NasDem Desak Kemendikbudristek Punya Strategi Pendidikan Seksual yang Tepat bagi Remaja
![NasDem Desak Kemendikbudristek Punya Strategi Pendidikan Seksual yang Tepat bagi Remaja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/7d81ff7733bc539bd78e90f4ba677eaa.jpg)
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi (Kemendikbudristek) harus segera memformulasikan pendidikan seksual yang tepat 'ala Indonesia'. Hal itu karena di beberapa wilayah marak permintaan dispensasi nikah di kalangan remaja.
"Dispensasi nikah ini sebagai konsekuensi Indonesia tidak punya perangkat yang kuat baik dari segi kebijakan maupun strategi aksi terhadap fenomena hamil muda di luar pernikahan. Pendidikan seksual yang tepat dan komprehensif mutlak dibutuhkan sebagai bagian dari strategi preventif dari segala persoalan yang menyangkut kesehatan reporoduksi, ketahanan keluarga, dan mengurangi angka perceraian, serta kesehatan ibu dan anak," kata Ketua DPP Partai NasDem Bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini dalam keterangannya, akhir pekan lalu.
Anggota DPR periode 2014-2019 tersebut mengungkapkan bahwa angka dispensasi nikah karena hamil duluan dari Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPA) cukup tinggi yakni 55 ribu pengajuan. Angka tersebut tersebar di seluruh daerah dengan empat provinsi pengajuan dispensasi nikah tertinggi yaitu di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
"Angkanya cukup tinggi, dan kalau fenomena ini dibiarkan akan menyebabkan eskalasi remaja yang hamil di luar nikah di masa mendatang. Untuk itu, sebagai langkah awal Kemendikbudristek harus mempunyai cetak biru pendidikan seksual yang tepat agar bisa diadaptasi dari khasanah budaya timur," jelasnya.
Pendidikan seksual yang tepat menurut Amel ialah pola yang mengelaborasi bukan hanya pendekatan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi juga ilmu agama, kesehatan, dan sosial ekonomi. Dinas pendidikan dapat menjadi fasilitator dengan memperkuat pola interaksi yang kuat antara konseling sekolah dan orang tua dengan pelatihan formal pendidikan seksual.
"Keluarga menjadi komunitas terkecil langkah preventif pernikahan remaja di luar nikah. Nilai ini harus tertransfer sempurna melalui komunikasi kuat antara anggota keluarga. Di lingkungan sekolah, pelatihan pendidikan seksual untuk orang tua murid dan guru-guru perlu diaplikasikan dan dioptimalkan dengan tujuan menambah pengetahuan terkait reproduksi, pemahaman gender, hak dan kewajiban, serta bahaya perilaku seks bebas," pungkas Amelia lagi. (RO/O-2)
Terkini Lainnya
Menikah Lagi, Istri Mantan Bupati Lombok Tengah Laporkan Suaminya ke Polisi
Yuk, Pahami Ancaman Stunting dan Cara Pencegahannya
1.000 Siswa SMA Ikuti Bimbingan Kemenag, Cegah Nikah Dini
Soal Pernikahan Anak, Anies Baswedan Tegaskan Ikuti Aturan Usia Minimum 19 Tahun
Pencegahan Kawin Anak Jadi Perhatian Pemerintah di 2024
Edukasi Stunting di Pamekasan Tekankan Cegah Pernikahan di Usia Remaja
Kasus Perundungan dan Narkoba di Kalangan Remaja Jadi Perhatian Khusus
Tren Pebbling di Kalangan Remaja, Mengapa Generasi Muda Terpesona?
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Paris Hilton Mengaku Dicekok Obat-obatan dan Dilecehkan
Di Balik Tren Pick Me, Mengapa Remaja Berusaha Terlihat Berbeda?
Apa yang Dimaksud dengan Sadfishing dan Mengapa Remaja Melakukannya?
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap