baca juga: IDEC 2023 Siap Usung Transformasi Ketahanan Kesehatan Gigi
Baca juga: Komnas Perempuan Desak Percepatan RUU PPRT untuk Disahkan
"Pada tahun 1997 sampai 1998 kami memantau setiap hari hotspot yang ada menggunakan satelit NOAA. Dan itu kami kirimkan by fax ke semua provinsi yang ada hotspotnya. Lalu seiring perkembangan zaman, kami buat yang namanya Yahoo group, hingga sekarang bisa menggunakan website," kata Israr saat ditemui Media Indonesia, Jumat (20/1).
Ia melanjutkan,berkat kolaborasi KLHK, LAPAN, BNPB dan BMKG, saat ini sendiri pemantauan titik panas secara in time bisa diakses bukan hanya oleh pihak-pihak yang berkepentingan, tapi juga oleh seluruh masyarakat melalui website sipongi.menlhk.go.id. Adapun, dalam website itu memuat sejumlah informasi mengenai jumlah titik panas hingga keberadaan titik panas itu. Data-data yang disajikan dalam website itu berasal dari satelit NASA-MODIS, NASA-SNPP dan NASA-NOAA20.
"Jadi di sini kita bisa liat apakah titik panas itu memiliki confidence high, medium atau low. Kalau high itu di atas 80% berarti kita yakin akan terjadi kebakaran. Tapi kalau low confidence bisa jadi bukan kebakaran," imbuh dia.
Data-data titik panas itu, lanjut dia, kemudian akan ditindaklanjuti oleh Manggala Agni yang ada di 34 daerah operasional di 11 provinsi. Manggala Agni yang kemudian akan melakukan pengendalian apabila terjadi kebakaran.
Israr mengakui, dengan berkembang pesatnya teknologi, penanganan karhutla di Indonesia bisa lebih cepat dilakukan. Pasalnya, pemantauan bisa dilakukan secara realtime dan dapat dilihat oleh semua orang yang mengakses aplikasi maupun website tersebut.
Selain menggunakan website sipongi, BMKG juga mengembangkan sebuah sistem perangkat yang bisa memperkirakan potensi kebakaran sampai dengan tujuh hari ke depan. "Tidak hanya Indonesia tapi juga sampai negara ASEAN yang di utara. Ada beberapa warna yang akan menjadi indikator, yaitu merah, kuning, hijau dan biru," ucap dia.
Meskipun telah memiliki sistem monitoring yang canggih, Israr mengakui masih ada kendala yang ditemui di lapangan. Di antaranya yakni terbatasnya sumber daya manusia di lapangan untuk melakukan penanganan karhutla.
"Kendalanya, kalau misalkan bulan Juni atau Juli akan ratusan yang merahnya dan kuningnya. Karena kita keterbatasan resoruches di lapangan, mana yang harus kita prioritaskan. Kalau misalnya di peta dekat pemukiman itu kita priorotaskan. Itu sebenarnya yang menjadi kendala saat ini," ucap dia. (H-3)
Terkini Lainnya
Tradisi Buka Kebun Bakar Lahan Masih Terjadi di Babel
Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan Selama 8 Hari untuk Cegah Karhutla di Riau
BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla di Kalbar
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
Kebakaran Hutan di Gunung Bromo Berhasil Dipadamkan, Penyebabnya Masih Misteri
Karhutla di Trans Kalimantan Berhasil Dipadamkan
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
KLHK: Luas Karhutla di Triwulan Pertama 2024 Capai 10 Ribu Hektare
Antisipasi Karhutla, KLHK Andalkan Modifikasi Cuaca dan Kerahkan Manggala Agni
BMKG Deteksi 609 Titik Panas Membara di Pulau Sumatra
Kebakaran Hutan Ekstrem Melanda Riau, Sangat Mudah Terbakar
Hadapi Karhutla 2023, Ini Strategi Pemerintah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap